Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat pasti akan melalui tahapan proses keperawatan (nursing process) yang meliputi tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Setalah melakukan pengkajian keperawatan, perawat diwajibkan menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang didapatkan dari klien baik dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik, catatan medis dan pemeriksaan laboratorium.
Penentuan diagnosa keperawatan sangat penting, karena akan memengaruhi tindakan keperawatan yang perawat akan berikut. Setelah merumuskan diagnosa keperawatan spesifik, perawat harus berpikir kritis guna menentukan tingkat prioritas diagnosa dengan membuat peringkat.
BACA JUGA : Mengubah Stigma Masyarakat Terhadap Profesi Perawat
Prioritas pemilihan diagnosa keperawatan adalah metode yang digunakan perawat dan klien untuk secara mutualisme membuat peringkat diagnosa dalam urutan kepentingan yang didasarkan pada keinginan, kebutuhan dan keselamatan.
Untuk merancang prioritas diagnosa keperawatan, sangat dibutuhkan dasar keilmuan yang tepat. Hirarki Maslow (1970) tentang kebutuhan dapat digunakan dalam menentukan prioritas diagnosa keperawatan.
Hirarki Maslow mengatur tingkat kebutuhan dasar yang terdiri dari lima tingkat prioritas. Tingkat yang paling mendasar atau pertama mencakup kebutuhan seperti udara (oksigen), air dan makanan. Tingkat kedua mencakup kebutuhan keselamatan dan keamanan. Tingkat ketiga mengandung kebutuhan dicintai dan memiliki. Tingkat keempat mengandung kebutuhan dihargai dan harga diri yang mencakup rasa percaya diri, kebergunaan, pencapaian dan nilai diri. Tingkat paling akhir atau kelima adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri yakni keadaan pencapaian secara menyeluruh tentang hal-hal yang diinginkan dan mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengatasi situasi kehidupan secara realistik.
Hirarki tentang kebutuhan merupakan cara yang sangat berguna bagi perawat untuk merencanakan kebutuhan klien. Prioritas diagnosa keperawatan diklasifikasikan menjadi tinggi, menengah atau rendah. Prioritas bergantung pada urgensi dari masalah. Diagnosa keperawatan yang jika tidak diatasi, dapat mengakibatkan ancaman bagi klien atau orang lain mempunyai prioritas tertinggi. Prioritas diagnosa dapat terjadi baik dalam dimensi psikologis maupun fisiologis. Sebagai contoh risiko terhadap tindakan kekerasan, gangguan pertukaran gas dan penurunan curah jantung adalah diagnosa keperawatan yang paling tinggi.
BACA JUGA : Intervensi dan Tindakan Keperawatan
Setelah ditentukannya prioritas, selanjutnya perawat akan menentukan rencana keperawatan. Rencana perawatan tertulis mengurangi resiko perawatan yang tidak lengkap, tidak tepat dan tidak akurat. Rencana asuhan keperawatan meningkatkan kontinuitas asuhan keperawatan dengan membuat daftar spesifik tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan perawatan.
Reference:
Bandiyah, S. (2017). Keterampilan Dasar dalam Keperawatan (KDDK) .Yogyakarta: Nuha Medika.
Dermawan. (2013). Pengantar Keperawatan Professional. Jakarta: Gosyen Publising
Hutahaean, S. (2010). Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info Media
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Ed. 4. Jakarta: EGC
(DOK/ND)