Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Hampir semua orang pasti pernah mendengar istilah tersebut. Hal itu benar adanya bahwa fisik dan psikis memang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Saat fisik kita tidak sehat maka kita tidak akan memiliki semangat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, begitu pula sebaliknya.
Di era modern seperti mebuat setiap orang mengalami kesulitan tersendiri untuk beradaptasi dan menjalankan segala tuntutan-tuntutan sosial di sekelilingnya, Belum lagi pandemi COVID-19 yang setahun ini melanda membuat semua orang di berbagai belahan dunia dan dari berbagai lapisan masyarkat dituntut harus dapat beradap tasi dengan segala perubahan yang ada dari berbagai aspek kehidupan. Sering kali individu selalu bekerja keras melakukan berbagai tuntutan yang ada atau mengalami kegagalan tertentu sehingga menyebabkan dampak bagi psikis maupun fisik, terkadang secara tak sadar mungkin saja individu merasa fisiknya tidak sehat tetapi hal tersebut bisa saja terjadi karena adanya gangguan psikis, loh.
Bagaimana hal tersbut bisa terjadi?
Yuk kenali lebih dekat psikosomatis, bagaimana gejala.
Apakah ini suatu penyakit fisik atau gangguan psikologis?
Baca Juga : Fatwa MUI Hukum Vaksinasi Covid-19 : Boleh & Tidak Membatalkan Puasa
APA ITU PSIKOSOMATIS?
Kartini Kartono menjelaskan bahwa psikosomatis yaitu kondisi dimana konflikkonflik psikis atau psikologis dan kecemasan-kecemasan menjadi sebab timbulnya macam-macam penyakit jasmaniah atau justru membuat semakin parahnya suatu penyakit jasmaniah yang sudah ada.
Menurut Kartono (1986) Gangguannya disebut dengan psychosomatic disorder yang disebabkan oleh faktor-faktor psikologis. Misalnya; ketakutan hebat mengakibatkan jantung berdetak cepat dan kelelahan ekstrim dari reaksi astenis (kelemahan tanpa tenaga).
Nevid (2003) menerangkan bahwa, psikosomatis adalah gangguan fisik dimana faktor psikologis berperan membantu munculnya atau menjadi penyebab munculnya suatu gangguan fisik akibat dari kegiatan fisiologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala emosi. Gangguan yang menyerang fisik adalah pusing, tubuh lemas, keluar keringat dingin hingga sakit jantung.
SALAH MENDIAGNOSIS DIRI, MENYEBABKAN PENYAKIT KAMBUH LAGI
Menurut Siswanto (2007) penyakit-penyakit psikosomatis merupakan gangguan kesehatan yang bukan hal umum dijumpai dalam masyarakat, tapi sering mengalami kesalahpahaman di bidang medis. Sering kali sesorang merasa dirinya tidak enak badan kemudian pergi untuk mendapat perwatan medis. Medikasi sering memberikan kesembuhan secara cepat, namun bukan berarti persoalannya menjadi beres.
JADI INI PENYAKIT ATAU GANGGUAN PSIKOLOGIS?
Menurut Goldberg (2007) psikosomatis berbeda dengan penyakit akut lainnya yang dapat disembuhkan dengan obat-obatan. Bibit penyakit psikosomatis adalah beban pikiran, karena bila tidak segera ditanggapi maka beban pikiran tersebut akan semakin kuat berada di pikiran bawah sadar, yang perlahan-lahan mulai menunjukkan gejala-gejala sakit secara fisik
Menurut Kartono (1986) reaksi somati ini bisa mengenai semua fungsi dan sistem organis yang penting dari badan. Seperti; alat pencernaan dan lambung perut, system kelenjar, sistem peredaran darah, alat pernafasan, alat kelamin, sistem persendian, kulit, limpa, jantung, sistem saraf, jaringan, otot, dan lain-lain. Ternyata! setiap fungsi organis yang terganggu oleh emosi-emosi yang kuat bisa menjadi basis bagi timbulnya bermacam-macam gangguan psikosomatis.
JANGAN-JANGAN AKU PSIKOSOMATIS?
Jika kalian berpikir seperti itu setiap kali merasa tidak enak badan maka kalian harus segera menghentikannya. Atkinson (1999) berpendapat bahwa faktor utama yang menyebabkan terjadinya psikosomatis adalah stress. Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan gejala fisik yang berulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh dokternya bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya.
Nah, hal ini dapat menjadi acuan. Sehingga langkah pertama yang harus dilakukan adalah menjalani pengobatan medis, namun jika gejala fisik masih dirasakan setelah mengonsumsi obat segeralah berkonsultasi ke badan konseling yang ada di instansi kesehatan seperti Rumah Sakit atau Puskesmas untuk memastikan gejala yang dirasakan. Kunci utamanya adalag DON’T BE PANIC karena pada dasarnya psikosomatis dapat DISEMBUHKAN.
JIKA MENGALAMI PSIKOSOMATIS PENGOBATAN APA YANG COCOK?
Jika penanganan penyakit fisik tidak membuahkan hasil yang tuntas maka dapat dilakukan cara lain. Pada dasarnya gejala psikosomatis bisa saja diringankan dengan obat-obatan seperti penahan rasa sakit. Misalnya saja antalgin, postan maupun parasetamol.
Namun hal tersebut hanya menahan sementara, Obat-obatan hanya menangani gejala selama penyebabnya (program pikiran dan emosi negatif) masih ada, gejala penyakit akan terus timbul. Konseling individu dapat dilakukan disamping penanganan medis seperti mengonsumsi obat-obat. Konseling dapat dilakukan jika psikosomatis dirasa sudah memberikan banyak dampak fisik seperti rasa sakit pada tubuh yang tersu menerus dan menyiksa makan konseling dan terapi dengan profesional dapat dilakukan. Namun jika hal tersebut masih dalam taraf yang ringan maka cara yang simple dapat dilakukan untuk melaukakan self-care dengan berolah raga, istirahat yang cukup, makan-makanan bergizi untuk mengurangi tekanan psikologis yang menyebabkan gangguan psikosomatis ini.
(DOK/WL)
Sumber :
http://digilib.uinsgd.ac.id/25986/
https://www.akperinsada.ac.id/e-jurnal/index.php/insada/article/view/87
http://digilib.uinsby.ac.id/24401/
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/4659