banner 728x250

Penerapan Asuhan Keperawatan Komunitas Dengan Modifikasi NANDA/ICNP, NOC, NIC

Foto : Ilustrasi Perawat sedang melakukan komunikasi dengan pasien/Doc. Freepik.com

Konsep Diagnosis Keperawatan, Nursing Outcomes Classification (NOC) dan Nursing Interventions Classifications (NIC)

A. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan hasil pengkajian. Dalam lingkup asuhan keperawatan individu, metode pengkajian dilakukan baik melalui anamnesis, pemeriksaan, observasi respon klien, dan hasil pemeriksaan penunjang. Pengkajian keluarga dilakukan melalui wawancara terhadap anggota keluarga, pemeriksaan, dan observasi lingkungan rumah. Pengkajian komunitas dilakukan melalui survey, wawancara, diskusi kelompok terfokus, observasi lingkungan komunitas, dan studi dokumen. Data hasil pengkajian ditelaah melalui proses analisis dan sintesis sebagai dasar mengidentifikasi diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan merupakan pertimbangan klinis/rasional dari perawat (clinical judgement) yang berfokus pada respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan (vulnerability) terhadap respon dari individu, keluarga, kelompok, atau komunitas (Herdman & Kamitsuru, 2015)

B. Label diagnosis keperawatan menurut NANDA (2015-2017) meliputi :

a. Diagnosis berfokus pada masalah

Diagnosis berfokus pada masalah selama ini dikenal dengan label aktual. Diagnosis ini merupakan pertimbangan klinis/rasional dari perawat (clinical judgement) yang menggambarkan respon yang tidak diinginkan klien terhadap kondisi kesehatan/proses kehidupan yang ada pada individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Hal ini didukung oleh batasan karakteristik kelompok data (manifestasi tanda dan gejala) yang saling berhubungan. Contoh diagnosis aktual diantaranya :
1). Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
2). Gangguan pola tidur
3). Disfungsi proses keluarga
4). Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga
5). Ketidakefektifan manajemen kesehatan
6). Defisiensi kesehatan komunitas

b. Diagnosis Risiko

Label diagnosis risiko adalah clinical judgement yang menggambarkan kerentanan individu, keluarga, kelompok atau komunitas yang memungkinkan berkembangnya suatu respon yang tidak diinginkan dari klien terhadap kondisi kesehatan/proses kehidupan. Hal ini didukung oleh berbagai faktor risiko yang berkontribusi pada peningkatan kerentanan. Setiap label dari diagnosis risiko diawali dengan frase: “risiko”. Contoh diagnosis risiko diantaranya :
1) Risiko kekurangan volume cairan
2) Risiko intoleransi aktivitas
3) Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua
4) Risiko distres spiritual
5) Risiko penyimpangan perilaku kesehatan
6) Risiko kontaminasi

c. Diagnosis promosi kesehatan

Diagnosis promosi kesehatan adalah clinical judgement yang menggambarkan motivasi dan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengaktualisasikan potensi kesehatan individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Respon dinyatakan dengan kesiapan meningkatkan perilaku kesehatan yang spesifik, dan dapat digunakan pada seluruh status kesehatan. Setiap label diagnosis promosi kesehatan diawali dengan frase: “Kesiapan Meningkatkan”. Contoh diagnosis promosi kesehatan diantaranya :
1) Kesiapan meningkatkan komunikasi
2) Kesiapan meningkatkan pembuatan keputusan
3) Kesiapan meningkatkan pengetahuan
4) Kesiapan meningkatkan religiusitas
5) Kesiapan meningkatkan koping keluarga
6) Kesiapan meningkatkan koping komunitas

d. Diagnosis sindrom

Diagnosis sindrom adalah clinical judgement yang menggambarkan suatu kelompok diagnosis keperawatan yang terjadi bersama, mengatasi masalah secara bersama, dan melalui beberapa intervensi yang sama. Sindrom nyeri kronik menggambarkan diagnosis nyeri kronik yang mempunyai dampak pada respon klien lain seperti diagnosis gangguan pola tidur, isolasi sosial, kelelahan, atau gangguan mobilitas
fisik. Kategori diagnosis sindrom dapat berupa risiko atau masalah. Contoh diagnosis keperawatan sindrom, diantaranya :
1). Sindrom kelemahan lansia
2). Sindrom tidak berguna
3). Sindrom post trauma
4). Sindrom stres relokasi
5). Sindrom kekerasan

Baca Juga : Konsep Dan Teori Keperawatan Komunitas

Adapun cara menentukan diagnosis keperawatan menggunakan NANDA, adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi data klien (sesuai hasil pengkajian)
b. Identifikasi domain yang sesuai
c. Identifikasi kelas yang sesuai
d. Lihat definisi diagnosis
e. Lihat batasan karakteristik
f. Tentukan diagnosis

Formulasi diagnosis keperawatan menggunakan North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) belum optimal mengakomodasi diagnosis keperawatan di area keperawatan komunitas (kelompok dan masyarakat), sehingga digunakan juga rumusan diagnosis dari International Classifications for Nursing Practice (ICNP). NANDA International Taxonomy II memiliki 13 domain; 47 Kelas; 235 diagnosis. Formulasi diagnosis tersebut digunakan tanpa menuliskan etiologi dan data sebagai manifestasi data hasil pengkajian. Sesuai dengan label diagnosis, maka label diagnosis keperawatan individu, keluarga dan kelompok atau komunitas dapat berupa: aktual, risiko, promosi kesehatan, dan sindrom. Sebagai catatan bahwa diagnosis keperawatan kategori sindrom jumahnya masih terbatas pada NANDA sehingga penggunaannya tergantung pada hasil pengkajian klien.

Diagnosis keperawatan individu dan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah kesehatan yang lazim terjadi seperti masalah gizi, diare, ISPA, DM, TB Paru, hipertensi, stroke, rematik, kecemasan, depresi, dan demensia. Masalah kesehatan komunitas nasional berdasarkan Riskesdas (2013) dan MDGs antara lain HIV, TB, Malaria, masalah gizi, masalah kesehatan sebagai dampak dari kemiskinan dan keterbatasan akses pelayanan kesehatan dan informasi kesehatan, masalah kesehatan ibu dan anak, dan cidera akibat kecelakaan lalu lintas.

C. Nursing Outcomes Classification (NOC)

Data hasil pengkajian menjadi dasar menentukan diagnosis keperawatan dan menentukan hasil dan indikatornya sebagai dampak dari dilakukannya intervensi. Outcome dari NOC diidentifikasi dengan memperhatikan harapan perubahan respon klien yang diinginkan dengan mempertimbangkan karakteristik klien. Pencapaian masing-masing hasil dan indikator ditentukan oleh waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing intervensi. Setiap hasil dari NOC (Nursing Outcome Clasification)
harus mewakili sebuah konsep yang digunakan untuk mengukur keadaan klien (individu, keluarga, kelompok, atau komunitas), sebelum dan sesudah intervensi dilakukan Hasil (outcome) dikembangkan oleh perawat, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bagi disiplin ilmu lain untuk menemukan outcome juga yang dapat membantu mengevalusi keefektifan program intervensi yang telah dilakukan baik intervensi mandiri perawat maupun yang bersifat kolaborasi. Outcome harus spesifik, dapat diukur, realistik dan dapat dicapai. NOC terdiri dari 7 domain; 32 kelas; 490 outcome, dan 17 skala pengukuran.

Outcome diukur berdasarkan “a five point Likert type scale (1-5)”, dimana 1 menyatakan respons negatif dan 5 menyatakan respons positif untuk setiap jenis indikator respon. Komponen hasil yang diukur sesuai dengan 7 domain yang akan diukur terdiri dari: 1) functional health, 2) physiological health: basic dan complex; 3) psychosocial health; 4) health knowledge & behavior; 5) perceived health; 6) family health;
7) community health. Misalnya untuk hasil “kesiapan disaster komunitas”, rentang skala Likert adalah dari 1 sampai dengan 5, masing-masing skala mempunya nilai: 1 tidak adekuat, 2 kurang adekuat, 3 cukup adekuat, 4 adekuat, dan 5 sangat adekuat. Salah satu indikator hasil kesiapan disaster komunitas adalah identifikasi tipe potensi disaster (280401). Dalam menentukan perubahan skala indikator hasil, harus memperhatikan sumber daya di komunitas misalnya peningkatan dari 1 menjadi 4 atau mempertahankan pada level 4 jika sumber daya di komunitas sudah relatif adekuat.

D. Nursing Interventions Classification (NIC)

Nursing Intervention Clasification (NIC) merupakan standar klasifikasi yang komprehensif dari intervensi yang dilakukan oleh perawat. NIC digunakan dalam perencanaan perawatan; dokumentasi klinis, keefektifan penelitian; pengukuran produktivitas, evaluasi kompetensi, sistem penggantian “reimbursement“, serta pengajaran. NIC mencakup semua intervensi yang dilakukan perawat baik mandiri maupun kolaborasi; perawatan langsung maupun tidak langsung. NIC dapat digunakan pada semua area: acute care to intersive care unit; home care; hospice care; primary care; dan semua
perawatan yang spesialistik (critical care; occupational health nursing; gerontological nursing).

NIC terdiri dari 7 domain:
1) Physiological (basic & complex); 2) psychological; 3) behavior; 4) safety; 5) family; 6) health system; 7) community); 30 kelas; 554 intervensi; dan kurang lebih 13.000 aktivitas. Intervensi merupakan salah satu treatment berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan yang dapat dilakukan oleh perawat.

E. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Dua kondisi yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendokumentasian perencanaan asuhan keperawatan terutama menentukan prioritas urutan setelah penulisan rumusan diagnosis, apakah hasil (NOC) atau intervensi (NIC) Dalam kondisi gawat darurat, saat kejadian bencana, dan masalah “here and now“, maka, setelah perawat menentukan diagnosis keperawatan, intervensi selayaknya dilakukan sebelum menentukan hasil sehingga outcome (hasil) akan menjadi tujuan yang mengukur keberhasilan intervensi. Dalam ketiga kondisi tersebut, urutan penulisan perencanaan asuhan keperawatan adalah NANDA, NIC, NOC. Sedangkan dalam situasi tidak ada yang mengancam keselamatan atau kesehatan klien, maka urutan penulisan perencanaan keperawatan adalah NANDA, NOC, NIC.

Baca Juga : Pengkajian Tahap II Asuhan Keperawatan Keluarga

Dokumentasi implementasi dan evaluasi menggunakan format catatan perkembangan yang menggambarkan intervensi yang dilakukan, hasil dan indikator hasil untuk setiap intervensi. Pada asuhan keperawatan individu dan keluarga, catatan perkembangan berupa laporan implementasi setiap intervensi terdiri dari data subjektif (S); data objektif (O) berupa hasil pemeriksaan atau observasi, dan hasil pemeriksaan penunjang (jika ada); analisis (A) sebagai simpulan pencapaian indikator hasil; perencanaan (P) sebagai tindak lanjut intervensi berupa modifikasi intervensi jika indikator hasil belum tercapai atau melanjutkan pada intervensi berikutnya jika indikator hasil tercapai; implementasi intervensi (I); dan evaluasi (E) terhadap hasil implementasi intervensi. Pada asuhan keperawatan kelompok atau komunitas, catatan perkembangan dapat berupa laporan evaluasi formatif yang menggambarkan hasil evaluasi terhadap implementasi setiap intervensi maupun laporan evaluasi sumatif yang menggambarkan indikator status kesehatan komunitas. Evaluasi sumatif dapat dilakukan dalam konteks kemajuan tengah tahun dan akhir tahun.

Daftar Pustaka :
Riasmini, Ni Made, dkk. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan : Individu, keluarga, kelompok, dan komunitas dgn modifikasi Nanda, ICNP, Noc dan Nic di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *