banner 728x250
Askep  

Askep Sistem Kardiovaskuler : Aneurisme Aorta

Foto : Tinjauan Teoritis : Aneurisme Aorta/ Freepik.com

Pengertian

Satu perlemahan di dinding aorta mengakibatkan bengkak seperti balon ketika darah mengalir sepanjang aorta. Darah mengalir di area yang bengkak ini menjadikan aorta sangat bergolak. Jika berlangsung lama dapat menyebabkan ukuran area yang bengkak meluas, menciptakan aneurisme (pembengkakan pembuluh darah). Aneurisme dapat pecah, menyebabkan suatu gangguan di dalam aliran darah ke semua yang berada di bawah pengaruh area itu dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Penyebab

biasanya terkait dengan atherosclerosis di mana lemak, kolesterol, kalsium, dan material fibrin, yang dikenal sebagai plak, terbentuk di lapisan bagian dalam dari suatu nadi, yang mengakibatkan pengentalan dan pembekuan nadi. Mungkin juga disebabkan oleh degenerasi lapisan otot yang lembut (pertengahan) dari aorta, trauma, cacat sejak lahir, atau infeksi/ peradangan. Aneurisme mungkin ditemukan kebetulan pada studi radiografis yang dilakukan untuk pertimbangan lain, atau pasien mungkin telah memiliki gejala yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah seperti punggung sakit atau sakit abdominal (yang berhubungan dengan perut), atau suatu denyut jantung cepat. Hipotensi parah dan syncope (pingsan disebabkan oleh darah tidak cukup tersedia ke otak) dapat menandai adanya rupture (letusan-pecahan).

Prognosis

Hasil akan bervariasi bergantung pada ukuran dan lokasi aneurisme. Beberapa pasien mempunyai aneurisme selama berbulan-bulan sebelum hasil diagnosis dibuat, sebab mereka asimtomatik. Keputusan perawatan akan bergantung pada ukuran dan lokasi aneurisme. Beberapa penderita aneurisme akan harus menunggu dalam pengawasan dengan monitor penunjuk gambar ukuran dari aneurisme sementara mungkin pasien lain mungkin memerlukan pembedahan darurat.

Tanda – Tanda dan Gejala

  • Asimtomatik
  • Rasa sakit di bagian perut
  • Sakit punggung yang menyebar ke kaki bagian belakang
  • Abdominal pulsation
  • Denyut femoral berkurang
  • Kecemasan
  • Kurang istirahat
  • Tekanan nadi menurun
  • Denyut thready naik

Interpretasi Hasil Tes

  • Aneurisme akan tampak pada foto rontgen, abdominal ultrasound, CT
    scan, atau MRI.
  • Suara mendesis di nadi perut atau nadi tulang usus atau nadi paha karena aliran darah terganggu (bruit).

Baca Juga : Mengenal Sistem Sirkulasi Aliran Darah (Cardiac Output, Curah Jantung, MAP dan Pulse Pressure)

Tindakan

  • Operasi untuk resect aneurisme aorta dengan mengangkat bagian yang
    mengalami aneurisme dan menggantinya dengan graft (cangkokan).
  • Memberikan antihipertensif, mengurangi kekuatan tekanan di dalam
    aorta untuk mengurangi kemungkinan pecah.
  • Memberikan analgesik untuk pasien yang mengalami sakit akibat
    tekanan pada susunan-susunan terdekat (saraf, dsb.) atau pembuluh
    yang disayat.
  • Memberikan oxycodone, morphine sulfate jika diperlukan untuk mengurangi permintaan oksigen.

Diagnosis Keperawatan

  • Pengerutan jaringan periferal yang tidak efektif
  • Risiko kekurangan volume cairan
  • Rasa sakit yang parah
  • Kecemasan

Intervensi Keperawatan

  • Monitor tanda-tanda vital-mencari perubahan tekanan darah atau naiknya denyut jantung dan laju pernapasan. Selama aortic dissection, tekanan darah (BP) naik karena sakit parah. Mungkin selanjutnya jadi sulit untuk mendapatkan BP maupun denyut jantung di satu atau kedua lengan, karena aliran darah tidak sampai ke lengan. Pasien dapat mengalami syok dengan cepat jika aneurisme pecah.
  • Monitor sistem kardiovaskuler dengan memeriksa suara jantung,
    denyut periferal (atas dan bawah), dan memeriksa gangguan aliran darah abdominal, suara mendesis terdengar di dalam pembuluh darah jika aliran darah terganggu.
  • Mengukur asupan dan pengeluaran.
  • Hipovolemia diperkirakan jika urin sedikit dan gravitasi spesifik urin tinggi.
  • Palpasi perut untuk distensi atau pulsatile mass.
  • Distensi perut, yang merupakan pembesaran abdomen, dapat mem-
    perbesar letusan dari aneurisme.
  • Cek tanda-tanda sakit parah di dalam darah atau cairan (hypovolemic shock). Tekanan darah berkurang ketika sirkulasi darah kurang. Denyut jantung naik ketika jantung berusaha memompa darah lebih cepat untuk memenuhi permintaan oksigen. Laju pernapasan naik untuk memenuhi kebutuhan oksigen sementara tempat denyut periferal lebih sulit ditemukan karena tekanan darah rendah. Semakin jauh denyutnya dari jantung, semakin sulit untuk ditemukan; akan lebih sulit untuk menemukan denyut dorsalis pedis dan posterior tibialis lebih awal
    dibanding denyut radial.
  • Pucat, kulit berkeringat terjadi jika sirkulasi turun.
  • Sakit punggung yang parah karena letusan atau pembedahan.
  • Kecemasan disebabkan oleh ketidakpastian akan apa yang sedang terjadi.
  • Kegelisahan karena cemas, ketidaknyamanan, dan kurangnya oksigenasi.
  • Detak jantung berkurang karena kurangnya volume sirkulasi, detak jantung meningkat, dan kurangnya waktu pengisian di antara detak jantung.
  • Denyut threachy bertambah.
  • Membatasi aktivitas pasien dengan olahraga dan cara hidup yang disarankan.
  • Waspada akan turunnya sirkulasi periferal : Kebas, Gatal, Turunnya temperatur secara ekstrem, Perubahan warna kulit secara ekstrem, Tidak adanya denyut periferal, Menurunkan tingkat kecemasan pasien, Memberikan tempat yang tenang, Meminta pasien untuk mengekspresikan perasaan-perasaannya.

Daftar Pustaka : DiGiulio, Mary dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha Publishing. (Diterjemahkan oleh Dwi Prabantini).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *