banner 728x250
Askep  

ASKEP: Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer (D.0067)

ASKEP: Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer (D.0067)

Mediaperawat.id – Hello sobat Media Perawat! Pernahkah sobat mengalami kebas bahkan kehilangan sensasi di tangan dan/kaki? Bagi yang praktisi keperawatan, nemuin keluhan pasien yang bilang mati rasa di area kaki (tampak beberapa area gangren)? Nah, masalah keperawatan ini bisa ditegakkan sebagai upaya untuk melakukan beberapa intervensi yang mampu membantu meningkatkan sirkulasi dan sensasi korban.

Rencana Asuhan Keperawatan untuk Masalah Risiko Disfungsi Neurovaskuler Tidak Efektif (D.0067) erat kaitannya dengan faktor risiko:

  1. Hiperglikemia
  2. Obstruksi vaskuler
  3. Fraktur
  4. Imobilisasi
  5. Penekanan mekanis (mis. torniket, gips, balutan restraint)
  6. Pembedahan ortopedi
  7. Trauma
  8. Luka bakar

Nah, dari temuan tersebut, kita perlu menetapkan target mengenai apa yang ingin dicapai selama melakukan perawatan dan mengurangi gejala tersebut. Outcome yang bisa ditetapkan dengan satuan dalam 1x … jam atau …x 24 jam dapat disepakati dengan kriteria hasil:

  1. Sirkulasi arteri meningkat
  2. Sirkulasi vena meningkat
  3. Pergerakan sendi meningkat
  4. Pergerakan ekstremitas meningkat
  5. Nyeri menurun
  6. Perdarahan menurun
  7. Nadi mebaik
  8. Suhu tubuh membaik
  9. Warna kulit membaik
  10.  Tekanan darah membaik
  11.  Luka tekan membaik

Beberapa langkah yang bisa diaplikasikan seorang mahasiswa atau praktisi keperawatan dalam meningkatkan kenyamanan dan meringankan keluhan tersebut bisa terjawab dalam Intervensi Keperawatan yang dikelompokkan dalam Manajemen Sensasi Perifer (I.06195), diantaranya:

1. Observasi

  • Identifikasi penyebab perubahan sensasi.
  • Identifikasi penggunaan alat pengikat, protesis, sepatu, dan pakaian.
  • Periksa perbedaan sensasi tajam dan tumpul.
  • Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin.
  • Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan tekstur benda.
  • Monitor terjadinya parestesia, jika perlu.
  • Monitor perubahan kulit.
  • Monitor adanya trombofebilitis dan tromboemboli vena.

2. Terapeutik

  • Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya (terlalu panas atau dingin).

3. Edukasi

  • Anjurkan penggunaan termometer untuk menguji suhu air.
  • Anjurkan penggunaan sarung tangan thermal saat memasak.
  • Anjurkan memakai sepatu lembut dan bertumit rendah.

4. Kolaborasi

  • Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu.
  • Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu.

Referensi:

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *