Media Perawat – Berikut kami sajikan materi tentang Jenis Cairan Infus berdasarkan Buku Saku Praktik Klinik Keperawatan yaitu :
1. Jenis Cairan Berdasarkan Osmolaritas Serum
a. Cairan Hipotonik
- Cairan dengan osmolaritas lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion lebih rendah dibandingkan serum)
- Fungsi : menurunkan osmolaritas serum, sehingga cairan ditarik dari pembuluh darah keluar ke jaringan, digunakan pada keadaan sel yang dehidrasi
- Komplikasi: kolaps kardiovaskular, peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK)
- Contoh : NaCl 45%, Dekstrosa 2.5%
b. Cairan Isotonik
- Cairan dengan osmolaritasnya mendekati serum, sehingga terus berada pada pembuluh darah
- Fungsi : mengembalikan tekanan dara pada pasien yang mengalami syok hipovolemik
- Komplikasi : resiko overload, khususnya penderita gagal ginjal dan hipertensi
- Contoh : Ringer Laktat, NaCL 0,9%, Asering
c. Cairan Hipertonik
- Merupakan cairan dengan osmolaritas lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektronik dari jaringan dan sel ke pembuluh darah
- Fungsi : menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urine, mengurangi edema (bengkak)
- Contoh : Dekstros 5%, NaCL 45% Hipertonik, Dekstrosa 5% + Ringer Laktat
2. Jenis Cairan berdasarkan Konsentrasi
a. Kristaloid
1). Asering
Cairan untuk mengatasi syok hipovolemik, asidosis, dehidrasi, pasien dengan demam, DBD,luka bakar, syok himoragik, trauma
2). KA-EN1B
Cairan awal yang diberikan bila status elektrolit belum diketahui pada kasus emergency, < 24 jam pasca operasi, dan bayi prematur
3). KA-EN 3A & 3B
Cairan rumatan untuk memenuhi kebutuhan harian cairan dan elektrolit tubuh dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, digunakan pada keadaan asupan oral terbatas
4). KA-EN MG3
Cairan rumatan untuk memebuhi kebutuhan cairan dan elektrolit harian dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, digunakan pada pasien pasca operasi (< 24-48 jam)
5). KA-EN 4A
Cairan rumatan untuk bayi dan anak tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium.
b. Koloid
1). Albumin
Merupakan jenis cairan yang digunakan sebagai terapi cairan pada kejadian hipoproteinemia (yang disebabkan oleh penurunan produksi maupun oleh peningkatan destruksi/ kehilangan albumin). Dimana kejadian hipoproteinemia dapat membahayakan penderita akibat terjadinya gangguan keseimbangan cairan/ tekanan onkotik dan rangkaian penyakit/ kelainan yang ditimbulkan. Beberapa kasus membutuhkan perhatian khusus sebelum diberikan albumin (dosis dan algoritma pemberian) seperti sepsis, multitrauma, gangguan peredaran darah otak, ekslamsia, pankreatitis akut, sindroma nefrotik, gangguan hati dan ginjal
2). Gelofusin
Merupakan jenis cairan keloid yang diindikasikan pada pasien-pasien perioperatif, pasien dengan luka bakar, pasien dengan trauma, pasien dengan DSS atau re-syok, maupun sebagai pengganti plasma sebelum transfusi darah tersedia.
Sumber: Aris N. Ramdhani, DKK. 2018. Buku Saku Praktik Klinik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
(Dok/DN)