Batuk Efektif  Solusi Atasi  Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien PPOK

Photo://Freepik.com

MediaPerawat.id – Batuk merupakan suatu cara respon tubuh terhadap sumbatan yang terjadi dalam jalur pernafasan. Batuk umumnya memiliki beberapa gejala seperti pilek atau hidung tersumbat, sakit tenggorokan, mengi, sesak nafas, perut mulas, demam, sakit telinga, serta nyeri otot. Batuk bisa disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atau karena kondisi lain seperti asma, PPOK, atau bronkitis kronis.

Jika batuk yang terjadi tersebut dalam jangka panjang tanpa ditangani atau diberi terapi secara efektif, maka tubuh akan merasa lelah. Batuk yang terjadi juga memiliki ciri khas masing-masing , yaitu batuk disertai dengan sekret maupun tidak ada sekret. Namun, pada pasien tertentu mengalami batuk dengan penumpukan sekret di dalam paru-paru seperti pasien PPOK.  Maka, selain pemberian obat medis, perawat juga bisa melatih pasien untuk melakukan batuk efektif secara benar.

 Apa Sih PPOK Itu?

Source : Freepi.com

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan suatu kelainan paru dengan ciri-ciri adanya keterbatasan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversible, sehingga paru-paru tidak dapat  mengembang sepenuhnya dikarenakan adanya sumbatan sekret yang menumpuk pada paru-paru. (Lyndon Saputra, 2010). PPOK umumnya merupakan kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yaitu bronkitis kronis dan emfisema.

Bronkitis adalah infeksi pada saluran udara menuju paru-paru yang menyebabkan pembengkakan dinding bronkus dan produksi cairan di saluran udara berlebihan.

Emfisema adalah kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru yang terjadi secara bertahap.

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyakit yang dicirikan oleh keterbatasan aliran udara yang tidak dapat pulih sepenuhnya. Keterbatasan aliran udara biasanya bersifat progresif dan dikaitkan dengan respon inflamasi paru yang abnormal terhadap partikel atau gas berbahaya, yang menyebabkan penyempitan jalan napas, hipersekresi mukus, dan perubahan pada sistem pembuluh darah paru (Brunner & Suddarth, 2016).

Penyebab Terjadinya PPOK

  • Riwayat Merokok 
  • Faktor Usia : Semakin bertambahnya usia semakin mudah terkena penyakit PPOK. Terutama pada umur 45-65  ke atas. 
  • Pekerjaan : Para pekerja yang sering terpapar dengan bahan kimia atau pekerja pabrik, batu tambang atau populasi udara lainnya sangat mudah untuk memicu terjadinya PPOK.
  • Faktor genetik : Faktor genetis atau keturunan yang menjadi pemicu terjadinya PPOK karena Faktor genetik mempunyai peran pada penyakit PPOK. Faktor genetik diantaranya adalah atropi yang ditandai dengan adanya eosinofilia atau peningkatan kadar imunoglobulin E (IgE) serum, adanya hip responsif bronkus, riwayat penyakit obstruksi paru pada keluarga, dan defisiensi protein alpha-1 antitrypsin.
  • Infeksi : Infeksi menyebabkan infeksi paru lebih hebat sehingga gejala yg timbul lebih berat. Infeksi pernafasan bagian atas selalu menyebabkan infeksi paru bagian dalam, serta menyebabkan kerusakan paru bertambah. Infeksi menyebabkan infeksi paru lebih hebat sehingga gejala yg timbul lebih berat. Infeksi pernafasan bagian atas selalu menyebabkan infeksi paru bagian dalam, serta menyebabkan kerusakan paru bertambah.

Baca juga : Asuhan Keperawatan : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001)

Tanda dan Gejala PPOK

  • Batuk yang sangat produktif, purulen, dan mudah memburuk oleh iritan-iritan inhalasi, udara dingin, atau infeksi.
  • Sesak nafas, terperangkapnya udara akibat hilangnya elastisitas paru .
  • Hipoksia, Hiperkapnea, dan Takipnea dan dispnea yang menetap.
  • Rasa berat di dada.
  • Lemas ( kehilangan kemampuan aktivitas )
  • Penurunan berat badan.

Jika pasien PPOK mengalami ketidakbersihan jalan nafas karena penumpukan sekret di dalam paru sehingga  ada yang menyebabkan batuk namun tanpa disertai sputum sehingga mengganggu  pernafasan maka, tindakan keperawatan yang bisa dilakukan salah satunya yaitu dengan melatih pasien untuk batuk efektif secara benar. 

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul dari pasien PPOK 

  • Ketidakefektifan pola nafas 
  • Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
  • Gangguan pertukaran gas

Apa Itu Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas ?

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada PPOK adalah ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten. Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan seperti, batuk tidak efektif, sputum berlebih, suara nafas mengi atau wheezing dan ronchi (PPNI, 2017)

Salah satu cara untuk mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang bisa mengakibatkan sesak nafas yaitu dengan cara batuk efektif. Terapi yang mudah di lakukan untuk membantu mengeluarkan sekret yang menumpuk dalam paru-paru. 

 Apa Sih Batuk Efektif Itu ?

Batuk efektif merupakan suatu metode yang diberikan kepada pasien  untuk melatih  melakukan batuk efektif yang  benar bertujuan untuk membersihkan laring, trachea, dan bronkiolus dari secret atau benda asing di jalan nafas. 

Baca juga : Terapi Relaksasi Benson untuk menurunkan Ansietas pada Pasien dengan Tuberkulosis Paru

Mekanisme pengeluaran sekret dengan batuk efektif

Batuk efektif adalah teknik batuk untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas. Batuk memungkinkan pasien mengeluarkan secret dari jalan nafas bagian atas dan jalan nafas bagian bawah. Rangkaian normal peristiwa dalam mekanisme batuk adalah inhalasi dalam, penutupan glotis, kontraksi aktif otot – otot ekspirasi, dan pembukaan glottis. Inhalasi dalam meningkatkan volume paru dan diameter jalan nafas memungkinkan udara melewati sebagian plak lendir yang mengobstruksi atau melewati benda asing lain. Kontraksi otot – otot ekspirasi melawan glottis yang menutup menyebabkan terjadinya tekanan intratorakal yang tinggi. Aliran udara yang besar keluar dengan kecepatan tinggi saat glotis terbuka, memberikan secret kesempatan untuk bergerak ke jalan nafas bagian atas, tempat secret dapat dikeluarkan(Potter & Perry, 2010). 

Indikasi batuk efektif 

Menurut (Rosyidi & Wulansari, 2013) indikasi klien yang dilakukan batuk efektif adalah : 

  • Untuk Jalan nafas tidak efektif. 
  • Pasien Pre operasi dan post operasi. 
  • Pasien gangguan mobilisasi.

Kontraindikasi batuk efektif 

Menurut Rosyidi & Wulansari, (2013) pelaksanaan prosedur batuk efektif adalah : 

  • Klien yang mengalami peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK) gangguan fungsi otak. 
  • Gangguan kardiovaskular : Hipertensi berat, aneurisma, gagal jantung, infark miokard. 
  • Emphysema karena dapat menyebabkan ruptur dinding alveolar.

Alat yang digunakan untuk batuk efektif : 

  • Tempat sputum
  • Tissu
  • Stetoskop
  • Handscoon
  • Masker
  • Air putih hangat dalam gelas

 Prosedur pelaksanaan batuk efektif  

  • Meletakkan kedua tangan di atas abdomen bagian atas (dibawah mamae) dan mempertemukan kedua ujung jari tengah kanan dan kiri di atas processus xiphoideus. 
  • Menarik nafas dalam melalui hidung sebanyak 3-4 kali, lalu hembuskan melalui bibir yang terbuka sedikit (purs lip breathing). 
  • Pada tarikan nafas dalam terkahir, nafas ditahan selama kurang lebih 2-3 detik.
  • Angkat bahu, dada dilonggarkan dan batukkan dengan kuat. 
  • Lakukanlah 4 kali setiap batuk efektif, frekuensi disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

Daftar Referensi

Saputra, Lyndon. (2010).Intisari Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher

Brunner, & Suddarth. (2016). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7. Vol. 3. Jakarta : EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi dan Indikator Diagnostik). Dewan Pengurus PPNI.Rosyidi, K., & Wulansari, N. D. (2013). Prosedur Praktik Keperawatan Jilid 1. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Exit mobile version