banner 728x250

Mengenal 4 Tipe Penyembuhan Luka

Foto : Mengenal 4 Tipe Penyembuhan Luka/ Redaksi MPI

Mediaperawat.id – Luka adalah rusaknya kesatuan / komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Berdasarkan kedalaman dan luasnya, luka dibagi menjadi: (a) luka superfisial; terbatas pada lapisan epidermis, (b) luka “partial thickness” hilangnya jaringan kulit pada lapisan epidermis dan lapisan bagian atas dari dermis, (c) luka “full thickness“; jaringan kulit yang hilang pada lapisan epidermis, dermis dan fasia, tidak mengenai otot dan (d) luka pada (e) dan mengenai otot, tendon dan tulang.

Terminologi luka yang dihubungkan dengan waktu penyembuhan, dapat dibagi menjadi: (1) Luka akut; luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati dan (II) Luka kronis luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen atau endogen.

Tipe penyembuhan luka menurut Carville (2012), antara lain:

a. Healing By Primary Intention

  • Terjadi ketika kehilangan jaringan minimal dan tepi luka mengadakan penutupan area dengan dibatu alat tambahan, seperti clips atau tape (perekat)
  • Pembentukan jaringan parut/sar minimal
  • Luka diobati dalam waktu 24 jam setelah injury/trauma

b. Healing By Secondary Intention

  • Luka masih terbuka. Diperlukan penutupan luka oleh epitelisasi & kontraksi
  • Biasanya digunakan manajemen luka infeksi atau terkontaminasi
  • Penyembuhan luka tanpa didahului dengan intervensi pembedahan
  • Tidak seperti penyembuhan luka primer, tepi luka terjadi melalui reepitelisasi dan kontraksi oleh miofibroblas
  • Terdapat jaringan yang bergranulasi
  • Komplikasi terdiri dari kontraksi luka yang terlambat dan jaringan parut/scar hipertropik

Baca Juga : 3 Fase Proses Penyembuhan Luka

c. Healing By Third Intention

  • Berguna untuk managemen luka dengan tingkat kontaminasi yang sangat tinggi pada penutupan luka secara primer, tetapi tampak bersih dan bervaskularisasi baik setelah 4-5 hari setelah dilakukan observasi secara terbuka. Pada saat itu, proses inflamasi telah mengurangi jumlah bakteri pada luka, sehingga menyebabkan penutupan luka yang aman.
  • Seringkali digunakan untuk luka terinfeksi dimana pada luka tersebut jumlah bakteri yang banyak dianggap sebagai kontraindikasi yang menghambat proses penyembuhan primer, sehingga inflamasinya yang melakukan debridemang pada luka.
  • Tepi luka biasanya merapat dalam 3 – 4 hari, kemudian kekuatan regangnya terbentuk seperti halnya penutupan primer.

d. Partial Thickness Wound

  • Luka pada area superficial, tidak masuk ke demis
  • Tipe penyembuhan pada luka bakar derajat 1 dan abrasi
  • Penyembuhan terjadi terutama epitel pada lapisan dermal yang paling atas
  • Sedikit kontraksi jika dibandingkan dengan full thickness wound
  • Produksi kolagen dan pembentukan jaringan parut/scar yang minimal

Baca Juga : Manajemen T.I.M.E Dalam Perawatan Luka

Sumber :

  • Gitarja, widasari sri. (2023). Modul Pelatihan Perawatan Luka Bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Bogor: Yayasan Wocare Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *