banner 728x250

Mengenal Konsep KB (Keluarga Berencana) dalam Keperawatan

MediaPerawat.id-Keluarga Berencana adalah suatu sistem untuk mengatur dan merencanakan kapan dan berapa jumlah anak yang diinginkan dalam sebuah pernikahan. Hal ini sangat dianjurkan dan memang banyak manfaat yang dirasakan, kuantitas sedikit tapi lebih bermutu itu lebih baik dari pada kuantitas banyak tapi mutunya kurang. Penggunaan KB dapat memplaning masa depan anak dan juga tentang gizi anak tentunya lebih terjamin karena sudah ada perencanaannya.

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialamioleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi.

Source : Freepik.com

Pelayan keluarga berencana perlu mendapat perhatian serius, karena dengan mutu pelayan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tiap keluarga. Hal ini sehubungan dengan UU No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

A. Konsep Dasar Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana (KB)
Menurut WHO, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:

  • Mendapatkan objektif tertentu.
  • Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
  • Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.
  • Mengatur interval diantara kehamilan
  • Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri
  • Menentukan jumlah anak dalam keluarga

Menurut UU no. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera

Baca juga : Mengenal Pemeriksaan “PAPSMEAR”

Menurut Depkes, 1999, program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat tercapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.

2. Tujuan Keluarga Berencana

  • Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia
  • Terciptanya penduduk yang berkualitas, SDM yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga

3. Ruang Lingkup Program KB
Ruang lingkup program KB meliputi:

  • Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
  • Konseling
  • Pelayanan kontrasepsi
  • Pelayanan infertilitas
  • Pendidikan sex
  • Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
  • Konsultasi genetik
  • Tes keganasan
  • Adopsi

4. Kegiatan / Cara Operasional Pelayanan KB

Pelayanan komunikasi, informasi, dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok atau penyuluhan dan penerangan masa melalui media cetak maupun elektronik. Dengan hal itu, pengetahuan masyarakat dalam ber KB melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera)

5. Pelayanan komunikasi infomasi dan edukasi (KIE)

  • Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB

Dengan dikembangkannya program reproduksi KB para wanita baik calon ibu maupun ibu dapat mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu pengembangan pergerakan KB yang semakin mandiri dan pergerakan keluarga sehat sejahtera serta pergerakan keluarga sadar HIV/AIDS.

Yang dimaksud reproduksi sehat adalah keadaan sehat fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan system dan fungsi proses reproduksi. Bukan hanya itu, berdasarkan perkawinan sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material selaras serta seimbang antar anggota keluarga. Pengayomannya bisa melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia) agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi atau kegagalan.

  • Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah

PSM ditonjolkan dengan pendekatan masyarakat serta kerjasama institusi pemerintah (dinas kesehatan, BKKBN, Depag, RS, puskesmas).

  • Pendidikan KB

Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatiahan, baik petugas KB, bidan, dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan.

4. Metode Keluarga Berencana

  • Pendidikan KB

Kontrasepsi yang melibatkan sediaan hormon esterogen dan progresteron tersedia dalam beberapa sistem pemberian; kontrasepsi oral “pil”, injeksi dengan kerja lama, dan susuk intradermal.

  • Kontrasepsi Oral

Kontrasepsi oral adalah agens hormonal yang terdiri atas kombinasi esterogen dan progestin atau hanya progestin. Kontrasepsi ini terutama bekerja level sistem saraf pusat untuk menghambat ovulasi dengan menekan FSH dan LH. Secara sekunder, perkembangan endometrium, motilitas tuba, dn lendir serviks terpengaruh. Di bawah pengaruh progestin, lendir serviks menjadi tebal, kental, dan tidak reseptif terhadap spermatozoa.

Baca juga : Masalah Kesehatan Reproduksi pada Remaja Perempuan

Kontrasepsi oral tidak melindungi terhadap HIV atau PMS lain. Kontrasepsi oral dapat berperan pada angka PMS lebih tinggi karena biasanya metode barier tidak digunakkan, dan wanita dapat meningkatkan aktivitas seksual jika mereka terlindung dari kehamilan yang tidak diharapkan.

Sejumlah besar kontrasepsi oral tersedia dengan kombinasi dosis esterogen atau progestin yang berbeda. Terdapat tiga tipe :

  • Trifasik, yang mengandung 2-3 kombinasi esterogen dan progestin yang berbeda.
  • Pil Kombinasi, yang mengandung esterogen dan progestin, tersedia pada dosis standar/rendah (mikro).
  • Hanya Progestin (minipil)
  • Susuk Norplant

Susuk Norplant adalah kontrasepsi hormonal subdermal keja lama yang disetujui oleh food and drug adminitration (FDA) untuk digunakan di Amerika Serikat tahun 1991. Sistem norplant terdiri atas 6 kapsul membran silastie, masing-masing mengandung 35 mg levonorgestrel, suatu jenis progestin. Keenam kapsul tersebut dipasang melalui subdermal pada lengan atas wanita, yang memberikan kontrasepsi yang efektif sampai lima tahun.

Sistem norplant sangat efektif dalam pencegahan kehamilan. Angka kehamilan dalam tahun pertama adalah 0,2% dengan angka tahunan 0,8/100 pengguna selama 5 tahun. Angka ini lebih baik daripada angka kehamilan pada kontrasepsi oral dosis rendah mendekati angka kehamilan padda sterilisasi tuba, tetapi norplant bersifat reversible. Wanita yang beratnya > 70kg lebih cenderung mengalami kehamilan ; angka kehamilan mereka per tahun adalah 1,7/100 pengguna norplant lebih dari lima tahun (Pollack, 1991). Wanita yang dapat menggunakan metode ini adalah sebagai berikut:

  • Mempunyai anak, tetapi tidak menginginkan sterilisasi tuba
  • Mengalami efek samping akibat penggunaan kontrasepsi oral kombinasi
  • Ingin menunda kehamilan selama beberapa tahun
  • Mengalami kegagalan kontrasepsi dengan metode lain
  • Memunyai kesulitan untuk mengingat minum pil setiap hari
  • Menyusui dan minimal enam minggu setelah kelahiran
  • Berusia lebih dari 35 tahun dan merokok
  • Masa reproduksinya terhambat dan memiloh untuk tidak menggunakan metode yang mengandung esterogen
  • Keuntungan Norplant adalah efek yang berlangsung lama, reversible,   tidak mengganggu hubungan seksual dan tidak memiliki efek samping esterogen, efektivitas tinggi, dan tidak membutuhkan kontrol pengguna.
  • Kerugian Norplant adalah perlu dipasang dan dicabut, tampak dibawah kulit, dan menstruasi menjadi tidak teratur.

Efek samping dan Kontra Indikasi

  • Perdarahan pervagina yang tidak terdiagnosis
  • Trombophlebitis aktif atau gangguan tromboembolik
  • Kehamilan
  • Penyakit hati
  • Penyakit arteri koroner atau cerebrovaskular
  • Kanker payudara

Medroksiprogesteron Asetat

  Medoksiprogesteron Asetat (Depo-Provera) disetujui untuk digunakan sebagai kontrasepsi sejak tahun 1992. Bentuk injeksi progesteron kerja lama, efektivitasnya dpat sebanding dengan efektivitas sterilisasi. Depo-Provera hampir memunyai efek kontrasepsi segera setelah injeksi, dengan mencegah ovulasi, dan mengentalkan lendir serviks untuk menghasilkan barier terhadapa penetrasi sperma. Dosis kontrasepsi adalah 150 mg tanpa memerhatikan berat badan. Metode ini terutama cocok untuk wanita berikut ini :

  • Mengalami kesulitan untuk mengingat pil setiap hari atau kesulitan menggunakan metode lain.
  • Telah memiliki anak, tetapi tidak ingin sterilisasi.
  • Mempunyai kontraindikasi terhadap esterogen atau kontrasepsi oral.
  • Memunyai masalah kesehatan kronis (Sickle Cell, Diabetes, Ginjal, Hipertensi, Gangguan kejang).
  • Peminum obat-obatan teratogenik seperti isotretinoin dan obat anti kejang.
  • Keuntungan : Depo-Provera mengurasi risiko kanker endometrium dan ovarium dan dapat memperbaiki endometriosis. Depo-Provera menurunkan aktivitas kejang dan krisis sel sabit.

Perubahan siklus menstruasi. Sebagian besar wanita akan mengalami amenore, spotting (bercak darah) dan perdarahan mestruasi yang tidak teratur

  • Efek Samping Minor

Adalah peningkatan berat badan rata-rata 2kg per tahun, kerontokan atau pertumbuhan rambut, mual, pusing, sakit kepala, perubahan mood, dan kemungkinan depresi. Mengkin terjadi penurunan fungsi libido.

Kontra Indikasi

  • Masalah Trombotik Aktif
  • Penyakit Hati Aktif
  • Perdarahan Pervagina yang tidak terdiagnosa
  • Kehamilan yang diketahui atau dicurigai terjadi
  • Riwayat stroke, infark miokardium, kanker payudara

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

              AKDR adalah alat kecil yang biasanya fleksibel yang dipasang oleh profesional perawatan kesehatan kedalam rongga uterus. AKDR menncegah kehamilan terutama dengan pencegahan fertilisasi. AKDR menghambat motilitas sperma dan mempercepat tranport ovum di tuba. Respons inflamasi lokal dan produksi prostaglandin mengganggu aktivitas enzimatik endometrium dan aktivitas hormonal. Dengan AKDR yang mengandung progestin, terdapat juga supresi endometrium dan produksi lendir serviks yang kental yang menghambat transport sperma. AKDR sedikit kurang efektif daripada kontrasepsi oral.

Efek Samping dan Kontra Indikasi : Efek samping AKDR yang sering dilaporkan adalah peningkatan aliran mesntruasi, menore, dan spooting diantara menstruasi.

Sungkup Serviks

              Sungkup serviks adalah metode kontrasepsi barier, mempunyai kubah berukuran ¼ sampai 1 ½ inci, terbuat dari karet lembut dengan tepi lentur. Sungkup serviks terpasang secara pas pada serviks dan terpasang dengan isapan antar tepi tudung serviks dan dasar serviks. Sekitar 1/3 bagian dalam sungkup diisi oleh spermisida. Tidak perlu tambahan spermisida untuk pengulangan hubungan seksual. Apabila terpasang pada posisi tepat, sungkup adalah barier terhadap sperma yang memasuki serviks. Sungkup dapat dipasang beberapa jam sebelum berhubungan seksual dan harus tetap terpasng minimal 8 jam setelah hubungan seksual berakhir. Sungkup dapat dipakai selama 48 jam. Jika dibiarkan lebih lama, sungkup menyebabkan bau vagina menyengat.

  1. Efek Samping

Masalah yang timbul dapat terjadi trauma serviks atau vagina akibat pemasangan atau pelepasan atau penggunaan sungkup yang berkepanjangan. Dapat terjaddi gangguan aliran normal lendir serviks atau darah menstruasi.

  • Kontra Indikasi

Kontra indikasi dalam penggunaan sungkup serviks :

  1. Infeksi virus papiloma serviks.
  2. Penyakit radang panggul akut atau  servisitis.
  3. Pendarahan pervagina yang tak terdiagnosis.
  4. Papsmear abnormal.
  5. Alergi terhadap karet atau spermisida.
  6. Tidak mampu mempelajari pemasangan daan pelepasan
  7. Kondom Pria

Kondom adalah sarung tipis dari karet lateks atau jaringan kolagen yang telah diproses yang dipasang pada penis untuk berperan sebagai barier mekanis untuk mencegahh sperma masuk ke vagina. Kondom diletakkan dibatang penis setelah ereksi.  Sebelum menarik penis dari vagina, kondom tetap dipasang pada penis sehingga tidak terlepas di vagina. Kondom melindungi dari PMS (Penyakit Menular Seksual), kondom dapat mencegah neoplasma serviks.

Efek Samping : Reaksi alergi terjadi pada sejumlah kecil pria atau wanita. Efek samping psikologis dapat meliputi penurunan sensasi bagi pria dan merasa keberatan untuk memaasang kondom karena mengganggu stimulasi seksual.

Kontra indikasi

  • Alergi terhadap lateks atau kolagen.
  • Ketidakmampuan mempertahankan ereksi.
  • Ketidakmampuan untuk mengunakan secara tepat.

KB Alamiah ( KB Kalender)       

       Metode KB sederhana Alamiah (tanpa alat) adalah metode kontrasepsi berdasarkan pada kesadaran untuk memulai atau mengakhiri masa keuburan dari siklus menstruasi perempuan.

              Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA system kalender.

              Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar. Dengan penggunaan system kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat merencanakan setiap kehamilannya.  Sebelum menggunakan metode ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada setiap wanita tidaklah sama. Untuk itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi.

Cara Penerapan Metode Kalender

Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali dalam sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau  sesudah  hari ke-14 dari haid yang akan datang.  Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani sperma selama 48-72 jam. Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:

  • Pre Ovulatory Infertility Phase (masa tidak subur sebelum ovulasi)
  • Fertility Phase ( Masa subur)
  • Post Ovulatory infertility Phase ( masa tidak subur setelah ovulasi)

Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidaklah sama. Untuk itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini cara dan menghitung masa subur:

  • Bila Siklus Haid Teratur (28 hari )
  • Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1
  • Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 siklus haid.

Contoh:

Seorang istri mendapat haid mulai tanggal 9 januari. Tanggal 9 januari dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 januari dan hari ke-16 jatuh pada tanggal 24 januari. Jadi masa subur yaitu tanggal 20 hingga 24 januari. Pada tanggal tersebut suami istri tidak boleh bersenggama.

  • Bila Siklus Haid Tidak Teratur
  • Catat jumlah hari dalam siklus haid selama 6 bulan (6 siklus menstruasi). Untuk mengetahui siklus haid terpanjang dan terpendek.
  • Masukan dalam rumus: jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurang 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur.

Rumus: Hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek – 18

  • Masukan dalam rumus: jumlah hari terpanjang dalam 6 kali siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.

Rumus : Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11

Contoh:

Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai dari pertama haid sampai haid berikutnya).

Langkah 1 : 25 – 18 = 7

Langkah 2 : 30 – 11 = 19

Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.

  • Manfaat Metode kalender atau pantang berkala

Dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.

  1. Manfaat kontrasepsi : Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
  • Keuntungan Metode kalender atau pantang berkala

      Mempunyai keuntungan sebagai berikut:

  1. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
  2. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
  3. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam  penerapannya.
  4. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
  5. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat  menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
  6. Tidak memerlukan biaya.
  7. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
  • Keterbatasan Metode Kalender

Metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:

  1. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
  2. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
  3. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
  4. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
  5. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
  6. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
  7. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
  • Efektifitas Metode kalender

Metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun. Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:

  1. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
  2. Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
  3. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
  4. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya
  5. Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.

(DOK/LA)

Daftar Referensi :

Griffin, deborah koniak, dkk. Keperawatan maternitas kesehatan wanita, bayi dan  

keluarga. 2003. edisi 18 vol 1. EGC : Jakarta

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.  Pustaka Sinar

Harapan : Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *