Inilah Ketoasidosis Diabetes Militus Yang Perlu Diwaspadai

Foto : Freepik.com Ketoasidosis Diabetes Militus

mediaperawat.id Ketoasidosis diabetik (KAD) atau yang dikenal juga sebagai ketoasidosis diabetikum merupakan komplikasi diabetes melitus (DM) yang ditandai dengan tingginya kadar keton di dalam tubuh. Salah satu tanda khas pada kondisi ini adalah tercium bau napas seperti asam yang menyengat atau bau buah-buahan. KAD paling sering ditemukan pada penderita DM tipe I terutama pada anak-anak dan cukup jarang terjadi pada penderita DM tipe 2.

Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit menahun yang sudah sering terjadi. Pada penderita DM, kadar glukosa darah (gula darah) seseorang meningkat melebihi rentang normal. DM dapat menyerang hampir seluruh sistem tubuh manusia, mulai dari kulit sampai jantung yang menimbulkan komplikasi. KAD adalah salah satu komplikasi DM yang terjadi secara mendadak (akut) dan mengancam nyawa. Oleh karena itu, penderita KAD memerlukan diagnosis dan tatalaksana yang cepat.

Apa Saja Penyebabnya ?

Glukosa adalah sumber energi bagi sel otot serta jaringan tubuh maupun otak sehingga sangat penting bagi kesehatan. Insulin memainkan peran penting untuk membantu penyerapan glukosa pada sel tubuh. Pada kondisi KAD terjadi resistensi insulin yakni kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan insulin atau hormon insulin yang tidak berfungsi secara optimal. Akibatnya terjadi  penumpukan glukosa dalam darah.

Glukosa yang tidak dapat digunakan oleh sel menyebabkan pemecahan protein dan lemak tubuh untuk dibakar menjadi energi. Proses ini akan menghasilkan produk residu yaitu benda keton. Keton yang menumpuk di dalam darah dapat meningkatkan keasamanan darah dan menurunkan pH darah, akibatnya tubuh mengalami asidosis metabolik.

Baca Juga : Kriteria Diabetes Mellitus

Apa Saja Faktor Risiko?

  • Terdapat penyakit infeksi, seperti infeksi saluran kemih (ISK), pneumonia.
  • Tidak dapat mengontrol gula darah dengan penggunaan insulin dan obat-obatan diabetes.
  • Menggunakan dosis insulin yang terlalu rendah.
  • Mengalami trauma emosional dan stress.

Bagaimana Gejalanya ?

Gejala yang sering dijumpai pada ketoasidosis diabetik tubuh terasa lemas dan lelah, otot terasa kaku serta tercium bau napas aseton yaitu bau yang tercium asam menyengat atau bau buah-buahan. Mual, muntah, nyeri perut, turgor, dan perubahan kesadaran juga dapat ditemukan pada kondisi ini. Tak hanya itu, pernapasan yang cepat dan dalam (kussmaul) juga dapat terjadi akibat pH darah yang menurun.

Apa Saja Pemeriksaan yang Harus Dilakukan ?

Untuk menegakkan diagnosis KAD, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut:

  • Pemeriksaan Darah Lengkap, meliputi kadar gula darah, kadar keton darah, analisis gas darah (AGD), dan kadar elektrolit darah
  • Pemeriksaan urine, untuk melihat kadar keton urine dan kemungkinan infeksi saluran kemih.
  • Rontgen dada, untuk melihat kemungkinan adanya infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia.
  • Elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa denyut jantung pasien

Apa Saja Komplikasi nya ?

Komplikasi yang dapat terjadi akibat dari ketoasidosis diabetik diantaranya

  • Rendahnya kadar gula darah (hipoglikemia) akibat pengobatan dengan insulin.
  • Rendahnya kadar kalium (hipoglikemia) akibat pengobatan insulin dan diuretik (kelebihan cairan).
  • Pembengkakan otak (edema otak) akibat penurunan kadar gula darah yang terlalu cepat.
  • Kerusakan ginjal atau organ tubuh lain akibat kehilangan cairan tubuh secara berlebihan

Bagaiaman Cara Pencegahannya ?

Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah ketoasidosis diabetikum antara lain

  • Pastikan individu dengan KAD untuk selalu minum obat antidiabetes dan menggunakan insulin sesuai dengan jadwal.
  • Ubah kadar insulin sesuai dengan kebutuhan berdasarkan petunjuk dokter.
  • Lakukan olahraga secara rutin.
  • Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
  • Cukupi kebutuhan cairan tubuh dan rehidrasi sesuai kebutuhan.
  • Periksa kadar gula darah.
  • Periksakan diri ke dokter dan fasilitas layanan kesehatan, jika mengalami infeksi, stress, terserang penyakit lain, serta ketika kadar gula darah lebih tinggi dari biasanya

Sumber Referensi

IDAI, 2017. Panduan Praktik Klinis Ikatan Dokter Anak Indonesia: Ketoasidosis Diabetik dan Edema Serebri pada Diabetes Melitus Tipe-1. 1 ed. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Goetra, W, and Gde Agung Budiyasa, D. 2020. ‘Penatalaksanaan Ketoasidosis Diabetik (KAD)’, Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam, FK Unud/RSUP. Sanglah Denpasar. 11 (2), pp.126-134

Exit mobile version