Luka merupakan perubahan kontinuitas jaringan secara seluler dan anatomi, yang dapat terjadi pada kulit ataupun mukosa dan berespon pada proses penyembuhan luka. Setiap individu pasti beresiko mengalami luka yang disebabkan oleh cedera atau pembedahan.
Luka dapat menyebabkan gangguan pada fungsi dan struktur anatomi tubuh. Berdasarkan waktu penyembuhannya luka diklasifikasikan menjadi dua yakni luka akut dan kronik.
Luka akut dengan lama proses penyembuhan 2-3 minggu. Luka akut disebabkan adanya cedera mekanikal dan kimiawi. Sementara luka kronis membutuhkan penyembuhan lebih dari 4 minggu (bahkan menimbulkan kecacatan), luka kronik terjadi karena kegagalan pemulihan disebabkan kondisi fisiologis seperti diabetes melitus dan kanker, serta infeksi terus-menerus dan rendahnya pengobatan yang diberikan.
BACA JUGA : Macam Metode Asuhan Perawatan
Proses penyembuhan luka, dapat dikategorikan menjadi tiga yakni healing by primary intention, healing by secondery intention, dan delayed primary healing (tertiary healing).
healing by primary intention: Tepi luka bisa menyatu kembali, permukaan bersih, biasanya terjadi karena suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung dari bagian internal ke eksternal.
healing by secondery intention: Terdapat sebagian jaringan hilang, proses penyembuhan akan berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan sekitarnya.
delayed primary healing (tertiary healing): Penyembuhan luka berlangsung lamat, biasanya sering disertai dengan infeksi, diperlukan penutupan luka secara manual.
Proses penyembuhan luka terjadi sesuai dengan tahapan yang spesifik di mana bisa terjadi tumpang tindih. Proses penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan yang rusak serta penyebab luka tersebut.
Proses/tahapan penyembuhan luka terdiri dari 3 fase yaitu inflamasi, proliferasi atau epitelisasi dan maturasi atau remodeling.
1). Fase inflamasi
- Terjadi pada hari ke-0 sampai ke-5
- Respon segera setelah terjadi luka atau pembekuan darah atau untuk mencegah kehilangan darah.
- Karakteristiknya adalah terjadi tanda-tanda seperti adanya tumor, rubor, dolor, kolor, functio lase (tanda-tanda inflamasi)
- Fase awal terjadinya hemostasis dan fase akhir terjadinya fagositosis
- Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi.
2). Fase proliferasi atau epitelisasi
- Terjadi pada hari ke-3 sampai dengan hari ke-14
- Disebut juga sebagai fase granulasi (adanya pembentukan jaringan granulasi) atau nampah merah segar dan mengkilat
- Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi antara fibroblasts, sel inflamasi, pembuluh darah yang abru, fibronektin dan hyularonic acid
- Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis pada tepian luka, sedangkan pad aluka insisi epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama.
3). Fase maturasi atau remodeling
- Berlangsung dari beberapa minggu hingga 2 tahun
- Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta peningkatan kekuatan jaringan.
- Terbentuknya jaringan parut (scar tissue) sekitar 50-80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya.
- Terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular dan vaskularisasi jaringan yang mengalami perbaikan.
- Tahapan penyembuhan luka juga dapat dipengaruhi oleh status imunologi, kadar gula darah, hidrasi, nutrisi, kadar almbumin darah, suplai oksigen dan vaskularisasi, nyeri dan kortikosteroid.
BACA JUGA : Curhat Para Mahasiswa Keperawatan, Ini 6 Masalah Saat Kuliah Online
Reference:
Abdul Majid dan Agus Sarwo Prayogi. (2013). Buku Pintar Perawatan Pasien Luka Bakar. Diterbitkan oleh Gosyen Publishing.
Handi Purnama, Sriwidodo, Soraya Ranawulan. Review Sistematik: Proses Penyembuhan dan Perawatan Luka. dalam jurnal FARMAKA, Suplemen Volume 15 Nomor 2.
Dihimpun dari berbagai sumber.
Gusti Pandi Liputo. (2020). Proses Penyembuhan Luka. DPW PPNI
(DOK/ND)