banner 728x250

Kebutuhan Cairan & Prosedur Tindakan Keperawatan

Foto : Ilustrasi kebutuhan cairan tubuh pada pasien/ Doc. Freepik.com

Mediaperawat.id – Dalam menentukan kebutuhan cairan dan beberapa prosedur keperawatan maka terlebih dahulu kita harus tahu apa saja sistem yg berperan dalam menentukan kebutuhan cairan dan elektrolit. Nah, kali ini kita akan coba bahas mengenai hal itu, simak ya.!

A. Sistem Yang Berperan Dalam Kebutuhan Cairan & Elektrolit

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru, dan
gastrointestinal.

  1. Ginjal
    Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa darah, dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam. Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, sepuluh persennya disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrat glomerulus), kemudian mengalir melalui tubulus renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kgBB/jam.
  2. Kulit
    Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang dipersarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan vasokonstriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan.
    Jumlah keringat yang dikeluarkan bergantung
    pada banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melalui cara radiasi (pemancaran panas ke udara sekitar), konduksi (pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi (pengaliran udara panas ke permukaan
    yang lebih dingin). Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat ini suhu dapat diturunkan dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu lingkungan, dan kondisi suhu tubuh yang panas.
  3. Paru
    Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible water loss (IWL) kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.
  4. Gastrointestinal
    Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari. Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui sistem endokrin, seperti sistem hormonal (antidiuretik hormon-ADH), aldosteron. prostaglandin, glukokortikoid, dan mekanisme rasa haus.
  5. Antidiuretic hormone (ADH)
    Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus di hipofisis posterior. yang menyekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel
  6. Aldosteron
    Hormon ini berfungsi sebagai absorpsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses sekresi aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin renin.
  7. Prostaglandin
    Prostaglandin merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfungsi merespons radang, mengendalikan tekanan darah dan kontraksi uterus, serta mengatur pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.
  8. Glukokortikoid
    Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
  9. Mekanisme rasa haus Mekanisme rasa haus diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara merangsang pelepasan renin yang dapat menimbulkan produksi angiotensin II sehingga merangsang hipotalamus untuk rasa haus.

Baca Juga : Konsep Manusia Dan Teori Kebutuhan Dasar Manusia

Sumber :

  • Hidayat, A. Aziz Alimul. & Uliyah, Musrifatul. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba Medika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *