Teknologi informasi dan komunikasi tak hanya membawa perubahan untuk kegiatan sosial ekonomi, namun juga dunia kesehatan. Dengan adanya perkembangan ini, muncul istilah telenursing pada keperawatan. Telenursing adalah bagian dari telehealth. Yuk, kita kenali lebih dekat apa itu telenursing!
Menurut Asiri (2016), telenursing adalah penggunaan teknologi untuk memberikan asuhan keperawatan dan praktek keperawatan jarak jauh kepada pasien yang bertujuan untuk memperbaiki perawatan kesehatan. Sementara menurut Amudha, Nalini, Alamelu, Badrinath dan Sharma (2017), telenursing didefinisikan sebagai perpaduan layanan telekomunikasi dan keperawatan setiap kali ada jarak fisik yang substansial antara perawat atau antara pasien dan perawat. Menurut Lee, Chen, Haiso (2007), telenursing merupakan metode baru dalam melakukan asuhan keperawatan. Bentuk telenursing meliputi penggunaan website, media sosial, telepon, mobile phone, dan video interaktif atau video call, dalam memberikan perawatan pada pasien.
Baca Juga : Ragam Intervensi Gangguan Napas Pada Anak
Menurut Bagus (2015), salah satu teknologi yang digunakan untuk telenursing adalah telepon selular. Namun ada juga konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara yang memakai peralatan video conference. Saat ini, media yang digunakan dalam telenursing sangat beragam. Penelitian memberikan contoh menggunakan short message service (SMS) sebagai media edukasi. Misalnya pilot study yang menunjukkan hasil bahwa pesan teks dapat menjadi pendekatan yang bermanfaat untuk meningkatkan manajemen diri diabetes pada populasi perkotaan African Americans (Dick et al. 2011), dan komunikasi yang sering via SMS dapat diterima oleh pasien DM, serta membantu meningkatkan outcome kesehatan yang diharapkan (Shetty et al. 2011). Media telenursing antara lain:
- Telepon ( telepon seluler )
- Personal Digital System (PDA)
- Mesin faksimili (faks)
- Internet
- Video atau audio conferencing
- Teleradiolog
- Komputer sistem informasi
- Teleborotic
Contoh telenursing lain adalah telepon triase. Telepon triase ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kunjungan pasien di rumah sakit. Biasanya yang melakukannya adalah seorang perawat. Menurut American Academy of Ambulatory Care Nursing (AAACN) dapat disimpulkan bahwa kegiatan dalam telepon triase yaitu memberikan penilaian keperawatan, memberikan perawatan, memberikan pendidikan kesehatan dan konseling, memberikan rujukan ke sumber daya kesehatan lain, mengimplementasikan protokol khusus berdasarkan kondisi pasien, mengevaluasi tindakan.
Menurut Britton et all (1999), keuntungan telenursing yaitu :
- Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
- Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
- Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
- Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi.
- Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
Baca Juga : Manfaat Vaksin Booster Bagi Manusia
Menurut Rufo (2011), telenursing dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif.
Terlepas dari keuntungan telenursing, ada pula kendalanya. Yaitu :
- Membutuhkan sumber daya perawat yang memiliki kemampuan teknologi, namun masih kurang peminatnya.
- Teknologi informasi dan pemanfaatan komputer layanan keperawatan membutuhkan banyak biaya. Hal ini sulit diwujudkan oleh suatu masyarakat yang berada di negara berkembang seperti di Indonesia.
Sementara itu menurut Jensen (2011), perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan teknologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :
- Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga.
- Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya.
- Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email.
- Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
Sebenarnya tujuan telenursing tidak untuk membentuk diagnosis medis melainkan lebih fokus pada informasi, dukungan, dan meningkatkan pengetahuan. Harapannya dengan telenursing, perawat mampu melakukan monitoring, memberikan pendidikan kesehatan, follow up, pengkajian dan pengumpulan data, melakukan intervensi, memberikan dukungan pada keluarga serta perawatan yang inovatif dan kolaborasi. Perawat melakukan pengkajian lanjutan, perencanaan, intervensi, dan evaluasi terhadap hasil perawatan dalam penerapan telenursing.
Telenursing sangat mungkin diterapkan di Indonesia. Mengingat akses kesehatan dan pembangangunan kesehatan di Indonesia yang belum merata. Yang menjadi tantangan adalah telenursing membutuhkan biaya, sumber daya dan infrastruktur.
Hal tersebut memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak terkait dalam instansi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik, puskesmas dan yang lainnya untuk meningkatkan SDM keperawatan khususnya mengenai teknologi informasi dan komunikasi keperawatan sehingga nantinya telenursing bisa direalisasikan dan dapat membantu masyarakat khususnya yang mempunyai permasalahan atau penyakit kronis.
Yang harus diperhatikan antara lain sumber daya manusia kesehatan khususnya keperawatan, sarana dan prasarana teknologi informasi yang memadai dan sesuai, tersedianya panduan dan standar praktek bagi telenurse atau SOP dan algoritma serta kode etik dan perlindungan telenursing.Bagaimana menurut teman – teman? Apakah dapat melihat masa depan yang lebih baik untuk pelayanan kesehatan dengan telenursing ini?
Referensi :
Fadhila, R., & Afriani, T. (2020). Penerapan Telenursing Dalam Pelayanan Kesehatan: Literature Review. Jurnal Keperawatan Abdurrab, 3(2), 77-84. http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/837/689
Silalahi, R. D. (2020). Peran Pemimpin Dalam Perkembangan Teknologi Informasi Telenursing Yang Menjadi Trend Isu Keperawatan. ( https://osf.io/268db )
Adiputra, A. B. B. APLIKASI MEDIA TELENURSING PADA TATA LAKSANA DIABETES MELLITUS: SEBUAH SCOPING REVIEW. Journal of Islamic Nursing, 4(1), 83-89.
DOK/AF