Mediaperawat.id – Sindrom neuronokular pada penerbang luar angkasa adalah suatu kondisi yang dikenal sebagai Spaceflight-Associated Neuro-Ocular Syndrome (SANS). Kondisi ini merupakan salah satu tantangan medis signifikan yang dialami oleh astronot selama misi luar angkasa jangka panjang, terutama di lingkungan tanpa gravitasi (mikrogravitasi).
SANS adalah gangguan neurologis dan okular (mata) yang terjadi akibat paparan jangka panjang terhadap lingkungan mikrogravitasi. Kondisi ini memengaruhi struktur dan fungsi mata, saraf optik, serta otak, yang dapat mengganggu penglihatan astronot.
Gejala Utama SANS:
- Penurunan ketajaman visual (kabur atau penglihatan yang buram).
- Perubahan bentuk bola mata (globe flattening).
- Edema (pembengkakan) saraf optik.
- Lipatan di retina (choroidal folds).
- Peningkatan tekanan intrakranial (Intracranial Pressure, ICP).
- Hipermetropia (kesulitan melihat benda dekat).
SANS terutama disebabkan oleh efek mikrogravitasi yang mengganggu aliran cairan tubuh. Dalam gravitasi normal, cairan tubuh (darah, cairan serebrospinal, dan cairan antar jaringan) didistribusikan secara merata.
Namun, dalam mikrogravitasi cairan tubuh bergerak ke arah kepala (headward fluid shift). Tekanan ini dapat meningkatkan tekanan di dalam tengkorak (Intracranial Pressure/ICP), yang memengaruhi saraf optik dan mata.
Baca Juga: Waspada Virus HMPV, Yuk Kenali Karakteristik dan Cara Pencegahannya
Mekanisme Patofisiologi
- Shift Cairan Tubuh: Dalam mikrogravitasi, cairan tubuh bergerak ke bagian atas tubuh, termasuk kepala. Ini meningkatkan tekanan di tengkorak dan sekitar mata.
- Peningkatan Tekanan Intrakranial: Cairan serebrospinal yang mengelilingi otak dan saraf optik menjadi lebih tertekan, menyebabkan pembengkakan saraf optik (papilledema).
- Perubahan Anatomi Mata: Mikrogravitasi dapat menyebabkan bentuk bola mata menjadi lebih datar, yang mengubah cara cahaya difokuskan di retina, sehingga memengaruhi ketajaman penglihatan.
- Disregulasi Vena Orbital: Aliran darah balik dari mata ke jantung terganggu, menyebabkan kongesti vena di mata.
Risiko dan Dampak pada Astronot
- Gangguan Operasional: Penurunan penglihatan dapat memengaruhi kemampuan astronot untuk menjalankan tugas penting selama misi.
- Kesehatan Jangka Panjang: Beberapa perubahan yang disebabkan oleh SANS dapat bertahan lama atau menjadi permanen setelah kembali ke Bumi.
- Adaptasi Fisiologis: Astronot mungkin memerlukan waktu untuk pulih dari efek SANS setelah kembali dari misi luar angkasa.
Pendekatan yang sedang diteliti seperti alat pengurang tekanan intrakranial menggunakan perangkat seperti Lower Body Negative Pressure (LBNP) untuk mengembalikan cairan tubuh ke bagian bawah tubuh. Kacamata khusus seperti penggunaan lensa korektif untuk membantu penglihatan selama di luar angkasa. Farmakoterapi seperti obat-obatan untuk mengontrol tekanan cairan tubuh dan tekanan intrakranial. Rotasi Gravitasi Buatan seperti pengembangan teknologi untuk menciptakan gravitasi buatan selama penerbangan luar angkasa. Monitoring Tekanan Intrakranial seperti alat noninvasif untuk memantau tekanan intrakranial dan mendeteksi perubahan sejak dini.
SANS adalah tantangan kesehatan utama bagi astronot dalam misi jangka panjang, seperti ke Mars atau stasiun luar angkasa. Dengan penelitian lebih lanjut, ilmuwan dan dokter berupaya menemukan cara untuk mencegah, memonitor, dan mengatasi kondisi ini, guna memastikan keselamatan dan efektivitas misi eksplorasi luar angkasa di masa depan.
NASA telah melakukan berbagai penelitian untuk memahami dan mengatasi SANS. Laporan dari NASA Human Research Program mengidentifikasi risiko SANS dan menekankan perlunya pengembangan metode non-invasif untuk mengukur dan memantau tekanan intrakranial selama penerbangan luar angkasa.
Baca Juga: Perhitungan Koreksi Elektrolit yang Harus Diketahui Perawat ICU
Selain itu, penelitian ini juga menyoroti pentingnya memahami faktor risiko individu dan mekanisme dasar berdasarkan anatomi dan fisiologi untuk mengembangkan strategi pencegahan yang efektif.
Penelitian lain yang dipublikasikan di EyeWiki menjelaskan bahwa SANS dapat menyebabkan perubahan refraksi, edema diskus optik, dan lipatan koroid. Studi ini juga menekankan perlunya pemantauan rutin dan pengembangan pedoman praktik klinis untuk mengelola kondisi ini pada astronot
SANS adalah contoh penting dari interaksi kompleks antara gravitasi, aliran cairan tubuh, dan sistem saraf. Studi tentang SANS membantu memahami bagaimana tubuh manusia, terutama sistem visual dan saraf, beradaptasi dalam kondisi ekstrem seperti luar angkasa.
Referensi:
Br J Ophitalmol. National Library Of Medicine. 2023. Spaceflight associated neuro-ocular syndrome: proposed pathogenesis, terrestrial analogues, and emerging countermeasures
Human Research Program, Human Health Countermeasures Element. 2022. National Aeronautics and Space Administration. Risk of Spaceflight Associated Neuro-ocular Syndrome (SANS)