Uji kompetensi semata-mata bertujuan bukan hanya soal kompoten atau tidak kompoten seorang perawat, tapi lebih dari itu, memiliki pagar dan payung hukum untuk area kompeten yang dimiliki perawat tersebut. Dengan kata lain, uji kompetensi memberi jaminan kepada masyarakat bahwa perawat yang melayani mereka sudah siap menjadi perawat yang legalitas dan kompetensinya tidak diragukan lagi.
Nah, jika gagal tidak berarti karier cita-cita menjadi perawat telah berakhir atau tidak ada yang dapat dilakukan untuk menjadi perawat. Gagal bukan berarti harus menunda karier dan cita- cita. Kegagalan bukan hanya sukses tertunda, tapi telah melengkapi kesuksesan sejawat nanti dengan lejar lebih gigih.
Berikut 9 hal-hal yang dapat dilakukan untuk kembali ke jalur yang benar, setelah sejawat dinyatakan tidak lulus:
1. Terimalah kenyataan dan jangan larut dalam kesedihan
Menghabiskan belasan purnama dalam mempersiapkan ujian kompetensi dan tidak mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan keinginan dapat membuat seorang perawat merasa sedih, juga tertekan. Ini normal dan manusiawi. Tidak normal jika sejawat menyerah dan tidak memperbaiki kelemahan. Membiarkan diri merasakan emosi dan menerimanya dapat membantu sejawat maju dan berkembang.
Terimalah perasaan kecewa dan sedih sebagai kesempatan untuk melewati kekesalan. Melewati adalah langkah menuju pelepasan untuk maju. Sebaliknya jika menyangkal kenyataan, hal tersebut hanya akan memperburuk keadaan. Luangkan waktu untuk memahami perasaan sejawat dan apa yang sedang alami. Sejawat dapat menuliskannya atau membagikannya dengan keluarga atau teman dekat..
BACA JUGA : 5 Kesalahan Yang Sering Dilakukan Perawat dan Cara Mengatasinya
2. Kenali Kelemahan Sejawat
Ujian gagal karena sejumlah alasan. Begitu juga teman-teman yang lulus ujian kompetensi, punya alasan mengapa mereka lulus. Bagi sejawat, itu bisa jadi karena tanggung jawab pribadi, kurangnya persiapan dan ketidakmampuan untuk fokus saat belajar, menjadi mudah terganggu atau mengalami kesulitan dengan pertanyaan-pertanyaan.
Setelah menentukan mengapa terjadi kegagalan, sejawat perlu membuat strategi untuk memastikan bahwa dengan melakukan hal-hal yang berbeda di waktu berikutnya. Jika itu karena tanggung jawab sejawat di rumah, bicarakan dengan keluarga dan terbuka tentang apa yang dibutuhkan untuk ujian nanti.
Apabila memungkinkan, atur jadwal tugas belajar sehingga sejawat dapat mendedikasikan waktu terpisah untuk menyelesaikannya.
3. Lebih senang dengan ujian
Ada banyak informasi tentang ujian kompetensi di internet. Bahkan ada situs yang memberikan contoh pertanyaan yang dapat sejawat gunakan sebagai latihan. Ketika sejawat mengikuti ujian, mungkin akan menerima laporan nilai dan segeralah periksa untuk melihat area mana yang anda lewati dan area mana yang perlu dikerjakan dan belajar lebih banyak.
Ingat, Ujian Kompetensi memiliki area konten berbeda dan topik yang dibahas bervariasi.
4. Belajar menjadi rutinitas, bukan beban
Ketika belajar, perlu dimastikan bahwa sejawat dapat 100% fokus bahkan hanya dalam satu jam. Perlu diketahui bahwa sebenarnya bukan berapa banyak waktu yang akan sejawat habiskan untuk belajar tetapi seberapa fokus, ketika membaca dan berusaha memahami materi.
Bahkan jika menghabiskan 3 hingga 4 jam belajar, sejawat tidak akan dapat menyimpan informasi sebanyak itu jika sejawat membawa ponsel atau menonton TV. Belajar dengan kualitas buruk tidak akan membantu mencapai tujuan. Selain fokus, sejawat juga harus menemukan lingkungan yang tepat untuk belajar.
BACA JUGA : Highlights of the 2020 AHA Guidelines Update for CPR and ECC
5. Jangan hanya mengandalkan materi waktu kuliah
Bukan berarti di tempat kuliah materinya tidak bermanfaat tetapi segala sesuatu yang diajarkan di bangku kuliah dan Praktek Klinik sebelum lulus kuliah, penting bagi karir sejawat. Semuanya justru dapat membantu sejawat bekerja dengan aman dan efisien. Namun, mempelajari semua hal yang diajarkan saat kuliah bisa terasa terlalu banyak.
Ingat, Ukom Itu hanya ingin memastikan apakah sejawat berkompeten untuk bekerja di rumah sakit tanpa merugikan siapa pun.
6. Anggap saja seperti tes mengemudi
Ketika sejawat diuji untuk keterampilan mengemudi, instruktur tidak benar-benar peduli tentang bagaimana mesin mobil bekerja. Para Instruktur ada di sana untuk menilai keterampilan mengemudi dan kemampuan sejawat untuk mengendarai mobil tanpa membunuh siapa pun di jalan.
Untuk itu, jangan hanya mengandalkan materi kampus keperawatan. Cari pengulas yang khusus untuk UKOM sehingga dapat memiliki gagasan yang lebih baik tentang konsep dan topik apa yang akan dipelajari.
7. Hindari membeli buku panduan terlalu banyak
Panduan UKOM dan ulasannya dapat membantu dalam mempersiapkan ujian yang penuh tantangan. Namun, membeli terlalu banyak panduan dan contoh soal UKOM hanya akan membuat proses belajar jauh lebih rumit.
Plus, ada kemungkinan sangat kecil bahwa sejawat akan dapat mengingat semua informasi yang dikandungnya.
Sebisa mungkin, cobalah untuk tetap dengan hanya satu panduan dan contoh soal serta ulasan yang mewakili semua bidang ilmu keperawatan.
8. Percaya Diri atau Optimis
Mungkin sejawat pernah mendengar tentang hal ini beberapa kali tetapi kali ini bisa sangat berbeda dan membantu. Memiliki kepercayaan diri yang tinggi pada kemampuan diri sendiri dapat membantu seseorang tetap berpikir positif sepanjang proses. Selama yakin bahwa sejawat telah belajar dan cukup siap, juga harus yakin bahwa sejawat akan lulus ujian. Tetap percaya diri dan berbicara pada diri sendiri bahwa melalui masa-masa sulit, sejawat akan berhasil.
Jika sejawat mengalami kemunduran dalam belajar, jangan merasa terlalu buruk tentang hal itu atau tentang diri sendiri.
9. Perlu istirahat dari waktu ke waktu
Jangan merasa bersalah dan menghabiskan waktu untuk stres. Selama sejawat tahu bahwa sudah melakukan semua yang diyakini bisa lulus ujian kali ini, sejawat dapat memiliki ketenangan pikiran.
Jika sejawat gagal dalam UKOM, itu bukan akhir dari cita-cita. Itu hanya kendala yang pasti bisa diatasi.
Ketika seseorang mau maju dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melewati setiap kesulitan, dia harus memahami dan menerima kegagalan. Belajarlah dari kegagalan dan lakukan hal-hal yang berbeda kali ini.
Ubah strategi dan cara mempersiapkan diri. Luangkan lebih banyak waktu mempelajari panduan dan materi dengan baik dan jika mengalami kemunduran, jangan mencoba untuk melawan pada diri sendiri.
BACA JUGA : Ini Dia Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan Saat Wawancara Kerja Perawat
Tetap Semangat!
(DOK/ND)