MediaPerawat.id – Hemodinamika ialah ilmu yang mempelajari pergerakan darah serta daya yang berperan pada dalamnya. Hemodinamika erat kaitannya dengan mekanisme peredaran darah pada tubuh. Hemodinamik artinya segala sesuatu yang berkaitan menggunakan volume, jantung, serta pembuluh darah. Hemodinamik ini diatur sang system saraf simpatik dan parasimpatik.
Sistem peredaran darah terdiri asal jantung dan system pembuluh darah bercabang yang luas, yang fungsi utamanya artinya transportasi oksigen, nutrisi dan zat-zat lain serta panas ke seluruh tubuh. dalam konteks medis, istilah hemodinamik merujuk pada berukuran dasar fungsi kardiovaskular, mirip tekanan arteri atau curah jantung. penilaian primer berasal kondisi hemodinamik dilakukan menggunakan menilai denyut jantung (HR) dan tekanan darah rata-rata (BP) menjadi pengganti perfusi jaringan.
Komponen Hemodinamika
Hemodinamik merupakan ilmu yang memepelajari peredaran darah serta daya yang berperan di dalamnya. Hemodinamik erat kaitannya menggunakan prosedur aliran darah dalam tubuh. Komponen hemodinamik secara umum terdiri atas 3 komponen primer yaitu :
- Volume (darah dan cairan)
- Pembuluh darah (arteri, vena, serta kapiler)
- Jantung menjadi pompa
Hemodinamik dapat dipantau secara invasif serta noninvasif. Pemantauan hemodinamik secara noninvasif terdiri dari beberapa komponen diantaranya tekanan darah, nadi, heart rate, pernapasan, indikator perfusi perifer, produksi urin, saturasi oksigen, serta GCS.
Baca Juga : Prosedur Khusus Penilaian Glascow Coma Scale (GCS)
Tujuan Pemantauan Hemodinamik
Tujuan pemantauan hemodinamik ialah buat mendeteksi, mengidentifikasi kelainan fisiologis secara dini serta memantau pengobatan yang diberikan guna menerima berita ekuilibrium homeostatic tubuh. Pemantauan hemodinamik bukan tindakan terapeutik namun hanya menyampaikan isu pada klinisi serta isu tadi perlu disesuaikan dengan evaluasi klinis pasien agar bisa memberikan penanganan yang optimal. Dasar asal pemantauan hemodinamik adalah perfusi jaringan yang adekuat, seperti keseimbangan antara pasokan oksigen dengan yang dibutuhkan mempertahankan nutrisi, suhu tubuh serta keseimbangan elektronik kimiawi sebagai akibatnya manifestasi klinis berasal gangguan hemodinamik berupa gangguan fungsi organ tubuh yang Jika tidak ditangani secara cepat dan tepat akan jatuh ke dalam gagal fungsi organ multiple.
Penilaiaan Hemodinamika diantaranya yaitu :
1) Tekanan Darah
Tekanan darah ialah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung pada pada pembuluh serta gaya renggang, atau ditensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut diregangkan). pada saat systole ventrikel, satu sisi sekuncup darah masuk ke arteri asal ventrikel, ad interim hanya sekitar sepertiga dari jumlah tadi yang meninggalkan arteri buat masuk ke arteriol. Selama diastole, tidak terdapat darah yang masuk ke arteri, sementara darah yang terus keluar dari arteri, didorong oleh recoil elastik. Tekanan aporisma yang ditimbulkan pada arteri sewaktu darah disemprotkan ke pada pembuluh tadi selama sistole (tekanan sistole), rerata ialah 120 mmHg sedangkan tekanan diastole rerata adalah 80 mmHg. pada waktu pengukuran tekanan darah rutin merekam tekanan sistolik serta diastolic arteri, yang dapat dipergunakan sebagai patokan buat menilai tekanan darah
2) Denyut Jantung
Denyut nadi artinya peredaran darah yang teraba menggunakan jelas diberbagai titik pada tubuh. Darah mengalir melalui tubuh pada suatu jalur yg terus menerus. Denyut nadi adalah indikator status aliran . Denyut nadi artinya kontraksi berasal vertical kiri jantung yang menyebabkan gelombang darah. ketika arteri seorang, seperti yang terjadi karena usia, tekanan yang lebih besar diharapkan buat memompa darah ke arteri .
Denyut jantung mencerminkan jumlah kontraksi ventrikel per unit ketika serta berfluktuasi secara substansial dengan variasi dalam permintaan system buat oksigen. Pemantauan denyut jantung istirahat adalah metode klinis sederhana dan non-invasif terkait dengan prognosis kesehatan. Peningkatan denyut jantung istirahat di remaja secara eksklusif terkait menggunakan indikator penyakit kardiovaskular, seperti peningkatan kadar tekanan darah, peningkatan glukosa darah, konsentrasi kolestrol total yang lebih tinggi, dan peningkatan trigliserida .
Peningkatan denyut jantung dengan simpel dapat diukur dengan mengukur denyut nadi. Denyut nadi adalah denyut jantung yg dihantarkan lewat arteri serta dirasakan sebagai denyut nadi yang merupakan gelombang suatu gelombang yang teraba di arteri bila darah pada pompa keluar jantung. Denyut nadi bisa dirasakan atau diraba pada arteri yang dekat menggunakan bagian atas tubuh, mirip arteri temporalis yg terletak pada atas tulang temporal, arteri dorsalis pedis yg terletak pada belokan mata kaki, arteri brakhialis yang terletak di depan lipatan sendi siku, arteri radialis yang terletak pada depan pergelangan tangan, serta arteri karotis yang terletak pada ketinggian tulang rawan tiroid. Frekuensi denyut nadi untuk orang normal jumlahnya sama dengan denyut jantung.
Banyak hal yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi di antaranya adalah jenis kelamin, umur, posisi tubuh, dan aktivitas fisik. Frekuensi denyut nadi istirahat anak laki-laki lebih rendah daripada anak perempuan seusianya. Pada umur 2- 7 tahun anak laki-laki memiliki rata-rata denyut nadi istirahat sebanyak 97 denyut permenit, sedangkan anak perempuan memiliki rata-rata 98 denyut permenit. Anak laki-laki pada usia 8-14 tahun, mempunyai rata-rata frekuensi denyut nadi istirahat 76 denyut permenit sedangkan anak perempuan sebanyak 94 denyut permenit. Rerata denyut nadi istirahat anak laki-laki pada umur 21-28 tahun adalah 73 denyut permenit sedangkan frekuensi denyut nadi istirahat dapat dilihat dari denyut nadi istirahat. Denyut nadi normal dapat dikategorikan sesuai umur yaitu: dewasa 60-80, anak 80-100 dan bayi 100-140 . anak perempuan sebesar 80 denyut permenit. Orang laki-laki
3) Pernapasan (Respirasi)
Respirasi artinya gerakan bernapas, yang terdiri dari ide serta ekspirasi yaitu gerakan dada dan saluran pernapasan di ketika menghirup dan mengeluarkan udara dalam rongga thoraks. Faktor yg mempengaruhi pernapasan merupakan olahraga, aktivitas, tertekan (kecemasan), peningkatan suhu tubuh, dan peningkatan tekanan intracranial. Frekuensi pernapasan normal pada orang dewasa artinya 16-24 kali/mnt, klien damai, membisu serta tidak butuh tenaga buat melakukannya, atau tachypnea yaitu pernapasan cepat, frekuensinya lebih berasal 24x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan yg lambat, frekuensinya kurang dari 16x/menit, atau apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.
4) Suhu Tubuh
Menaikkan respon adrenergic yg dapat menyebabkan ketidakstabilan kardiovaskuler. Suhu tubuh ditentukan sang ekuilibrium antara produksi panas sang kontraksi otot serta pembebasan panas oleh sebab evaporasi tubuh. Produksi panas yg didapatkan tubuh diantaranya berasal asal: metabolism berasal makanan (basal metabolic rate), olahraga, shivering atau kontraksi otot skelet, peningkatan produksi hormone tiroksin (menaikkan metabolism seluler), proses penyakit infeksi, thermogenesis kimiawi (rangsangan pribadi asal norepinefrin serta efinefrin atau asal rangsangan eksklusif simpatetik. Pengukuran suhu tubuh sang otak hipotalamus, bagian atas kulit, medulla spinalis. Bila terjadi perangsangan panas akan terjadi vasodilatasi yang mengakibatkan keringat, kebalikannya Bila terjadi perangsangan dingin akan terjadi vasokontriksi dan menggigil agar suhu tubuh bisa balik mencapai bantuan normal yakni suhu tubuh normal berkisar antara 36,5 derjat celcius – 37,5 derjat celcius. Lokasi pengukuran suhu artinya berkaitan dengan mulut (dibawah lidah), aksila, serta rektal. pada investigasi suhu per rektal tingkat dingin.
Sumber Referensi :
Erniody. 2012. Pemantauan Hemodinamik Invasif, Kurang Invasif, atau Tidak Invasif: Jurnal Anestesiologi Volume 2 No 2. Jakarta: Departemen Anestesiologi dan Reanimasi RS Husada.
Potter, & Perry, A. G. 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,. Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.
Sandi, N. I. (2016). Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Frekuensi Denyut Nadi. Journal Sport and Fitness.