MediaPerawat.id – Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan, bertukar informasi untuk memberikan dan mengetahui informasi yang terkini.
Melakukan komunikasi tentu dilakukan oleh 2 orang atau lebih agar bisa bertukar informasi. Dalam berkomunikasi tentunya tidak boleh adanya kekeliruan yang bisa sebabkan kesalahan. Tidak terkecuali komunikasi yang dalam lingkup tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bagus kepada masyarakat.
Dilansir oleh MediaPerawat.id dari Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (2019) Komunikasi antar tenaga kesehatan merupakan salah satu komponen penting dalam membangun suksesnya sebuah pelayanan kesehatan (Diniyah,2019). Komunikasi yang keliru bisa menimbulkan kejadian yang tidak diharapkan kepad pasien dan dapat merugikan pasien pula. Dalam dunia keperawatan perihal komunikasi antara dokter dan perawat kerap terjadi kesalahan apabila dilakukan melalui telepon.
Dikutip dari sumber yang sama menjelaskan bahwa Aktivitas komunikasi perawat dan dokter melalui telepon cenderung lebih mudah menyebabkan terjadinya kesalahan komunikasi (Stukenberg, 2010). Oleh sebab itu pentingnya komunikasi secara efektif karena pelaksanaan komunikasi secara efektif dan efisien sangat penting karena menjamin terlaksananya pemberian perawatan kesehatan yang aman dan berkualitas tinggi (HPHA, 2011)
Guna mengatasi hal tersebut maka dapat dilakukan komunikasi menggunakan teknik informasi SBAR. Diambil dari sumber yang sama teknik komunikasi SBAR membantu perawat untuk mengorganisasi cara berfikir, mengorganisasi informasi, dan merasa lebih percaya diri saat berkomunikasi dengan dokter (Andreoli, 2010).
Baca juga : Seberapa Pentingkah Komunikasi Terapeutik Antara Perawat dan Pasien?
Selain itu menurut Basuki (2008) dalam sumber jurnal yang sama menyatakan bahwa komunikasi SBAR memiliki manfaat yang dapat memperbaiki penyampaian informasi dari perawat kepada dokter dan memberikan kejelasan informasi sehingga akan menurunkan kejadian medical eror dalam perawatan pasien. Teknik Komunikasi SBAR adalah teknik komunikasi yang memberikan urutan secara logisdan dapat meningkatkan proses komunikasi untuk meningkatkan keselamat pasien.
Menurut (Schadewaldt dkk, 2016) Komunikasi SBAR terdiri dari beberapa komponen, diantaranya adalah:
S: Situation atau situasi berisi tentang nama anda dan nama departemen mana setelah itu menyebutkan nama pasien, umur, diagnosa dan tanggal masuk hngga menjelaskan secara singkat kondisi kesehatan atau keluhan utama.
B: Background atau latar belakang, dalam hal ini dapat disebutkan riwayat alergi, obat-obatan dan infus yang digunakan hingga menjelaskan pemeriksaan yang mendukung hasil laboratorium serta jelaskan hasil TTV
A: Assessment atau penilaian, perawat dapat menjelaskan lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti status mental, status emosional, kondisi kulit hingga saturasi oksigen selain itu jelaskan pula kemungkinan masalah seperti gangguan pernafasan, gangguan neurologi, gangguan perfusi dan lainnya.
R: Recommendation, rekomendasi dalam hal ini dilakukan mengusulkan dokter untuk melihat pasien, pastikan jam kedatangan dokter selain itu juga dapat menanyakan pada dokter langkah selanjutnya yang akan dilakukan.
Diatas merupakan komponen SBAR yang harus diketahui dan sebagai media belajar.
Daftar Referensi :
Mardiana, S. S., Kristina, T. N., Sulisno, & Madya. (2019). PENERAPAN KOMUNIKASI SBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN DOKTER. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan , 273-282.