banner 728x250

Manfaat Daun Kersen Untuk Kesehatan, Diantaranya Dapat Membantu Dalam Menurunkan Gula Darah.

Ket Foto : Daun kersen untuk kesehatan/pixabay.com/ist

MediaPerawat.id – Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah manusia yang tinggi karena adanya gangguan fungsi insulin.

Penyakit kronis yang dikenal oleh banyak orang sebagai kencing manis ini adalah masalah kesehatan yang termasuk serius di seluruh dunia.

Dikutip oleh Mediaperawat.id dari Jurnal Ilmiah dengan penulis Khasanah,dkk (2020) tentang Diabetes melitus adalah penyakit kronik yang membutuhkan penggunaan obat dalam waktu jangka panjang bahkan hingga seumur hidup. Selain pemberian obat, suntikan insulin juga dapat diberikan sebagai alternatif apabila obat-obatan tidak mampu lagi menurunkan gula dalam darah.

Selain itu penggunaan obat-obatan diabetes melitus dapat menyebabkan efek samping, seperti yang dikutip dari Jurnal yang sama bahwa tidak sedikit penderita diabetes melitus yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang mengalami komplikasi pada ginjal dan hati selain itu penggunaan suntik insulin memiliki efek samping berupa hipoglikemia.

Pada penderita diabetes melitus, pengendalian glukosa darah yang baik merupakan faktor penting dalam dalam menurunkan komplikasi.

Salah satu cara pengendalian kadar gula darah agar tidak terlalu tinggi adaah dengan menggunakan obat-obatan alternatif. Dilansir dari Jurnal yang sama, Daun kersen mempunyai manfaat sebagai obat alternatif diabetes melitus.

Baca juga : Mengenal Kompres Bawang Merah untuk Menurunkan Demam

Daun Kersen di Indonesia mempunyai nama yang berbeda-beda di masing-masing daerah, di beberapa daerah seperti jakarta Kersen dinamai dengan nama Ceri sedangkan di Lumajang masyarakat menyebutnya dengan nama Baleci dan di daerah Jawa menyebutnya Kersen atau Talok.

Batang tanaman Kersen/Ceri/Talok merupakan jenis perdu atau pohon yang tinggi tanaman mencapai 12 meter meski pada umumnya mencapai 3-6 meter, tanaman Kersen/Ceri/Talok selalu berwarna hijau dan terus bebrungan dan berbuah dalam waktu sepanjang tahun. Cabang mendatar dan menggantung di ujungnya serta membentung naungan yang rindang. Ranting dan daun berambut halus bercampur dengan rambut kelenjar. Daun terletak mendatar dan berseling, helaian pada daun membentuk bundar telur lanset dan tidak simetris, bagian tepi daun bergerigi dan berujung runcing, daun kersen berukuran 1-4 x 4-14 cm dan memiliki tangkai daun yang pendek (Handoko, 2013)

Daun kersen/talok/ceri mengandung saponin dan flavonoid yang dapat menghambat penyerapan gula darah dari usus sehingga karbohidrat tidak banyak terserap oleh usus. Menurut (Stevani et al. ,2016) Rebusan daun kersen/talok/ceri dapat menurunkan kadar gula darah dan dapat menjadi obat tradisional untuk penderita diabetes melitus.

Flavonoid yang terkandung di dalam daun Kersen mampu meregenerasi sel beta pankreas dan mampu merangsang sekresi insulin (Dheer & Bhatnagar, 2010). Mekanisme lain dari flavonoid dapat menunjukan efek hipoglikemik yakni mengurangi penyerapan glukosa dan mengatur aktivitas sekresi enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat (Brahmachari, 2011). Sedangkan Saponin berfungsi sebagai antidiabetes karena bersifat inhibitor enzim alpa glukosidase, enzim tersebut apabila dihambat kerjanya maka kadar glukosa darah di dalam tubuh akan menurun (Fiana et.al, 2016)

Pembuatan rebusan daun Kersen/Ceri/Talok untu antidiabetes dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Gunakan 100gr (10 lembar daun Kersen/Ceri/Talok
  2. Cuci hingga bersih
  3. Rebus menggunakan panci ukur dengan rebusan 200 cc air hingga mendidih dan tinggal separuhnya.
  4. Hasil rebusan diminum dengan takaran 1 gelas
    Jika menggunakan ekstrak daun kering, 2-5 gram seduh dalam 200ml air (Suhardjono, 2013)

Sumber :
(Khasanah, Laksono, & W, 2020)

Khasanah, H. R., Laksono, H., & W, P. W. (2020). KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG MENGKONSUMSI AIR REBUSAN DAUN KERSEN (MUMTINGIA CALABURA L) DI CURUP KOTA BENGKULU. Jurnal Ilmiah , 1-10.

Admin: RudiPenulis: ArtaEditor: Rudi

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *