Mengenal Alopesia Dan Tanaman Herbal Untuk Alopesia

@Ilustrasi/Freepik.com

Mediaperawat.id – Kehilangan rambut atau kebotakan disebut dengan alopesia. Kerontokan rambut (hair loss / alopesia) bukan merupakan kondisi kelainan serius tetapi sering dampak yang serius pada kesehatan mental dan kualitas hidup seseorang. (McElwee dan Sinclair, 2008). Alopesia dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu Noncicatricial (dapat bersifat reversible), Cicatricial, dan alopesia akibat ketidaknormalan pada rongga rambut. Noncicatricial alopesia juga digolongkan kembali menjadi beberapa jenis yaitu telogen effluvium (perontokan rambut/shedding), androgenetic alopecia (kebotakan umum), alopecia areata (kerontokan rambut yang berulang dan bersifat terisolasi / hanya pada bagian tertentu dari rambut kepala) dan traction alopecia (disebabkan oleh rambut yang ditarik) (Mulinari-Brenner dan Bergfeld, 2003). Androgenetic alopecia dan Alopesia areata merupakan jenis Alopesia yang menjadi penyebab kerontokan rambut yang umum (Hariani dan Jusuf, 2017).

Pada kondisi alopesia, androgenic alopecia (androgenetic alopecia atau AGA) merupakan tipe kondisi kerontokan rambut paling umum yang meyerang sejumlah besar pria maupun wanita. AGA dapat muncul sejak usia remaja, namun biasanya dimulai pada usia lanjut. Penyakit ini menyerang setidaknya setengah dari seluruh pria pada usia 50 tahun, dan juga menyerang hampir 70% dari seluruh pria berusia 70 tahun. AGA merupakan kelainan secara genetis yang disebabkan oleh berlebihnya aktivitas dari enzim 5- alpha reductase pada folikel rambut (Kumar et al., 2011). Tindakan pertama untuk jenis alopesia ini bisa dilakukan dengan pemberian finasteride oral yang merupakan 5-alpha-reductase inhibitor pada pria, dan pemberian minoxidil topikal 2% atau 5% pada wanita maupun pria (Mulinari-Brenner dan Bergfeld, 2003).

Alopesia areata (AA) adalah penyakit yang ditandai dengan kehilangan rambut dari kulit kepala secara tiba-tiba. AA dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa dan menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan juga tipe jenis rambut. AA merupakan penyakit reversibel tetapi bisa berulang dan tiba-tiba, sehingga membuat kelainan ini sangat tidak terduga dan secara emosional mengganggu meskipun tidak mengancam nyawa. Alopecia areata merupakan kondisi rontoknya rambut yang berulang dan penyebab pastinya belum diketahui. Tetapi bukti-bukti ilmiah yang diperoleh menunjukkan bahwa penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang dimediasi oleh T limfosit. Berhubungan erat dengan reaksi autoimun yang dipacu oleh berbagai macam faktor, antara lain: genetik, epigenetik, fisik, emosional, sosial, serta faktor lingkungan. Karena penyakit ini merupakan kondisi autoimun, maka alopecia areata dapat diasosiasikan dengan penyakit autoimun lain seperti tiroid, vitiligo dan atropi (Mulinari-Brenner dan Bergfeld, 2003).

BACA JUGA : Meditasi Untuk Menurunkan Kadar Tekanan Darah

Administration untuk diberikan sebagai obat alopesia yaitu Minoxidil dan Finasteride. Kedua obat ini pasti memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Sehingga obat herbal menjadi salah satu alternatif yang dapat dipilih. Sudah ada beberapa penelitian untuk menemukan tanaman herbal yang memiliki khasiat anti alopesia. Tetapi jumlah nya belum begitu banyak sehingga data yang diperoleh untuk mengembangkan obat herbal alternatif juga masih sedikit.

Angiopteris evecta , dikenal juga dengan nama pakis gajah di Indonesia dan pakis munding di daerah Sunda merupakan tanaman obat tradisional berkhasiat mengobati kebotakan yang sudah dibuktikan oleh masyarakat di kaki gunung Galunggung (Garut, Jawa Barat) dari generasi ke generasi. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Mustarichie dan kawan kawan pada tahun 2017 menunjukkan bahwa fraksi air dan n- heksan pada ekstrak dari akar pakis munding memiliki aktivitas perangsang pertumbuhan rambut, dan fraksi air adalah fraksi yang memiliki aktivitas paling baik, sedangkan fraksi etil asetat tidak menunjukkan aktivitas yang sama. Kandungan senyawa yang memiliki aktivitas pada pertumbuhan rambut adalah flavonoid, saponin, polifenol dan tanin.

Apium graveolens L. atau seledri di Indonesia merupakan tanaman yang sudah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia. Selain bermanfaat sebagai pelengkap pada masakan, seledri juga memiliki kandungan senyawa utama apigenin dan diketahui memiliki aktivitas sebagai vasodilator yang juga dapat memacu pertumbuhan rambut. Kandungan seledri yang kaya akan ftalides, magnesium, apigenin dan kalium sangat baik untuk pembuluh darah, yang ternyata turut berperan dalam memacu pertumbuhan rambut. Bagian tanaman yang digunakan adalah perasan herba seledri. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kuncari dan kawan kawan pada tahun 2014 menunjukkan bahwa perasan seledri yang dibuat kedalam bentuk sediaan gel menunjukkan aktivitas menambah panjang rambut dan tebal rambut pada tikus putih jantan galur Spraque-Dawley dan juga tidak menunjukkan iritasi. Meskipun dari penelitian ini, erlu dilakukan penelitian lebih lama dalam aktivitas pertumbuhan rambut karena mekanisme kerja seledri yang lambat (Kuncari et al., 2014).

Asiasarum sieboldii, dengan nama simplisia Asiasari Radix dan dikenal dengan nama seshin di Korea, saishin di Jepang, Xixin di Cina dan Chinese wild ginger root dalam bahasa inggrisnya merupakan tanaman herbal yang sudah lama digunakan pada obat obatan tradisional Cina dan Korea untuk mengobati banyak penyakit seperti batuk, sakit gagi, sakit kepala, stomatitis, asma, alergi dan lain lain. Menurut jurnal yang ditulis oleh Ramalingam dan Kim pada tahun 2015, A. sieboldii mengandung volatile oil, fenilpropanoid, nitrogen, terpenoid dan flavonoid. Selain khasiat khasiat diatas, Asiasari Radix juga diyakini memiliki aktivitas perangsang pertumbuhan rambut. Dimana ekstrak etanol dari Asiasari Radix memiliki efek hair growth-promoting yang luar biasa pada tikus (Ramalingan dan Kim, 2015).

Aleurites moluccana atau Kemiri di Indonesia sudah dikenal berkhasiat sebagai penyubur rambut. Bagian yang digunakan adalah biji yang kemudian diolah dan diambil minyaknya. Menurut jurnal yang ditulis oleh Kartika Sari dan Wibowo pada tahun 2016, kemiri mengandung sejumlah zat kimia yang berkhasiat untukmenyuburkan rambut, menghitamkan rambut secara alami. Pembuatan minyak kemiri dilakukan dengan cara kemiri di sangrai, dihaluskan kemudian diperas. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, minyak kemiri dapat mempercepat pertambahan panjang rambut kelinci. Penyebabnya disebabkan oleh kandungan asam lemak pada kemiri yang memicu pertumbuhan rambut (Sari dan Wibowo, 2016).

Carthamus tinctorius atau Kesumba di Indonesia adalah tanaman selanjutnya yang berpotensi menjadi obat anti alopecia. Bagian yang digunakan adalah bunga. Kumar dan kawan kawan melakukan penelitian pada tahun 2011 untuk mengidentifikasi aktivitas 5-alpha reductase inhibitor dan aktivitas penyubur rambut pada 17 tanaman tradisional di Thailand yang memang biasa digunakan oleh masyarakat sebagai obat rambut. Tanaman tersebut di keringkan, digiling dan diekstrasi dengan maserasi menggunakan etil alkohol. Ekstrak ini kemudian diuji aktivitas reduktase inhibitor nya menggunakan enzim dari hati tikus lalu di uji pada tikus C57BL/6. Hasil akhirnya menunjukkan bahwa dari seluruh tanaman, Carthamus tinctorius L. merupakan reduktase inhibitor paling ampuh ketika dibandingkan dengan kontrol positif anti alopecia yaitu finasteride. Penemuan ini dapat mengarah pada pengembangan obat alternatif baru untuk mencegah dan menangani kerontokan rambut (Kumar et al, 2011).

BACA JUGA : 7 Langkah Dukungan Kesehatan Jiwa & Psikososial Pada Masa Pandemi Covid-19

Cocos nucifera atau minyak kelapa, mengandung asam laurat yang memiliki afinitas tinggi dan bobot molekul rendah yang dapat menembus rongga rambut dan merangsang pertumbuhan rambut. Bahasan ini merupakan bahasan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Muhammud dan kawan kawan pada tahun 2014. Menurut jurnal, kandungan berharga dari minyak kelapa yaitu komponen trigliserida dari asam laurat (lauric acid) merupakan nutrient yang baik dan mampu menembus rongga rambut dengan mudah dan memberikan efek hair growth. Minyak kelapa merupakan emulsi dengan tipe lapisan insoluble yang mengandung minyak dan air. Lapisan insoluble nya mengandung asam lemak rantai pendek yang mudah diserap. Minyak kelapa telah lama digunakan dari zaman dahulu untuk meningkatkan penampilan rambut yang sehat. Tetapi karena sifat sifat yang tidak diinginkan seperti bau yang kuat membuatnya sedikit dilakukan oleh masyarakat sebagai obat rambut. Kombinasi minyak kelapa dengan Nigella sativa memberikan hasil terbaik dalam khasiat anti alopecia pada relawan (Muhammud et al., 2014).

Nigela sativa, yang dikenal dengan nama jintan hitam dan habbatusauda di Indonesia, adalah tanaman yang banyak tumbuh di Timur Tengah, Eropa timur dan Asia barat. N. sativa sudah banyak dibahas dalam literatur ilmiah Arab, dan biji nya sering digunakan oleh masyarakat Arab sebagai obat rambut rontok. Menurut jurnal yang ditulis oleh Sudhir dan kawan kawan pada tahun 2016, biji N. sativa mengandung Thymoquinone (TQ) sebagai kandungan aktif utamanya dan memiliki efek anti oksidan dan anti inflammasi dengan cara menginhibisi mediator pro inflamasi seperti siklooksigenase dan prostaglandin D2 (Sudhir et al., 2016).

(DOC/TM)

Sumber :

Hariani, Eva dan Jusuf, Nelva K. 2017. Pengobatan Alopesia Areata Berbasis Bukti. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 29 No. 2 Agustus 2017.

Kumar, Naphatsorn., Rungseevijitprapa, Wandee., Narkkhong, Nual- Anong., Suttajit, Maitree., Chaiyasut, Chaiyavat. 2011. 5 alpha-reductase inhibition and hair growth promotion of some Thai plants traditionally used for hair treatment. Journal of Etnopharmacology 71 96 : 1-7.

Kuncari, Emma Sri., Iskandarsyah dan Praptiwi. 2014. UJI IRITASI DAN AKTIVITAS PERTUMBUHAN RAMBUT TIKUS PUTIH: EFEK SEDIAAN GEL APIGENIN DAN PERASAN HERBA SELEDRI (Apium graveolens L.). Media Litbangkes, Vol. 25 No. 1, Maret 2015, 15 – 22.

McElwee KJ, Sinclair R. 2008. Hair physiology and its disorders. Drug Discov Today Dis Mech 5: 163–171.

Mulinari – Brenner, Fabiane dan Bergfeld, Wilma F. 2003. Hair loss : Diagnosis and management. CLEVELAND CLINIC JOURNAL OF MEDICINE Volume 70 No 8 August 2003.

Muhammud, Adida., Amin, Abd Rahman Mat., Bakar, Rubiah Abu., Jaafar, Ruhana. 2014. The effectiveness of coconut oil mixed with herbs to promote hair growth. International Journal of Ethics in Engineering & Management Education Volume 1 Issue 3 Maret 2014.

Mustarichie, Resmi., Ramdhani, Danni., Iskandar, Yopie. 2017. CHARACTERISTICS AND ALOPECIA ACTIVITY OF PAKIS GAJAH (ANGIOPTERIS EVECTA (G.FORST) HOFFM.) GROWING IN GALUNGGUNG MOUNTAINSIDE, WEST JAVA. Asian J Pharm Clin Res, Vol 10, Issue 11, 2017, 337- 340. Mustarichie, Resmi., Ramdhani, Danni., Iskandar, Yopie. 2017. CHARACTERISTICS AND ALOPECIA ACTIVITY OF PAKIS GAJAH (ANGIOPTERIS EVECTA (G.FORST) HOFFM.) GROWING IN GALUNGGUNG MOUNTAINSIDE, WEST JAVA. Asian J Pharm Clin Res, Vol 10, Issue 11, 2017, 337- 340.

Ramalingan, Mahesh dan Sung-Jin Kim. 2015. Phytochemical, Toxicological and Pharmacological Studies of Asiasari Radix et Rhizoma: A Review. Tropical Journal of Pharmaceutical Research March 2015; 14 (3): 545-554.

Sari, Dani Kartika., Wibowo, Aditya. 2016. Perawatan Herbal pada Rambut Rontok. MAJORITY Volume 5 Nomor 5 Desember 2016.

Sudhir, S. P., Deshmukh, V. O dan H. N. Verma. 2016. NIGELLA SATIVA SEED, A NOVEL BEAUTY CARE INGREDIENT: A REVIEW. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research Volume 7 (8) : 3185 – 3196.

Exit mobile version