Mediaperawat.id – Kisah perawat cantik bernama Cassie masuk islam Ia mendapat hidayah dan mantap menjadi mualaf setelah merawat pasien pengidap alzheimer yang seorang Muslim.
Awal mula Cassie mengenal islam dari pasiennya itu. Si pasien selalu melakukan gerakan dan berperilaku tidak biasa.
Mulanya Cassie tahu kalau pasiennya yang sudah lanjut usia tersebut adalah seorang Muslim. Ia mengetahuinya dari sebuat catatan riwayat.
“Pada pertemuan catatan pasien diberikan, dari situ saya bisa melihat bahwa dia adalah seorang yang beragama Islam, berarti dia seorang Muslim,” kata Cassie, dikutip dari kanal YouTube Muslim Ahad, Rabu (01/01/2023).
Mengetahui pasiennya adalah seorang Muslim, Cassie pun mencari tahu tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi bagi seseorang beragama Islam.
Saat menyajikan hidangan makanan dan minuman pun Cassie sedetail mungkin agar pasiennya tersebut tidak mengonsumsi babi dan alkohol. Kemudian di juga mencari tahu apa-apa saja yang dilarang dalam Islam.
“Saya tahu dari sini bahwa saya perlu mempertimbangkan beberapa cara pengobatan yang mungkin tidak bertentangan dengan imannya. Karena itu, saya coba menyesuaikan perawatan untuk memenuhi kebutuhannya,” tutur dia.
Baca Juga : Cerita Pengalaman Menegangkan Saat Jadi Perawat di Jerman
Kemudian setiap harinya Cassie selalu melihat pasiennya itu melakukan suatu gerakan. Awalnya Cassie mengira jika pasien tersebut mengingat gerakan-gerakan yang pernah dilihat. Namun ada yang berbeda, dia selalu melihatnya setiap hari, khususnya di waktu-waktu tertentu.
Selain itu, pasiennya juga selalu makan dengan tangan kanan. Kemudian Cassie mulai penasaran dengan Islam, karena agama yang dianut oleh pasiennya itu dinilai berperilaku tidak biasa.
Lalu Cassie mulai mengunduh salah satu aplikasi dan bertanya tentang gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pasiennya itu setiap hari. Kemudian teman-temannya yang Muslim di aplikasi tersebut mengatakan kalau itu adalah gerakan sholat.
“Saya diberi terjemahan Alquran. Surat yang artinya ‘Lebah’ yaitu An-Nahl membuat saya merinding dan saya mengulangi mendengarnya beberapa kali sehari,” bebernya.
Selanjutnya Cassie ditunjukkan masjid terdekat untuk lebih mengenal Islam. Suatu hari ia ditanya, mengapa masih takut dengan Islam? Padahal selama menjadi perawat, merawat pasiennya yang Muslim tidak pernah terjadi hal-hal aneh atau menakutkan.
Ternyata ada alasan tersendiri mengapa Cassie masih ragu. Bukan karena takut sesuatu yang buruk, melainkan takut untuk menerima sesuatu yang baik di hidupnya.
Namun perlahan, ternyata mata hatinya mulai terbuka. Ia mengunjungi masjid di daerahnya untuk meminta dibimbing membaca dua kalimat syahadat dan masuk Islam. Setelah mualaf, orang yang pertama diberi tahu adalah pasiennya itu.
“Aku mendatanginya dan bahkan sebelum aku membuka mulut, dia menangis dan tersenyum kepadaku. Aku menangis di hadapannya, aku berutang banyak padanya.”
Setelah seminggu pertama Cassie jadi mualaf, ternyata pasien yang dirawat selama ini meninggal dunia. Dirinya merasa sangat kehilangan, karena orangtua tersebut tidak sekadar sebagai pasien, tapi dianggapnya sebagai ayahnya yang memperkenalkan Islam kepadanya.
“Saya akan berdoa, semoga Allah merahmatinya dan memberinya ganjaran dari setiap perbuatan baik yang saya lakukan, sepuluh kali lipat,” pungkasnya.
Wallahu a’lam bisshawab.