MediaPerawat.id – Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Nita Fitria, 2009). Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak diterima lingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya (Barry Yosep, 2009). Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri (Yoedhas, 2010).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri rendah adalah penilaian yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan serta merasa tidak percaya pada diri sendiri.
Penyebab
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara (Ircham, 2008):
- Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja dll. Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privasi yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan perianal, dll), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
- Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama.
Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker
Baca juga : Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa Risiko Bunuh Diri
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
- Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
- Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan.
- Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
Akibat
Akibat harga diri rendah yang berkepanjangan (kronis), klien akan mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan orang lain (isolasi diri). Hal yang lebih parah adalah ketika klien dengan harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan (resiko bunuh diri).
Masalah Utama : Harga Diri Rendah
Proses Keperawatan
Kondisi klien
- Mengkritik diri sendiri.
- Perasaan tidak mampu.
- Pandangan hidup yang pesimis
- Penurunan produktifitas
- Penolakan terhadap kemampuan diri terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
- Berpakaian tidak rapih.
- Selera makan kurangtidak berani menatap lawan bicara.
- Lebih banyak menunduk.
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
Tindakan Keperawatan
Tindakan Keperawatan Pada Pasien :
Tujuan :
- Melakukan pengkajian terhadap hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri rendah pada klien (factor predisposisi, factor presipitasi, penilaian terhadap stressor,sumber koping,dan mekanisme koping klien)
- Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan pemecahan masalah yang efektif.
- Klien dapat melakukan iddentifikasi terhadap kemampuan positif yang dimilikinya.
Baca juga : Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Jiwa Defisit Perawatan Diri
Tindakan Keperawatan :
- Menggali hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri rendahpada klien (factor predisposisi, factor presipitasi, penilaian terhadap stressor,sumber koping,dan mekanisme koping klien)
- tingkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan pemecahan masalah yang efektif dengan cara : Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan perasaan diri.
- Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri yang positif yang terdahulu.
- Eksplorasi bersama pasien lingkungan organisasi pekerjaan (kestabilan organisasi, konflik interpersonal, ancaman terhadap pekerjaan saat ini)
- Ikutsertakan pasien dalam pemecahan masalah (mengidentifikasi tujuan yang meningkat dan mengembangkan rencana tindakan untuk memenuhi tujuan).
- Berikan dorongan pada keterampilan perawatan diri untuk harga diri dengan cara :
- Bersama pasien mengidentifikasi aspek positif yang masih dimiliki oleh klien
- Latih klien untuk bisa mengoptimalkan aspek positif yang masih dimilikinya
- Masukkan ke dalam jadwal, kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan aspek positif yang dimilikinya
Strategi Tindakan Pelaksanaan
SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian
ORIENTASI :“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya……… , dari UNIMUS. Bagaimana keadaanbapak hari ini ? bapak terlihat segar“.”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapatbapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih””Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit ?
KERJA :
” bapak, apa saja kemampuan yang bapakmiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapaklakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring…………..dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki “.
” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua…….sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempattidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempattidur bapak”. Mari kita lihattempattidur bapak Coba lihat, sudah rapihkah tempattidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempattidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” bapak sudah bisa merapihkan tempattidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba bapaklakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan bapakbapak(tidak) melakukan.
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempattidur ? Yach, tternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempattidur, yang sudah bapakpraktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali sehari merapihkan tempattidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00””Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempattidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”
Daftar Referensi :
Ircham R. Asuhan Keperawatan Jiwa. 2008. Diakses pada tanggal 25 September 2017 dari http://asuhanjiwa.blogspot.com/2008/09/harga-diri-rendah.html
Fitria,Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, Ana. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. Sundeen, Stuart. 2002. Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
Yoedhas. 2010. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Harga Diri Rendah. http:// yoedhasflyingdutchman. blogspot.com. Diakses tanggal 23 maret 2011.
Yosep, Barry. 2009. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama.