Mediaperawat.id, Jakarta – Setelah sekian lama covid-19 mereda, kini strain covid baru mengalami lonjakan di mana terjadi infeksi yang cukup tinggi di India. Kondisi ini tentu memicu kekhawatiran.
Penelitian menunjukkan Arcturus bisa menjadi salah satu 1,2 kali lebih menular daripada sub-varian utama terakhir. Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis covid-19 untuk WHO, menyatakan XBB.1.16 sebagai “varian dalam pemantauan” pada akhir Maret dengan mengatakan bahwa itu merupakan varian paling menular.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengincar varian covid-19 baru yang tampaknya memiliki gejala baru, utamanya pada anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun. Selain India, Arcturus, XBB.1.16 memicu lonjakan baru di banyak negara termasuk Amerika Serikat, Singapura, dan Australia.
Memiliki Gejala Baru.
Richard Reithinger, seorang ahli epidemiologi penyakit menular di RTI International, seperti dinukil dari Hindustan Time mengatakan bahwa “Mungkin terlalu dini untuk mengatakan apakah rangkaian gejala virus benar-benar telah berubah.”
Namun, Vipin Vashishtha, seorang dokter anak dan mantan kepala Komite Imunisasi Akademi Pediatri India mengatakan, “Gejala varian Arcturus meliputi, demam tinggi, batuk, dan konjungtivitis atau mata merah “gatal”.
Dan menurut Truhlsen Eye Institute, gejala konjungtivitis ini meliputi, mata berair, kemerahan, bengkak, nyeri atau iritasi, gatal, keluar cairan.
Gejala Pada Anak
Melansir dari Times of India, selain gejala umum infeksi virus korona beberapa anak juga melaporkan tanda-tanda seperti mata lengket, gejala yang tidak terlihat pada gelombang sebelumnya.
Mengambil dari Twitter, Dr Vashishtha, mengatakan, “Selama dua hari terakhir, telah mulai mendapatkan kasus covid-19 pediatrik sekali lagi setelah jeda enam bulan! Fenotipe kekanak-kanakan tampaknya merawat bayi dengan demam tinggi, pilek- batuk, dan konjungtivitis tidak bernanah, gatal dengan mata lengket, tidak terlihat pada gelombang sebelumnya.”
Paling menular
Sementara itu, Raj Rajnarayanan, asisten dekan penelitian dan profesor di Institut Teknologi New York mengatakan bahwa XBB.1.16 dan keturunannya memiliki “keuletan untuk mengalahkan” varian covid-19 lainnya dengan mengatakan bahwa varian baru berkembang dengan cepat. XBB.1.16 merupakan rekombinan dari dua sub varian BA.2.
Itulah sebabnya bisa menyebar ke seluruh dunia dalam waktu dekat karena tampaknya juga “kuat resisten” terhadap antibody dari varian covid-19 lainnya.
Masuk ke Indonesia
Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pihaknya telah mencatat dua pasien kasus Arcturus asal Jakarta. Dr. Nadia menyebutkan dua kasus itu seorang laki-laki berusia 54 tahun dan seorang perempuan berusia 33 tahun.
Sementara secara terpisah, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr Ngabila Salama, mengungkap pasien laki-laki varian Arcturus yang terdeteksi di Jakarta memiliki riwayat perjalanan ke lndia dan tiba di Jakarta pada 16 Maret 2023.
Sumber : Medicom