banner 728x250

Mengenal Lebih Dekat dengan Si Paru Paru Basah (Part 2)

mengenal ards lebih dekat

Mediaperawat.id – Pada artikel sebelumnya, sahabat telah mengetahui beberapa ulasan mengenai paru-paru basah atau ARDS mulai dari definisi, etiologi, tanda dan gejala, serta patofisiologi ARDS. Lebih lanjut, sahabat dapat mengetahui fase prognosis dan komplikasi pada penyintas paru-paru basah.

Consep Maping Prognosis pada ARDS. (Foto: Mutia)

Fase Prognosis pada ARDS

Secara umum, ada tiga fase yang dimaksud, yakni: fase eksudatif, fase poliferatif, dan fase fibrotik.

1. Fase Eksudatif

  • Tampak sekitar 24 jam setelah cedera awal
  • Terjadi kerusakan endotel kapiler dan kebocoran cairan ke dalam interstesial paru
  • Peningkatan tekanan arteri paru
  • Kerusakan parenkim paru karena respons inflamasi
  • Aktivasi pelepasan mediator beracun, komplemen, mobilisasi makrofag, dan pelepasan zat vasoaktif (histamin, seratonin, bradikinin) dari sel mast
  • Kerusakan lebih lanjut ke membran basalis, ruang interstisial, dan epitel alveolusfibrin, darah, cairan, dan protein merembes ke ruang interstisial dan akumulasi membran hialin.

2. Fase Poliferatif

  • Terjadi sekitar 7-10 hari kemudian
  • Sel alveolus tipe I dan tipe II mengalami kerusakan
  • Proliferasi fibroblas pada dinding alveolar
  • Penurunan produksi surfaktan, kolapsnya alveolus, dan ateletaksis

3. Fase Fibrotik

  • Terjadi sekitar 2-3 minggu
  • Adanya penumpukan fibrin yang irreversibel di dalam parufibrosis paru
  • Penurunan daya kembang paru dan memperparah hipoksemia
  • Ketidakseimbangan V/Q yang signifikan

Kemudian, menurut Brunner, Suddarth, Smeltzer, & Bare (2004), Porth (2011), dan Rubin & Reisner (2014), prognosis dari ARDS ini meliputi:

  • Angka mortalitas mencapai 50-60%, pasien > 60 tahun memiliki risiko kematian hingga 90%.
  • Kematian pada ARDS umumnya ialah gagal multi-sistem organ nonpulmoner, sering kali besarta sepsis.
  • Morbiditas cukup luas termasuk fisik, kognitif, dan berdampak ke emosional.

Komplikasi

Referensi: (Williams & Hopper, 2007; Lippincott Williams & Wilkins, 2008; Lippincott, 2012)

Baca Juga: SOP Keperawatan : Pemasangan Water Seal Drainage (WSD)

Referensi:

Brunner, L. S., Suddarth, D. S., Smeltzer, S. C. O., & Bare, B. G. (2004). Brunner & Suddarth’s textbook of medical-surgical nursing (10th ed.). USA: LWW.

Lippincott Williams & Wilkins. (2008). Straight A’s in medical-surgical nursing: medicine series Straight A’s. USA: LWW.

Lippincott. (2012). ACC atlas of pathophysiology (3rd ed.). USA: Lippincott Williams & Wilkins. Retrieved from http://www.amazon.com/dp/1605471526

Porth, C. M. (2011). Essentials of pathophysiology (3rd ed.). USA: Wolters Kluwer Health, LWW.

Rubin, E., & Reisner, H. M. (2014). Essentials of Rubin’s pathology (6th ed.). Baltimore: Wolters Kluwer Health, LWW. doi:10.1002/1521-3773(20010316)40:6<9823::AID-ANIE9823>3.3.CO;2-C

Williams, L. S., & Hopper, P. D. (2007). Understanding medical surgical nursing (3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *