Kisah Inspiratif Banat Farofishoh Lulusan Perawat Universitas Swasta Di Malang Kini Bekerja Di Kuwait

Foto : Banat, Salah Satu Perawat Asal Madura yang Bekerja di Negara Kuwait.

MediaPerawat.id, Kuwait – Menjadi pekerja di luar negeri merupakan pengalaman yang sangat berharga. Seperti yang dirasakan oleh Banat, yang bekerja di kuwait sebagai perawat di rumah sakit di negara itu. Wanita asal madura ini yang lebih jelasnya Beliau bernama Banat Farofishoh Perempuan berusia 22 tahun asal Sumenep kota Madura tersebut adalah lulusan D3 Keperawatan di salah satu universitas swasta di Malang (UMM).

Selain mendapat pengalaman berharga, juga mengaku mendapat upah yang lumayan besar ketika bekerja di negara Kuwait. Mengingat Universitas banat ini adalah suatu universitas swasta terbaik di Kota Malang, Jawa Timur. Memiliki banyak bidang jurusan dan fakultas salah satunya fakultas ilmu kesehatan. Melahirkan lulusan yang kompeten dan kredibel pada bidangnya masing-masing. Memberi kesempatan untuk lulusannya berkarir di luar negeri dengan menjalin MOU dengan beberapa negara diantaranya Jepang, Kuwait dan Australia.

Berawal dari pemikirannya yang visioner, Banat sendiri menceritakan bagaimana proses yang dilalui sehingga beliau kini menjadi seorang perawat. Sebelumnya beliau menceritakan kisahnya setelah lulus SMA tahun 2017 yang sempat gap year selama 1 tahun dan mondok di kota Surabaya bersama temannya.

Banat sempat mendaftar kuliah ke kampus – kampus negeri namun belum rejekinya beliau diterima. Hingga suatu hari tahun 2018 Banat diajak oleh salah satu temannya yang juga mondok di Surabaya untuk main ke kota Malang karena kebetulan temannya tersebut berasal dari kota Malang. Pada saat di Malang, Banat mendapat informasi bahwa UMM membuka pendaftaran gelombang ke tiga. Banat iseng – iseng mendaftar dan langsung memilih D3 Keperawatan.

Pada akhirnya Banat diterima di UMM. Sebelum pada akhirnya Banat menentukan minat jurusan yang akan beliau pilih. Banat menjabarkan bahwa tak hanya bidang kesehatan, Banat sempat tertarik pada bidang pertanian. Baginya kedua bidang tersebut tidak akan bisa digantikan oleh mesin, akan selalu dibutuhkan dan tak lekang oleh waktu sehingga akan selalu berlangsung kebermanfaatannya. Banat mempunyai cita – cita menjadi seorang dokter, namun terkendala dalam hal biaya akhirnya Banat memilih D3 keperawatan untuk jurusan kuliahnya, karena selain kuliah yang cepat dan biaya yang lebih terjangkau Banat bercerita bahwa perawat juga sama – sama ada di bidang kesehatan dan merupakan pekerjaan yang mulia.

Baca Juga : Penerapan Materi Keperawatan Syariah di Akademi Keperawatan Teungku Fakinah Aceh

Perawat adalah profesi yang memiliki prospek kerja yang luas, bisa ada dimana – mana. Tak hanya rumah sakit dan klinik, perawat bisa bekerja di pertambangan hingga di perusahaan – perusahaan karena setiap bidang pekerjaan yang memerlukan sumber daya manusia (SDM) pasti memiliki unit kesehatannya masing – masing untuk memelihara kesehatan pekerja atau karyawan suatu pekerjaan tersebut. Tak hanya itu, perawat juga memiliki banyak consent yang berbeda, seperti perawat hemodialisa, perawat ruang OK atau operasi, perawat anestesi dan masih banyak lagi. Sehingga bisa disimpulkan bahwa perawat merupakan suatu profesi yang general dan universal.

Foto : Banat Farofishoh (jelbab abu-abu) bersama temannya di Kuwait/ Istimewa

Setelah lulus kuliah Banat mendaftar sebagai voulunteer di rumah sakit yang menangani Covid-19. Kemudian Banat mencoba mencari pekerjaan lain dan beliau memiliki minat untuk bekerja ke luar negeri sudah sejak lama, namun belum terpikirkan untuk pergi ke Kuwait. Setelah itu beliau mendapatkan link dari temannya mengenai informasi pekerjaan sebagai perawat di Kuwait. Banat mencoba mendaftarkan diri namun masih ragu karena kendala bahasa dan faktor internal lainnya.

Suatu hari Banat mendapat link pekerjaan yang sama di Kuwait seperti mengingatkan kembali niat beliau ingin bekerja di luar negeri. Kemudian mencoba daftar untuk yang kedua kalinya. “Proses nya cepat, dari mulai wawancara sampai akhirnya ada pengumuman diterima di Kuwait” pungkasnya.

Banat menjalani pelatihan bahasa inggris yang di fasilitasi oleh kampus UMM dengan mengundang dosen Foreign Language for Specific Purpose (FLSP) untuk membantu Banat belajar bahasa inggris secara gratis online melalui Zoom.

Dari sekian banyak pilihan negara Banat membeberkan beberapa alasan kenapa negara Kuwait salah satunya karena orang tua beliau tidak menyetujui kerja di negara Jepang atau Australia, Sehingga Banat kembali memutuskan pilihan pada Kuwait karena mayoritas beragama Islam.

Foto : Banat Farofishoh (tiga dari sisi kiri) bersama temannya berfoto bersama dengan Ketua Umum DPP PPNI (Harif Fadhillah), dalam kegiatan Organisasi Profesi PPNI/ Istimewa

Motivasi Banat memilih bekerja diluar negeri karena beliau melihat ada sistem rumah sakit di Indonesia yang perlu ditingkatkan lagi, salah satunya dalam hal pelayanan kesehatan. Masih banyak oknum rumah sakit yang lebih mementingkan administrasi dari pada nyawa manusia. Keluarga pasien harus terlebih dahulu mengurus dokumen administrasi dari pada mengutamakan tindakan menyelamatkan pasien. Sehingga terkesan lambat dan kurang mementingkan nyawa pasien. Meski begitu hal ini tidak terjadi pada seluruh rumah sakit di Indonesia. Masih banyak rumah sakit yang mengedepankan penyelamatan nyawa pasien dengan maksimal. Hanya saja Banat ingin mempelajari hal tersebut diluar negeri dengan suasana baru dan sistem yang berbeda dengan di Indonesia.

Banat kini bekerja di Royale Hayat Hospital di Jabriya, Kuwait. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit swasta ibu dan anak yang memiliki berbagai pelayanan kesehatan meliputi poli gigi, skincare and beauty, hingga plastic surgery dan berbagai pelayanan kesehatan lainnya.(*)

Exit mobile version