MediaPerawat.id-Banyak ibu yang kurang mengetahui betapa pentingnya kebutuhan nutrisi pada ibu hamil maupun ibu menyusui. Di Indonesia banyak pantangan yang dikenakan kepada ibu hamil maupun ibu yang menyusukan. Harus diperhatikan jangan sampai pantangan tersebut merugikan kondisi ibunya maupun anak yang dikandung dan disusuinya. Kepercayaan tentang makanan yang menguntungkan kondisi gizi ibu dan sekresi ASI sebaiknya lebih digalakkan, seperti lebih banyak makanan sayur daun katuk, daun papaya, dan sebagainya.
Postpartum badan ibu menyesuaikan kembali alat-alat kandungan dan adnexanya menjadi bentuk normal seperti sebelum kehamilan, sedangkan mamae menyiapkan diri dan mulai berfungsi menghasilkan asi. Melalui ASI zat-zat gizi yang diperlukan neonatus diberikan dari tubuh ibunya dari persendian yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Tambahan kebutuhan energi bagi ibu menyusukan adalah 800kl sehari dan tambahan kebutuhan protein sebesar 25gram sehari . sampai batas tertentu, kebutuhan anak diambil dari tubuh ibunya, tidak menghiraukan apakah ibunya sendiri mempunyai persediaan cukup atau tidak dan zat-zat gizi tersebut.
Baca juga : Mengenal Konsep KB (Keluarga Berencana) dalam Keperawatan
Oleh karena itu, ibu yang menyusukan perlu mendapat perhatian serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susuan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan.
1. Pengertian Ibu Menyusui
Gizi seimbang pada ibu menyusui dapat diartikan bahwa konsumsi makanan ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya sendiri dan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayinya. Gizi seimbang sangat penting bagi ibu menyusui karena berkaitan dengan produksi air susu. Oleh karena itu pemenuhan gizi yang baik bagi ibu menyusui akan berpengaruh terhadap status gizi ibu menyusui dan juga tumbuh kembang bayinya.
2. Status Gizi Ibu Menyusui
Saat postpartum mamae pada ibu mulai menyiapkan diiri dan mulai berfungsi menghasilkan asi. Melalui asi zat zat gizi yang diperlukan neonates diberikan dan tbuh ibunyaserta persediaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sekresi asi rata-rata 800 – 850 ml sehari dan mengandung kalori 60-65kkal, protein 1,0 -1,2 gr dan lemak 2,5 -3,5 gr setiap 100 mlnya. Komponen komponen tersebut diambil dari tubuh ibu dan harus digantikan oleh suplai makanan ibu tersebut.
Tambahan kebutuhan energy bagi ibu menyusui 800 kkal perhari dan protein sebesar 25 gr sehari diatas kebutuhan ibu tersebut. Dibawah garis batas ini, maka bila konsumsi ibu tidak mencukupi kadar zat gizi dalam asi akan terpengaruh oleh intake ibu tersebut dan tampak menurun bila ibu mengalami defisiensi. Khusus untuk protein, meski konsumsi tidak mencukupi asi akan tetap memberikan jatah yang diperluka oleh anaknya yang diambil dari jaringan ibunya.
Pemeriksaan status gizi ibu menyusui yang perlu diperhatikan adalah:
- Ada tidaknya gejala yang menjadi parameter penyakit.
- Pemeriksaan umum meliputi diagnostic fisik, pemeriksaan laboratorik darah, urin, tinja, serta cairan badan yang lain.
- Pemeriksaan khusus menggunakan teknologi canggih dan modern bila terdapat indikasi penyakit.
3. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui
Ibu menyusui harus makan makanan yang cukup bagi bayinya, ibu menyusui harus:
- Mengkonsumsi tambahan 500-800 kalori tiap hari
- Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup
- Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap hari menyusui)
- Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan
- Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
Ibu menyusui memerlukan zat gizi lebih banyak daripada ibu yang tidak menyusui. Banyaknya makanan ibu menyusui disesuaikan dengan umur bayi dan kebutuhan gizi seperti table berikut ini
4. Perbandingan Kebutuhan Zat Gizi
Wanita Tidak Hamil, Hamil, dan Menyusui
Makanan | Normal | Hamil | Menyusui |
Kalori (kal) | 2000 | 2500 | 2500 |
Protein(gram) | 60 | 85 | 100 |
Kalsium (gram) | 0,8 | 1,5 | 2 |
Ferum (Fe) (mg) | 12 | 15 | 15 |
Vitamin A (IU) | 5000 | 6000 | 8000 |
Vitamin B (mg) | 1,5 | 1,8 | 2,3 |
Vitamin C (mg) | 70 | 100 | 150 |
Vitamin D (SI) | 2,2 | 2,5 | 3 |
Riboflavin | 15 | 18 | 23 |
Asam nikotin | – | 600 | 700 |
5. Kebutuhan Makanan Ibu Menyusui Dalam Sehari
Bahan makanan | Bayi umur 0-6 bulan | Bayi umur 7-12 bulan | Bayi umur 13-24 bulan |
Nasi / pengganti | 5 piring | 4 ½ piring | 4 piring |
Ikan / pengganti | 2 ½ potong | 2 potong | 3 potong |
Tempe / pengganti | 5 potong | 4 potong | 5 potong |
Sayuran | 3 mangkuk | 3 mangkuk | 3 mangkuk |
Buah | 2 potong | 2 potong | 2 potong |
Susu / pengganti | 1 gelas | 1 gelas | 1 gelas |
Air | 8 gelas | 8 gelas | 8 gelas |
Untuk mendukung produksi yang cukup dan agar bayi dan ibu memiliki status gizi yang baik maka ibu menyusui perlu makan dengan gizi seimbang. Bahan makanan yang dianjurkan:
- Sumber karbohidrat
Pilih bahan makanan yang mengandung tinggi karbohidrat kompleks dan gizi lain. Nasi sebagai makanan pokok dapat ditambah dengan jagung kuning,umbi merah,labu kuning yang juga mengandung karoten.
- Sumber protein
Ikan terutama yang dapat dimakan dengan tulang durinya,selain mengandung protein juga mengandung kalsium dan mineral yang diperlukan untuk pembentukan tulang dan mineral-mineral lainnya. Ayam,daging,dan hati ayam atau sapi merupakan sumber protein yang juga mengandung zat besi dan mineral yang lain. Susu non fat,tempe,tahu,dan kacang-kacangan juga merupakan sumber kalsium dan mineral yang lain.
- Sumber lemak
Pilih sumber lemak yang tak jenuh agar mudah dicerna seperti minyak kedelai,minyak kacang,minyak biji bunga matahari,minyak kelapa sawit,dan lain-lain.
- Sumber vitamin dan mineral
Sayuran yang berwarna hijau tua dan kuning seperti daun papaya,daun singkong,daun katuk,bayam,sawi hijau,wortel,labu kuning, papaya,jambu biji,manga,jeruk,alpukat dan lain-lain.
Ibu menyusui juga dianjurkan minum dalam jumlah yang cukup,paling sedikit usahakan 8 gelas sehari,bisa berupa air putih,susu,dan lain-lain. Selama masa nifas juga dianjurkan minum satu kapsul vitamin A 200.000 SI.
6. Pengaruh Status Gizi Pada Ibu Menyusui
Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah penghasilan susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 500 kal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktifitas ibu sendiri.
Pengaruh status gizi juga akan mempengaruhi dan memberikan dampak kepada ibu dan bayinya. Antara lain :
- Jika ibu menyusui kekurangan gizi menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi.
- Bila konsumsi zat kapur (Ca) ibunya berkurang, Ca akan diambil dari cadangan Ca jaringan ibunya, sehingga memberikan osteoporosis dan kerusakan gigi-gelgi caries dentis. Ibu yang telah hamil berkali-kali dan kurang konsumsi Ca-nya akan lebih mudah menderita kerusakan gigi caries dentis tersebut.
7. Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui
Gizi pada menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI, maka berat badan bayi akan meningkat, intregritas kulit baik, tonus otot serat kebiasaan makan yang memuaskan. Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI :
- Aspek Psikologi
Menyusui merupakan naluri seorang ibu kepada bayinya. Keberhasilan dipengaruhi oleh niat yang kuat dan rasa kasih saying yang besar. Rasa percaya diri untuk mampu menyusui secara eksklusif dan dapat memenuhi kebutuhan ASI bagi bayinya akan berpengaruh positif bagi keberhasilan menyusui.
- Insiasi ASI
Insiasi ASI atau awal pemberian ASI adalah kapan pertama kali bayi disusui. Mka cepat datangnya permintaan melalui isapan bayi setelah dilahirkan akan makin cepat pula ASI keluar
- Status gizi dan tinggi badan ibu
Status gizi ibu setelah melahirkan yang dinilai dengan indeks masa tubuh atau IMT (berat badan dalam kg dibagi tinggi badan dikali tinggi badan dalam meter) berhubungan positif dengan kandungan lemak dan energi ASI.
- Kontrasepsi
Dari beberapa kontrasepsi yang menggunakan hormon, ada yang dapat menurunkan produksi ASI. Di samping itu, menyusui secara eksklusif mempunyai efek kontrasepsi. Selama memberikan ASI eksklusif dan belum haid, ibu tidak akan hamil.
- Rawat Gabung
Yang dimaksud adalah cara merawat bayi baru lahir dengan menempatkan bayi dan ibu dalam satu kamar, bayi diletakkan didekat ibu sehingga mudah diraih.
- Posisi Menyusui
Keberhasilan menyusui juga dipengaruhi benar tidaknya menyusu kepada ibunya.
- Makan dan Minum
Beberapa bahan makanan dan minuman dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI, seperti lebih banyak mengonsumsi sayur daun katuk, daun papaya, dan sebagainnya.
Ibu menyususi tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui
Faktor yang mempengaruhi antara lain:
- Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
- Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram protein sehari.
- Suplementasi, jika makanan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
- Aktifitas.
9. Dampak Kekurangan Gizi bagi Ibu Menyusui
Ibu menyusui sering kekurangan energi karena kebutuhan ibu menyusui yang meningkat tidak diimbangi dengan pola makan bergizi seimbang. Dampak kekurangan gizi bagi ibu menyusui akan mempengaruhi ibu serta bayinya, antara lain:
- Pada bayi
- Proeses tumbuh kembang terganggu
- Daya tahan tubuh menurun sehingga bayi mudah sakit
- Mudah terkena infeksi
- Menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang
- Pada ibu
- Gangguan pada mata
- Kerusakan gigi dan tulang
- Mengalami kekurangan gizi dan darah
- Kualitas ASI menurun
(DOK/LA)
Daftar Referensi :
Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Hidup Kehidupan. Jakarta: EGC
Deddy, Muchtadi. 2002. Gizi untuk Bayi: ASI, Susu Formula, dan Makanan Tambahan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Oswari, D. Liniyanti. 1997. Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi. Jakarta: Hipokrates
Sibagariang, Eva Ellya. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama