Asuhan Keperawatan Pada Lansia dengan Remathoid Arthitis

Foto : Freepik.com

MediaPerawat.id – Lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan salah satu radang sendi yang sering dialami . Rheumatoid artritis merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik atau penyakit autoimun dimana rheumatoid arthritis ini, memiliki karakteristik terjadinya kerusakan pada tulang, sendisendi menjadi kaku (ankilosis) dan 2 deformitas. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas .

Baca Juga : Mengenal Kecemasan Pada Lansia

Diagnosa, Luaran, dan Intervensi Keperawatan

1. Nyeri kronis b/d kondisi muskuloskeletal kronis (D.0078)

Luaran: Tingkat Nyeri menurun (L.08066)

  • Keluhan nyeri menurun
  • Merigis menurun
  • Sikap protektif menurun
  • Gelisah dan kesulitan tidur menurun
  • Anoreksia, mual, muntah menurun
  • Ketegangan otot dan pupil dilatasi menurun
  • Pola napas dan tekanan darah membaik

Intervensi Keperawatan:

a. Manajemen Nyeri (I.08238)

  • Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
  • Identifikasi skala nyeri
  • Identifikasi respon nyeri non verbal
  • Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
  • Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
  • Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
  • Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
  • Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
  • Monitor efek samping penggunaan analgetik
  • Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
  • Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
  • Fasilitasi istirahat dan tidur
  • Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
  • Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
  • Jelaskan strategi meredakan nyeri
  • Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
  • Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
  • Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
  • Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

b. Perawatan Kenyamanan (I.08245)

  • Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan
  • Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan perasaannya
  • Identifikasi masalah emosional dan spiritual
  • Berikan posiis yang nyaman
  • Berikan kompres dingin atau hangat
  • Ciptakan lingkungan yang nyaman
  • Berikan pemijatan
  • Berikan terapi akupresur
  • Berikan terapi hipnotis
  • Dukung keluarga dan pengasuh terlibat dalam terapi
  • Diskusikan mengenai situasi dan pilihan terapi
  • Jelaskna mnegenai kondisi dan pilihan terapi/ pengobatan
  • Ajarkan terapi relaksasi
  • Ajarkan latihan pernafasan
  • Ajarkan tehnik distraksi dan imajinasi terbimbing
  • Kolaborsi pemberian analgesic, antipruritis, anthihistamin, jika perlu

2. Gangguan Mobilitas Fisik b/d Nyeri dan kekakuan sendi (D.0054)

Luaran: Mobilitas Fisik meningkat (L.05042)

  • Pergerakan ekstremitas meningkat
  • Kekuatan Otot Meningkat
  • Rentang Gerak (ROM) meningkat
  • Gerakan tidak terkoordinasi menurun
  • Gerakan Terbatas menurun
  • Kelemahan Fisik Menurun
  • Intervensi: Dukungan Ambulasi (I.06171)
  • Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
  • Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
  • Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
  • Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
  • Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu Seperti tongkat, dan kruk.
  • Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
  • Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
  • Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
  • Anjurkan melakukan ambulasi dini
  • Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan Seperti  berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, sesuai toleransi.

3. Defisit perawatan diri

Luaran: Perawatan Diri Meningkat (L.11103)

  • Kemampuan mandi meningkat
  • Kemampuan menggunakan pakaian meningkat
  • Kemampuan makan meningkat
  • Kemampuan ke toilet (BAB/BAK Meningkat)
  • Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri meningkat
  • Minat melakukan perawatan diri meningkat
  • Mempertahankan kebersihan diri meningat

Intervensi : Dukungan Perawatan Diri (I.11348)

  • Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
  • Monitor tingkat kemandirian
  • Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan
  • Sediakan lingkungan yang teraupetik
  • Siapkan keperluan pribadi
  • Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
  • Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
  • Jadwalkan rutinitas perawatan diri
  • Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan

4. Gangguan Citra Tubuh b/d perubahan fungsi tubuh (D.0083)

Luaran: Harapan Meningkat (L.09068)

  • Verbalisasi keputusasaan menurun
  • Perilaku Pasif menurun
  • Afek datar menurun
  • Pola Tidur membaik

Intervensi Keperawatan: Promosi Citra Tubuh (I.09305)

  • Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
  • Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh
  • Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
  • Monitor frekuensi pernyataan kritik tehadap diri sendiri
  • Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
  • Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
  • Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
  • Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis.luka, penyakit, pembedahan)
  • Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
  • Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh
  • Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
  • Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
  • Anjurkan menggunakan alat bantu
  • Latih fungsi tubuh yang dimiliki
  • Latih peningkatan penampilan diri (mis. berdandan)
  • Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok

Sumber Referensi :

Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans. Info Media. 

Lukman dan Ningsih, N. (2013). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan. Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.

PPNI, 2017.  Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI, 2018.  Standart Intervensi Keperawatan Indonesia edisi (SIKI) 1 cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI, 2019.  Standart I Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) edisi 1 cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.

Exit mobile version