MediaPerawat.id – Peristiwa kehadiran saudara nyatanya tidak selalu berdampak baik. Terdapat suatu keadaan dimana terjadi pertengkaran dan persaingan antar saudara. Persaingan antar saudara ini yang kemudian disebut dengan sibling rivalry. Sibling rivalry merupakan kompetisi antara saudara dalam hal cinta, kasih sayang dan perhatian dari salah satu atau kedua orangtua atau untuk mendapatkan penghargaan tertentu.
Sibling rivalry dapat terjadi pada anak dengan adiknya yang baru lahir atau pada dua saudara pada usia berapapun. Frekuensi dan beratnya perselisihan tergantung pada perbedaan usia, kepribadian anak, usia, dan cara orangtua menghadapi hal tersebut. Anak yang lebih muda umumnya lebih kompetitif, hal ini akan berkurang saat anak bertambah usia.
Apa penyebab sibling rivalry?
Terjadinya sibling rivalry dapat disebabkan dari perlakuan dan kecenderungan pola asuh orangtua terhadap saudara serumah seperti kakak atau adik, nyatanya kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Selain itu, kurangnya perhatian orangtua, perlakuan yang tidak adil pada anak, orangtua yang sering marah sampai melakukan kekerasan fisik yang melukai anak, permintaan orangtua untuk melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan juga dapat menjadi faktor penyebab sibling rivalry.
Menurut penelitian lainnya, ada dua faktor penyebab munculnya sibling rivalry yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang tumbuh dan berkembang dalam anak itu sendiri seperti temperamen, sikap masing-masing anak, perbedaan usia dan jenis kelamin, ambisi anak untuk mengalahkan anak lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang disebabkan karena orangtua yang salah dalam mendidik anaknya (pola asuh orangtua) seperti sikap membanding-bandingkan anaknya.
Kecerdasan emosi pada anak juga sangat menentukan akan terjadinya sibling rivalry. Karena kecerdasan emosi merupakan salah satu faktor internal yang terdapat dalam diri anak tentang bagaimana anak mengelola emosinya, empati terhadap saudara kandungnya, dan membina hubungan dengan saudara kandungnya. Semakin baik kecerdasan emosi berarti semakin rendah kemungkinan terjadinya sibling rivalry dan begitu juga sebaliknya.
Baca Juga : Asuhan Keperawatan Anak dengan Down Syndrom
Apa tandanya terjadi sibling rivalry?
Sibling rivalry ditunjukkan melalui beberapa tingkah laku anak. Anak akan berperilaku agresif atau resentment (kekesalan, kemarahan, dan kebencian) terhadap orangtua dan saudaranya, memiliki rasa kompetisi atau semangat untuk bersaing, serta adanya perasaan iri atau cemburu dengan mencari perhatian lebih.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, fenomena yang kerap terjadi adalah anak akan bersikap sangat menjengkelkan, sulit diatur dan seakan-akan selalu mencari perhatian kedua orangtuanya, perilaku kakak yang kerap memukul, meminta bundanya untuk berhenti menyusui adiknya, menggigit sang adik atau melakukan upaya intimidasi lainnya.
Apa dampak sibling rivalry?
Dampak dari sibling rivalry ini terbagi menjadi 2 yakni dampak positif dan dampak negatif:
- Dampak negatif
Adanya pertengkaran dan persaingan antar saudara ini akan memungkinkan terjadinya stress dan kecemasan. Sibling rivalry dapat merusak kualitas persaudaraan dan menyebabkan perilaku agresif anak terutama terhadap saudaranya di rumah. Perilaku ini ditandai dengan mencederai saudaranya seperti memukul, mendorong, dan mencakar lawannya, sedangkan anak yang lebih besar cenderung akan memaki saudara atau menganggap saudaranya sebagai lawan.
Permusuhan dan kecemburuan antara saudara kandung akan menimbulkan ketegangan diantara mereka kemudian jika tidak di atasi dengan baik akan berakibat fatal bahkan dapat berlanjut meski keduanya beranjak dewasa. Sibling rivalry yang tidak diatasi sejak dini pada masa awal anak-anak dapat menimbulkan delayed effect, yaitu dimana pola perilaku tersimpan di bagian alam bawah sadar pada usia 12 tahun hingga 18 tahun dan dapat muncul kembali bertahun-tahun kemudian dalam berbagai bentuk dan perilaku psikologikal yang merusak.
- Dampak positif
Sibling rivalry ternyata tidak hanya berdampak buruk bagi anak, terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa terdapat dampak positif dari sibling rivalry. Dampak positif dari sibling rivalry ini yaitu saat saudara lahir, anak yang tua telah mengembangkan kemandirian penuh terutama dalam bermain dan peningkatan kemampuan untuk bertanggungjawab yang mengarah ke konsep diri yang lebih baik. Selain itu, adanya persaingan yang sehat dan tetap dalam pengamatan orangtua bisa terus dipertahankan agar semuanya terdorong untuk mencapai prestasi dan meraih hasil sebaik-baiknya.
Bagaimana cara menyikapi sibling rivalry?
Cara menyikapi atau mengatasi sibling rivalry pada anak diperlukan pendekatan yang berbeda.
Sibling rivalry seorang anak dengan adiknya yang baru lahir dapat diatasi dengan cara berikut:
- Memotivasi anak untuk memiliki teman-teman sebelum adiknya lahir.
- Membuat anak yang lebih tua tetap merasa penting dalam keluarga.
- Tunjukkan rasa menghormati terhadap barang anak yang dianggap berharga. Beritahu kepada anak jika barangnya akan dipinjam atau digunakan untuk adiknya.
- Berilaku dan bertutur kata secara baik.
- Menunjukkan dan mengajarkan empati kepada anak agar anak dapat menerima adik barunya dengan baik.
- Meluangkan waktu bersama masing-masing anak secara rutin. Hal ini penting untuk membangun rasa percaya dan aman pada diri masing-masin adank. Waktu bersama dapat dilakukan saat kegiatan sederhana, seperti membaca, berjalan-jalan, atau melakukan kegiatan rumah tangga.
Pada sibling rivalry yang terjadi oleh kakak-beradik di usia yang lebih besar, dapat diterapkan beberapa tips berikut:
- Masing-masing anak perlu diperlakukan sebagai individu yang berbeda sesuai karakternya. Karena masing-masing anak memiliki sifat yang unik, maka anak sebaiknya tidak selalu diperlakukan dengan pendekatan yang sama.
- Berikan pujian saat anak-anak rukun. Gunakan kalimat yang jelas agar anak tahu perilaku apa yang baik dan terpuji.
- Tunjukkan kasih sayang melalui kata-kata dan perbuatan.
- Berikan waktu agar anak dapat bermain sendiri atau bersama teman.
- Ciptakan suasana rumah yang menyenangkan dan suportif, termasuk tempat untuk bermain.
- Bimbing anak untuk menyatakan perasaan dan pendapatnya dengan baik.
- Ajarkan anak untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah.
Selain itu, terdapat beberapa hal yang sebaiknya dihindari orangtua dalam menghadapi sibling rivalry:
- Jangan membanding-bandingkan anak dengan kakak, adik, atau temannya.
- Jangan membela salah satu anak secara khusus. Memiliki kedekatan tertentu dengan salah satu anak merupakan hal yang wajar, namun jangan tunjukkan hal ini secara terang-terangan karena dapat memicu kecemburuan dan kebencian pada anak lainnya.
- Jangan memberikan privasi berlebihan kepada anak, seperti memberikan televisi pada masing-masing kamar anak. Hal ini menghilangkan kesempatan anak untuk belajar memecahkan masalah dan bernegosiasi.
- Jangan memaksakan anak untuk memiliki teman-teman yang sama. Dorong anak untuk memiliki hubungan pertemanan sendiri.
- Jangan memaksa anak untuk meminta maaf jika ia tidak merasa bersalah. Hal ini hanya mendorong anak untuk berbohong. Orangtua sebaiknya memberikan waktu agar kemarahan anak dapat mereda dan mendorong anak untuk mencari solusi dari masalah asal.
Sumber Referensi
Muarifah dan Fitriana. (2019). Sibling Rivalry: Bagaimana Pola Asuh dan Kecerdasan Emosi Menjelaskan Fenomena Persaingan Antar Saudara?. Journal of Early Childhood Care & Education. 2 (1) : 48 – 58
Yolanda. (2017). Tips Mencegah Sibling Rivalry. Ikatan Dokter Anak Indonesia.