banner 728x250

Apa Itu Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) ?

Photo://Freepik.com

MediaPerawat.id – Keselamatan pasien ialah upaya guna mencegah terjadinya kesalahan dan kejadian yang tidak diharapkan terhadap pasien yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan (Panesar, Carson-Stevens, Salvilla, & Sheikh, 2017).

Tujuan

Menurut Kementekes Ri tahun 2015 menyebutkan tujuan dari Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) adalah sebagai berikut :

  1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
  2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
  3. Menurunnya angka insiden keselamatan pasien di rumah sakit
  4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan

Baca juga : Persiapan Diri, Alat dan Obat-obatan Saat Intubasi Pasien (STATICS)

Sasaran Keselamatan Pasien

Setiap rumah sakit wajib melakukan upaya pemenuhan sasaran keselamatan pasien. Menurut (Joint Commission, 2020) sasaran keselamatan pasien terdiri sebagai berikut :

  1. Identifikasi pasien dengan benar
    Menggunakan setidaknya dua cara untuk mengidentifikasi pasien. Misalnya, gunakan nama pasien dan tanggal lahir. Hal ini dilakukan untuk memastikan setiap pasien mendapatkan obat dan pengobatan yang tepat.
  2. Meningkatkan komunikasi stafMeningkatkan komunikasi efektif antar staf untuk menghindari miscommunication dan kesalahan tindakan.
  3. Gunakan obat-obatan dengan aman
    • Sebelum prosedur, beri label obat yang tidak berlabel. Misalnya, obatobatan di spuit, gelas, dan baskom. Lakukan ini di area tempat obatobatan dan persediaan yang telah disiapkan.
    • Berhati-hatilah dengan pasien yang minum obat untuk mengencerkan darah.
    • Mencatat dan menyampaikan informasi yang benar tentang obatobatan pasien, mencari tahu obat apa yang diminum pasien, membandingkan obat tersebut dengan obat yang baru diberikan pasien, memberikan informasi tertulis kepada pasien tentang obat-obatan yang perlu mereka minum dan memberi tahu pasien bahwa penting untuk membawa daftar obat terbaru mereka setiap kali mengunjungi dokter.
  4. Menggunakan alarm dengan aman
    • Melakukan perbaikan untuk memastikan bahwa alarm pada peralatan medis terdengar dan direspon tepat waktu.
  1. Identifikasi risiko keselamatan pasien
    Mengurangi risiko bunuh diri dengan mengidentifikasi setiap pasien yang
    berisiko.
  2. Mencegah kesalahan dalam pembedahan
    • Memastikan bahwa pembedahan yang benar dilakukan pada pasien yang benar dan di tempat yang benar pada tubuh pasien.
    • Tandai tempat yang benar pada tubuh pasien pada lokasi pembedahan yang akan dilakukan.
    • Jeda sebelum operasi untuk memastikan bahwa kesalahan tidak dilakukan.

Baca juga : Seperti Apa Opini Mahasiswa Keperawatan dan Masyarakat Awam Tentang Perawat di Indonesia?

International Patient Safety Goals 6th (IPSGs) (JCI, 2017) menjelaskan sasaran keselamatan pasien ialah sebagai berikut :

  1. Identifikasi Pasien dengan Benar
    Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk meningkatkan akurasi identifikasi pasien. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan dua tanda pengenal pasien.
  1. Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
    • Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi verbal dan/atau telepon di antara para perawat.
    • Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk melaporkan hasil kritis dari tes diagnostik.
    • Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses komunikasi serah terima.
  2. Meningkatkan Keamanan Pengobatan dengan Waspada Tinggi
    • Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk meningkatkan keamanan pengobatan dengan kewaspadaan tinggi.
    • Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk mengelola penggunaan elektrolit pekat yang aman
  3. Pastikan Operasi Aman
    • Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk verifikasi pra operasi dan penandaan lokasi prosedur bedah/invasif.
    • Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk waktu istirahat yang dilakukan segera sebelum dimulainya prosedur pembedahan/invasif dan penandatanganan yang dilakukan setelah prosedur.
  4. Mengurangi Risiko Infeksi Terkait Perawatan Kesehatan
    • Rumah sakit mengadopsi dan menerapkan pedoman kebersihan tangan berbasis bukti untuk mengurangi risiko infeksi terkait perawatan kesehatan.
  5. Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
    • Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh pada populasi pasien rawat inap.

Daftar Referensi :

Al-Sayedahmed, H., Al-Tawfiq, J., Al-Dossary, B., & Al-Yami, S. (2021). Impact of Accreditation Certification on Improving Healthcare Quality and Patient Safety at Johns Hopkins Aramco Healthcare. Global Journal on Quality and Safety in Healthcare4(3), 117-122.

Despotou, G., Her, J., & Arvanitis, T. N. (2020). Nurses’ perceptions of joint commission international accreditation on patient safety in tertiary care in South Korea: a Pilot Study. Journal of Nursing Regulation10(4), 30-36.

Rees, P., Edwards, A., Powell, C., Hibbert, P., Williams, H., Makeham, M., … & Carson-Stevens, A. (2017). Patient safety incidents involving sick children in primary care in England and Wales: a mixed methods analysis. PLoS medicine14(1), e1002217.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *