Mediaperawat.id – Batuk adalah respon alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari dalam saluran pernapasan, seperti debu, bakteri atau virus. Namun, jika batuk terjadi berkepanjangan dan disertai keluhan lain, ini dapat menjadi gejala gangguan pernapasan, seperti asma, pneumonia, tuberculosis, hingga kanker paru-paru.
Apakah kalian sudah tahu atau pernah mendengar tentang penyakit batuk 100 hari? Apakah benar batuknya terjadi selama 100 hari? Yang belum tahu, yuk simak penjelasannya pada artikel ini.
Batuk 100 hari adalah batuk pertusis atau biasa disebut dengan “whooping cough“, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan batuk rejan. Pertusis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Kata “whooping cough” diambil dari gejala khas yang dirasakan dan terdengar seperti suara “whoop” ketika penderita terengah-engah di akhir batuknya. Namun, itu tidak terjadi pada semua orang dewasa, jadi penting untuk mempelajari berbagai gejala yang mungkin dirasakan dari pilek hingga batuk yang bisa saja datang mengiringi penyakit ini.
Baca Juga: Batuk Efektif Solusi Atasi Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien PPOK
Pada awalnya, batuk rejan juga disebut pertussis, mungkin tampak seperti pilek biasa, itu sebabnya dokter sering tidak mendiagnosanya sebagai batuk rejan. Mungkin diperlukan waktu 5-10 hari setelah kontak dengan bakteri batuk rejan. Bahkan bisa memakan waktu selama 3 minggu. Gejala yang terjadi pada batuk rejan ini dibagi antara tahap awal dan akhir.
Batuk rejan memiliki beberapa tahap, diantaranya ada 3 tahap yaitu pertama fase catarrhal, fase paroxysmal, dan fase convalescent. Fase catarrhal adalah ketika penderita memiliki gejala awal batuk rejan yang mirip dlu biasa. Fase paroxysmal adalah ketika penderita menghasilkan suara “whoop” saat batuk. Terakhir, fase convalescent yang berarti masa pemulihan ketika batuk berkurang, tetapi berlanjut selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Gejala Batuk Rejan Dini
Ini seperti flu biasa, yang meliputi:
- Hidung meler
- Demam ringan
- Batuk ringan
Masalah-masalah itu sering berlangsung satu atau dua minggu, dan kemiripan gejala dengan demam juga masih ada. Sebagian besar pilek, umum berakhir dalam kurang dari 2 minggu, tetapi batuk rejan akan mulai memburuk. Segera setelah gejala batuk dan pilek yang tidak membaik, alangkah baiknya langsung periksakan ke dokter.
Gejala Batuk Rejan Puncak
Dua minggu kemudian, jika menderita batuk rejan, penderita mungkin akan mengalami:
- Batuk yang berlangsung dengan cepat diikuti dengan upaya alami untuk mengatur napas. Saat itulah beberapa orang mengeluarkan suara “whoop” dari tenggorokannya.
- Muntah selama atau setelah episode batuk.
- Merasa sangat lelah dan lelah setelah batuk, tapi tampak baik-baik saja.
- Kesulitan bernapas.
Dilansir dari webmd.com (15/04/2021), batuk rejan mungkin akan membuat penderita terjaga di malam hari, tidur menjadi terganggu. Serangan batuk bisa sangat parah, sehingga penderita mungkin akan mengalami “biru” karena kekurangan oksigen, bahkan tulang rusuk bisa patah saat batuk.
Gejala Batuk Rejan pada Orang Dewasa vs. Anak
Bayi dan anak kecil sering memiliki kasus batuk rejan yang lebih serius daripada remaja dan orang dewasa. Tetapi mereka mungkin tidak memiliki suara “whoop” saat batuk atau tidak batuk sama sekali. Gejala batuk rejan pada bayi dan anak kecil biasanya meliputi:
- Berusaha untuk bernapas
- Berubah menjadi biru
- Gejala flu biasa selama sakit
Orang dewasa dan remaja dengan batuk rejan akan mengalami batuk panjang dengan suara “whoop” lebih keras di akhir batuk.
Baca Juga: Mengenal Pulmonary Hypertension?
Cara Mengatasi Batuk Rejan
Untuk mempercepat penyembuhan ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan di rumah, diantaranya seperti:
- Mengonsumsi antibiotik
- Istirahat yang cukup
- Makan dengan porsi sedikit tapi sering
- Menggunakan humidifier untuk membersihkan lender dan meredakan batuk
- Menjaga rumah dari polutan yang dapat memicu batuk, seperti asap rokok dan debu
- Mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik dan menggunakan masker untuk mengurangi penyebaran infeksi
- Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi
- Tidak minum obat batuk, kecuali atas izin dokter
Masa Pemulihan Batuk Rejan
Setelah penderita terdiagnosis batuk rejan, dokter akan memberikan antibiotik. Mungkin perlu waktu 2 sampai 3 minggu untuk pulih, selama waktu itu batuk akan berkurang lebih sedikit, meskipun masih akan mengalami beberapa serangan batuk. Penderita juga memiliki peluang lebih tinggi untuk infeksi pernapasan selama beberapa bulan. Orang terkadang menyebut batuk rejan dengan “batuk 100 hari” karena berlangsung lama.
Batuk rejan dianggap sebagai penyakit anak-anak, tetapi orang dewasa juga bisa mengalaminya. Namanya diambil dari suara “whoop” yang dihasilkan dari tarikan napas sebelum batuk yang membuat penderita merasa terengah-engah di akhir batuk. Pengobatan batuk rejan ini meliputi mengonsumsi antibiotic, menggunakan humidifier, dan menjaga rumah bebas dari polutan yang dapat memicu episode batuk.
Referensi
Brody, B., & Whitbourne, K. (2024, April 15). WebMD. Retrieved from Symptoms and Signs of Whooping Cough in Adults: https://www.webmd.com/vaccines/whooping-cough-signs
CDC. (2023, October 13). Retrieved from Whooping Cough: https://www.webmd.com/vaccines/whooping-cough-signsSaputra, A. (2021, September 24).
heart.grid.id. Retrieved from Pencegahan dan Cara Mengatasi Batuk 100 Hari Alias Pertussis, Penyakit Infeksi Serius: https://health.grid.id/read/352906787/pencegahan-dan-cara-mengatasi-batuk-100-hari-alias-pertusis-penyakit-infeksi-serius?page=all#goog_rewarded