banner 728x250

Konsep Supervisi Dalam Keperawatan

Foto : Ilustrasi supervisi dalam keperawatan/ Dok. Freepik.com

Mediaperawat.id – Hi Sobat Meper, kalian pasti tidak asing lagi mendengar kata-kata Supervisi, yups, kali ini kita coba sharing buat kalian terkait konsep Supervisi Keperawatan itu sendiri seperti dikutip dari I. Wayan Sudarta Dkk, 2019. dalam buku Manajemen Keperawatan : Teori & Aplikasi Praktik keperawatan.

1. Pengertian

Supervisi berasal dari kata super (bahasa Latin yang berarti diatas) dan videre (bahasa Latin yang berarti melihat). Bila dilihat dari asal kata aslinya, supervisi berarti “melihat dari atas“. Pengertian supervisi secara
umum adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh “atasan” terhadap pekerjaan yang dilakukan “bawahan” untuk kemudian bila ditemukan masalah, segera diberikan bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya.

Supervisi adalah suatu aktivitas pengawasan ang biasa dilakukan untuk memastikan bahwa suatu proses pekerjaan dilakukan sesuai dengan yang seharusnnya. Dalam aktivitas supervisi ini pihak yang melakukan
supervisi disebut supervisior. Seorang supervisior dituntut untuk dapat menguasai paling tidak dua hal penting agar proses supervisi menjadi bernilai tambah, yaitu kemampuan teknis sesuai proses pekerjaan yang ditangani dan kemampuan managemen (Simamora,2012).

Supervisi merupakan bagian yang penting dalam menejemen serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam manajemen keperawatan. Sehingga untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan supervisi dari seorang manajer keperawatan. Swansburg 1999 dalam Suyanto, 2009 mengatakan bahwa, supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-tugas keperawatan. Dimana supervisor merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar serta mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat.

Supervisi atau pengawasan adalah proses pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan untuk memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan sesuai tujuan organisasi dan standar yang telah ditetapkan (Keliat Anna, 2006).

Baca Juga : Struktur Organisasi MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional) Keperawatan

Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan yang cakap dalam bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi, kegiatan yang dilakukan diharapkan sesuai
dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang, dan menciptakan hasil seperti yang diinginkan (Keliat Anna,2006).

Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tapi lebih diartikan sebagai pengawasan partisipatif, yaitu mendahulukan penghargaan terhadap pencapaian atau hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih belum dapat dilakukan. Dengan demikian, bawahan tidak merasakan bahwa ia sedang dinilai. Namun, ia juga dibimbing untuk melakukan pekerjaannya dengan benar (Keliat Anna,2006).

2. Tujuan Supervisi

Menurut (Keliat Anna,2006), tujuan pelaksanaan supervisi adalah :
a. Tujuan Umum

Memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada perawat dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses pelayanan asuhan keperawatan.

b. Tujuan khusus

  • Meningkatkan kinerja perawat dalam perannya sebagai pelayanan asuhan keperawatan sehingga berhasil membantu pasien untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
  • Meningkatkan efektifitas sistem pelayanan keperawatan sehingga berdaya guna, berhasil guna dan keefektifan sarana dan efisiensi prasarana untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.
  • Meningkatkan kualitas pengelolaan pelayanan situasi secara umum.

3. Manfaat Supervisi

Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Supervisi dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
  1. Supervisi dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja. Peningkatan efisiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.

Baca Juga : Contoh Kegiatan Pengorganisasian Layanan Keperawatan

Sumber :

  • I. Wayan Sudarta Dkk, 2019. Manajemen Keperawatan : Teori & Aplikasi Praktik keperawatan. Cetakan I. Gosyen Publishing: Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *