MediaPerawat.id – Abu Ali Al Hussain Ibnu Abdullah Ibnu Sina, adalah seorang dokter Persia terkenal dan terkemuka. Beliau menjadi filsuf muslim serta perintis Ilmu kedokteran di dunia.Ibnu Sina Lahir pada tanggal 22 Agustus 980 Masehi di Bukhara, di Uzbekistan. Ayahnya bernama Abdullah dan ibunya bernama Sitarah yang merupakan keturunan persia.
Sejak usia belia, Ibnu Sina mulai menunjukkan kecerdasan intelektualnya yang tinggi. Saat umurnya 10 tahun, ia sudah menjadi penghafal Al- Qur’an dan pada masa umurnya meranjak 16tahun, Ibnu Sina mempelajari ilmu kedokteran kepada Abu Abdullah An-Naqili. Setelah dua tahun lamanya menuntut ilmu, Ibnu Sina berhasil menyelesaikan status penuh sebagai dokter.
Pada 997 Masehi,Ibnu Sina mendapat kepercayaan penuh serta dukungan dari kerajaan penguasa Dinasti Samaniyah (819-999 M) yakni Al-Amir ar-Ridha Nuh II yaitu setelah berhasil mengobatipenyakit sangRaja Al-Amir.Ahli diagnosis, dengan nama Latin Avicenna ini, mengasah keterampilannya yang luar biasa, di bidang-bidang yang diabaikan oleh orang lain.
Dia menggabungkan pengetahuan ilmiahnya dengan pertanyaan filosofis, yang dirinci dalam studinya, “Al Qanun fil-Tibb” (The Canon of Medicine) dan “Kitab Al Shifa ”(Kitab Penyembuhan). Penyelidikan filosofisnya kompleks, menggabungkan perspektif Aristotelian dan Platonis, dengan teologi Muslim.Paradigmanya canggih, membagi semua pengetahuan menjadi teori (matematika, fisika, kimia, astronomi dan metafisika) dan ilmu praktis (filsafat, etika, ekonomi dan politik).
Sementara pandangan rasionalnya tentang hakikat Tuhan dan Kehidupan, membuatnya menyimpulkan bahwa ada tempat untuk dunia jasmani dan roh.Karya pemikirannya, dikagumi di seluruh dunia.Paling mencolok salah satunya penghormatan untuknya terlihat di aula utama Fakultas Kedokteran Universitas Paris.Sementara makamnya, di Hamadan, tempat dia meninggal pada 1037, menjadi obyek wisata yang populer.
Baca Juga : Kisah Perawat Cantik Masuk Islam Setelah Merawat Pasien
Dokter muda
Pada usia Ibnu Sina 16 tahun saat dia memulai mengkaji ilmu medis, serta mampu menerima reputasi yang baik. Proses dalam jangka waktu 3 tahun lalu dia mendedikasikan semua usahanya untuk belajar kedokteran. Status menjadi seorang dokter pertama di dunia masa waktu diraihnya ketika berusia 18 tahun.
Pada periode itu dia berhasil menyembuhkan Nuh Ibnu Mansour, Penguasa Samanids. Padahal seluruh tabib terkemuka saat itu sudah putus asa menangani penyakit Sultan Nuh II. Atas usahanya yangbesar , tabib belia ini diperbolehkan mengakses perpustakaan sultan yang luas berisi manuskrip langka. Itulah yang memfasilitasi aktivitas penelitiannya.
saat menginjak usia 22 tahun ayahnya wafat. dia memutuskan pindah ke Jurjan dekat bahari Kaspia serta mengajar tentang ilmu logika serta astronomi. kemudian beliau kembali ke Rey dam Hamadan (keduanya di Iran sekarang). Menulis dan mengajar karya-karyanya jadi kegiatan utama pada bepergian ini. dari Hamadan, beliau pindah ke Isfahan (sekarang di Iran tengah), serta menyelesaikan tulisan-tulisan epiknya.
Namun, akibat terus melakukan perjalanan, terlalu banyak mengerahkan tenaga mental, dan diperburuk sang kekacauan politik, kesehatannya ambruk. dasa warsa terakhir dalam hidupnya, Ibnu Sina menghabiskan ketika untuk melayani seorang komandan militer Ala al-Dawla Muhammad. Selain sebagai dokter, sastrawan awam, dan konsultan ilmiah, beliau juga membantu selama komandan itu ikut dalam kampanye. Ibnu Sina mangkat di Juni 1037, di usia 58 tahun dan dimakamkan di Hamedan, Iran.
Karya ilmiah
kontribusi Avicenna yang paling berpengaruh bagi ilmu kedokteran ialah bukunya yang terkenal Al Qanun Fi Al-Tibb (The Canon of Medicine), yang dikenal sebagai “Kanon” pada Barat. kitab ini ialah ensiklopedia kedokteran 5 jilid besar . Isinya mencakup lebih asal satu juta kata.pada dalamnya terdiri dari pengetahuan medis yang tersedia berasal sumber antik dan Muslim. buku ini diterjemahkan ke pada bahasa Latin pada abad ke 2 belas dan dipergunakan sebagai teks kedokteran baku pada universitas-universitas Eropa hingga pertengahan abad 17.
Karya besarnya yang lain artinya “The Book of Healing”, ensiklopedia ilmiah dan filosofis. buku ini dimaksudkan buat ‘menyembuhkan’ jiwa. Itu dibagi menjadi empat bagian: Logika, ilmu alam, matematika serta metafisika. Al Qanun fi Tibb disebut menjadi buku kedokteran eksperimental yang sangat berpengaruh dalam sejarah.
Dari buku ini, Ibnu Sina dinobatkan serta dijadikan menjadi dokter pertama pada dunia yang melakukan uji klinis serta sosialisasi farmakologis klinis. buku ini sangat berperan dalam kemajuan ilmu anatomi, ginekologi, serta pediatri. Ibnu Sina tokoh yang sangat populer di kalangan guru medis Barat menjadi peletak prinsip dasar sains.pada teks medisnya, Ibnu Sina juga dikenal dan berjasa dalam mengidentifikasi penyakit menular seperti TBC juga penyakit tidak menular seperti diabetes militus, tumor, dan efek placebon. Beberapa abad sebelum Louis Pasteur, Ibnu Sina pula menemukan kemungkinan penyakit menyebar melalui air dan tanah.
Beliau bahkan menyelidiki kesehatan emosional seorang, jauh sebelum teknik biofeedback diperkenalkan. Kelompok lainnya yaitu gambaran meningitis, bagian- bagian mata serta katup jantung, dan bagaimana saraf berkontribusi saat nyeri otot. Kemajuan yang diciptakan dalam bidang anatomi, ginekologi, dan pediatri begitu canggih. Alhasil, bukunya segera menjadi kitab teks utama yang digunakan di sekolah kedokteran Eropa hingga abad ke-17.
Dalam bukunya, ia menyebarkan sistem logikanya sendiri, pemikiran Avicennian. Dalam ilmu matematika, Ibnu Sina menjelaskan tentang konsep aritmatika.sementara dalam astronomi, beliau mengusulkan bahwa Venus lebih dekat ke matahari daripada Bumi. dia pula menemukan indera buat mengamati koordinat bintang, serta menyatakan bintang-bintang itu bercahaya sendiri. Secara total, Avicenna menulis lebih berasal 400 karya, serta kurang lebih 240 pada antaranya masih bertahan.
Karya-karya Ibnu Sina Beberapa karya Ibnu Sina yang paling terkenal adalah sebagai berikut:
- Sirat al-shaykh al-ra’is (The Life of Avicenna)
- Al-isharat wa al-tanbihat (Remarks and Admonitions)
- Al-Qanun fi’l-tibb (The Canon of Medicine)
- Risalah fi sirr al-qadar (Essay on the Secret of Destiny)
- Danishnama-i ‘ala’i (The Book of Scientific Knowledge)
- Kitab al-Shifa’ (The Book of Healing)
- Kitab al-Najat (The Book of Salvation)
- Risala fi’l-Ishq (A Treatise on Love).
Akal dan Realitas
Pencapaian Ibnu Sina menemukan kebenaran tertinggi ilmu, pantas mendapat perhatian. Konsepsi tentang realitas dan penalaran yang dia miliki yaitu kecerdasan intelektual seputar aqidah islam yaitu dalam ilmu tauhid. . Sebagai prinsip dari semua eksistensi, dia berpandangan bahwa Allahadalah Sang pencipta yang memiliki sumber segala ilmu.. Dengan demikian, manusia dipanggil untuk mengembangkan dan menggunakan aturan logika untuk memenuhi kebutuhannya.
Untuk mencapai itu, manusia perlu meningkatkan kehidupan mereka dengan mengembangkan keseimbangan antara kebutuhan fisik dan spiritual, dengan iman menjadi salah satu dari beberapa bahan utama yang menopang kehidupan.Menurutnya Tuhan adalah Maha cerdas dengan keagungannya di atas semua pakar-pakar ilmu manusia, oleh karena itu, tidak bertentangan dengan upaya manusia untuk mencari ilmu pengetahuan. Sebab dengan ilmu pengetahuan itu, manusia justru dapat lebih memahami keagungan Tuhan seluruh alam.
Sumber Referensi
Syamsul Dwi Maarif. 2022. Biografi Ibnu Sina : Sejarah Ilmuwan Muslim, Karya dan Penemuannya. Tirto.id.