Mediaperawat – Kanker adalah masalah kesehatan serius yang memerlukan penatalaksanaan yang tepat. Kanker merupakan sekelompok besar penyakit yang ditandai dengan tumbuhnya sel abnormal di dalam tubuh, sel abnormal ini dapat tumbuh dan menyerang bagian tubuh manapun. Kanker sendiri merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia setelah stroke dan serangan jantung. Sabtu (09/12/23).
Direktur Utama Pusat Kanker Nasional Rumah Sakit Kanker Dharmais dr. Soeko Werdi Nindito D., MARS., mengatakan kanker payudara masih menempati urutan pertama kanker di Indonesia.
“Di Indonesia yang paling banyak itu masih kanker payudara, kemudian serviks, kemudian paru, kolorektal, dan leukemia,” kata Soeko dalam sesi inspirasional keperawatan yang diadakan Roche Indonesia, pada hari Rabu 6 Desember 2023 yang dilansir Grid Health.id.
Lebih lanjut ia mengatakan, kebanyakan kasus kanker ditemukan dalam kondisi stadium lebih lanjut.
“Sehingga angka kesembuhannya kecil. Padahal kalau ketemunya masih calon (kanker), itu bisa diantisipasi sebelumnya,” ujarnya.
Berdasarkan publikasi terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari enam kematian di dunia diakibatkan oleh kanker.
Prevalensi kanker pada 2018 mencapai 18,1 juta orang dan diperkirakan pada 2040 akan meningkat menjadi 29,4 juta.
Selain soal diagnosis yang terlambat, hambatan dalam penanganan kanker juga berhubungan dengan ketersediaan perawat spesialis onkologi.
“Diperlukan sebuah standar untuk rumah sakit yang memiliki layanan kanker. Tidak hanya perbaikan dari infrastruktur, tetapi juga melalui sumber daya manusia yang berkualitas,” katanya.
Baca Juga : Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Ia melanjutkan, “Salah satunya adalah dengan menghadirkan Spesialis Keperawatan Onkologi. Harapannya Spesialis Keperawatan Onkologi dapat menjadi mitra strategis dalam layanan kanker.”
Dari survei HIMPONI pada 2020, perawat di unit pelayanan onkologi 67% berpendidikan Diploma, 31% berpendidikan Ners (sarjana), dan sebanyak 2% berpendidikan Magister Keperawatan.
Situasi ini, kemudian yang menjadi latar belakang kemitraan Roche Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais, dan HIMPONI.
Ketua Prodi Ners Spesialis Keperawatan Onkologi Dr. Dewi Gayatri, S.Kp., M.Kes., berharap kemitraan ini dapat meningkatkan kualitas standar perawatan dan hasil perawatan kanker yang lebih baik.
Sejak dilakukan pada 2021, tercatat per Agustus 2023 sudah ada 125 perawat yang bersertifikat keperawatan onkologi dasar dan 25 pelatih bersertifikat ToT Basic Oncology Nursing Training.
Selain itu, ada sekitar 56 orang perawat yang menjadi penerima beasiswa spesialis keperawatan onkologi.