banner 728x250
Opini  

Mental Illness Jadi Trend di Kalangan Remaja

Freepik.com

Dewasa ini mungkin mental illness bukan lagi hal tabu di kalangan masyarakat Indonesia. Sebelumnya mental illness atau gangguan kesehatan mental kerap mendapat stigma negatif di masyarakat sehingga banyak penderitanya di pasung, dikurung, di asingkan, dkucilkan, di anggap memalukan, di rawat secara tidak manusiawi, dan lainnya. Namun akhir – akhir ini berbeda, mental illness seolah menjadi trend di kalangan masyarakat khusus nya remaja saat ini. Terdapat banyak jenis – jenis mental illness seperti depresi, gangguan kecemasan, anorexia, skizofrenia, bipolar, halusinasi dan masih banyak lagi.

Bagi yang belum mengetahui mental illness atau gangguan kesehatan mental merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kondisi sekitarnya, ketidakmampuan dalam menyelesaikan sebuah masalah sehingga menimbulkan stress yang berlebihan mengakibatkan kesehatan mental seseorang akan rentan dan akhirnya dinyatakan menderita gangguan kesehatan mental atau mental illness. Sehingga pengertian dari gangguan kesehatan mental adalah kondisi seseorang yang memiliki gejala – gejala gangguan kejiwaan. Adapun faktor penyebab gangguan kesehatan mental yaitu terbagi dalam tiga faktor. Yang pertama faktor somatogenik terdiri dari neroanatomi, nerofisiologi, nerokimia, tingkat kematangan dan perkembangan organic juga faktor – faktor pre dan perinatal. Kemudian yang kedua adalah faktor psikogenik yaitu meliputi interaksi misalnya ibu dan anak yang abnormal seperti tidak memiliki rasa percaya, peranan ayah, peranan adik kakak, intelegensi, hubungan dalam keluarga, pekerjaan, kehilangan yang menyebabkan rasa bersalah serta depresi. Yang terakhir adalah faktor sosiogenik merupakan kestabilan keluarga, pola mengasuh anak, ekonomi keluarga, pengaruh rasial keagamaan serta nilai – nilai yang menjadi pedoman. Ketiganya menjadi faktor terjadinya gangguan kesehatan mental, karena sifat manusia yang utuh dimana system diri manusia merupakan sebuah esatuan sehingga sangat memungkinkan bahwa penyebab gangguan kesehatan mental atau mental illness merupakan kombinasi dari kegita faktor yang ada dengan satu kategori menjadi penyebab utamanya (Putri, Wibhawa, & Gutama, 2015).

Baca Juga : Trend Traveling Nurse Di Luar Negeri

Gangguan kesehatan mental saat ini seolah menjadi lelucon dan bukan lagi hal serius, banyak orang menyepelekan gangguan kesehatan mental karena sudah menganggap gangguan kesehatan mental itu biasa dan siapapun bisa “ngaku – ngaku”. Sering kali di jumpai di kalangan remaja masa kini mereka merasa bahwa dirinya akan dianggap keren jika memiliki mental illness atau gangguan kesehatan mental apalagi yang sangat popular saat ini adalah bipolar. Gangguan bipolar itu sendiri adalah perubahan mood atau suasana hati secara drastis dari posisi terendah depresif, tertekan, tertinggi hingga ke maniak. Maka bisa di katakan bipolar adalah mood swing yang ekstrim. 

Sedih sedikit langsung ngaku punya penyakit mental hasil self diagnose bermodalkan cocokologi dengan google atau youtube tanpa berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. Padahal mental health ini bukan suatu hal yang bisa dipermainkan karena mempengaruhi kestabilan emosi seseorang. Mental health itu penting untuk kita jaga dan kendalikan, karena sesungguhnya diri kita adalah milik kita. maka dari itu jika kalian merasa mengalami gangguan kesehatan mental sebaiknya segera periksakan ke psikolog, psikiater atau dokter spesialis jiwa, bisa juga ke lingkungan terdekat seperti bimbingan konseling di sekolah atau di kampus. Kamu juga bisa terbuka soal apa yang sedang kamu rasakan kepada orang tua atau orang terdekatmu agar bisa di tangani lebih lanjut dan mendapatkan solusi yang pas dan tidak asal – asalan. 

Baca Juga : Pendidikan Seksual Untuk Anak, Dianggap Tabu. Padahal Penting Lho!

Mirisnya, disisi lain masih banyak juga orang tua yang mengabaikan kesehatan mental anaknya karena dianggap kurang dekat dengan tuhan hingga kerasukan setan, sehingga solusi yang orangtua berikan kepada anak adalah beribadah, mendekatkan diri kepada tuhan dan lainnya yang di sangkut pautkan dengan agama. Maka diperlukan adanya edukasi lanjut terkait mental health untuk segala kalangan khususnya orangtua dan remaja, menyamakan persepsi sehingga tidak ada lagi self diagnose yang dilakukan anak dan juga tidak ada lagi persepsi orang tua mengenai mental illness yang di kaitkan dengan keagamaan atau ketuhanan. Karena kedua hal tersebut berbeda. Kita tidak bisa memukul sama rata mental seseorang dengan lainnya, apalagi orang tua seharusnya menjadi garda terdepan bagi anaknya yang mulai merasakan atau bahkan mengalami mental illness. 

Ingat, konsultasi ke psikolog, psikater atau bimbingan konseling dan jangan self diagnose ya!

(DOK/NB)

Referensi :

Putri, A. W., Wibhawa, B., & Gutama, A. S. (2015). KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT INDONESIA (PENGETAHUAN DAN KETERBUKAAN MASYARAKAT TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN MENTAL).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *