1. Bed Side Teaching (BST)
Metode ini dilaksanakan antara mahasiswa praktikan, pendidik klinik dengan pasien agar
mahasiswa praktikan dapat mencontoh model peran dari perawat pendidik klinik. Metode ini sebagai inti proses pembelajaran klinik sehingga mahasiswa praktikan dapat dijamin capaian pembelajaran klinik dari mencontoh, melaksanakan sendiri dengan bantuan sampai dengan melaksanakan secara mandiri dibawah bimbingan pendidik klinik. Apabila mahasiswa praktikan telah mampu melaksanakan secara mandiri maka mahasiswa berhak mendapat penilaian dari pendidik klinik. Sebagai bukti proses pembelajaran ini digunakan daftar hadir mahasiswa praktikan dan pendidik klinik disertai dengan learning outcome sebagai capaian pembelajaran klinik yang telah dilaksanakan.
Tahapan Bed Site Teaching :
Pra Secara teknis pelaksanaan BST dilakukan melalui 3 tahap :
- Pre rounds (tahap sebelum visit atau berinteraksi langsung dengan pasien) : pada tahap ini pendidik klinik menjelaskan tujuan pembelajaran dengan BST, perencanaan dan orientasi kasus pada mahasiswa praktikan.
- Rounds (tahap berinteraksi langsung dengan pasien) : pada tahap ini pendidik klinik melakukan pengelolaan pasien dari kegiatan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, analisa data, dan membuat rencana tindakan yang dilakukan kepada pasien. BST pada minggu awal, mahasiswa praktikan masih mengobservasi PK dalam mengelola pasien. BST pada minggu selanjutnya, PK dapat meminta mahasiswa praktikan yang melakukan pengelolaan terhadap pasien dengan supervise PK.
- Post Rounds (tahap setelah bertinteraksi dengan pasien) : pada tahap ini dilakukan diskusi tentang kasus, 7iagnose dan refleksi kasus.
2. Pre dan Post Konfrence
Pre dan Post Konfrence dilakukan sebelum mengawali siff dan mengakiri siff, setiap mahasiswa wajib melakukan kegiatan tersebut dan mendapat penilaian dari Pembimbing Klinik. Dalam proses Pre Dan Post Konfrence mahasiswa wajib membawa LP masing-masing yang sudah ditentukan.
BACA JUGA : Model Praktik Keperawatan Profesional
3. Tutorial Klinik
Tutorial Klinik merupakan kegiatan pembelajaran klinik berupa diskusi kelompok yang difasilitasi oleh Pendidik Klinik di rumah sakit yang berorientasi pada masalah pasien. Tutorial ini sama seperti tutorial pada saat pembelajaran blok dikelas perbedaanya adalah pada saat dikelas menggunakan case fiktif sedangkan ini menggunakan kasus nyata diruangan. Tutorial klinik ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran klinik dan dapat menghubungkan ilmu yang didapat saat tahap pendidikan sarjana maupun dari referensi (evidence based nursing practice) dengan kondisi klinis yang ditemui pada pasien. Tutorial klinik ini diharapkan dapat melatih mahasiswa praktikan untuk melakukan penalaran klinis dalam memahami perjalanan penyakit pasien, menangani pasien secara komprehensif berdasarkan bukti ilmiah terkini yang sesuai serta tanggap terhadap berbagai masalah yang mempengaruhi penanganan pasien.
Tutorial Klinik dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :
- Tahap pertama mahasiswa praktikan melakukan identifikasi kasus dan melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang yang sesuai kasus dengan PK. Kegiatan ini dapat merupakan bagian dari kegiatan BST.
- Tahap kedua adalah pelaksanaan tutorial klinik sebagai pertemuan pertama untuk membahas kasus yang telah dipilih pada tahap pertama. Pencapaian yang diharapkan tercapai dalam tahap ini adalah mahasiswa praktikan dapat menentukan 8iagnose serta membuat tujuan pembelajaran klinik. Hasil dari tutorial klinik ini akan menjadi dasar bagi mahasiswa praktikan untuk melakukan follow up serta belajar mandiri. Belajar mandiri dapat dilakukan dalam bentuk diskusi dengan Pendidik Klinik dari Institusi Pendidikan, belajar dari referensi-referensi ilmiah atau dari journal/ laporan penelitian. Dalam kegiatan belajar mandiri ini masing-masing mahasiswa diwajibkan mencari satu journal yang relevan dengan kasus pasien untuk kemudian menjadi bahan diskusi pada pertemuan ke-2 (dua).
- Tahap ketiga adalah pertemuan ke dua dengan kegiatan mendiskusikan hasil dari follow up pasien dan belajar mandiri. Pencapaian yang diharapkan pada pertemuan kedua ini adalah mahasiswa praktikan mempunyai kefahaman yang komprehensif tentang penyakit/ kasus yang dipilih tersebut.
4. Managemen Kasus
Metode pembelajaran ini dalam pelaksanaannya diintegrasikan dengan studi kasus sehingga mahasiswa praktikan mendapatkan pengalaman pembelajaran klinik secara komprehensif. Metode ini dilaksanakan agar mahasiswa praktikan mampu mengkoordinasikan asuhan keperawatan klien secara mandiri.
BACA JUGA : Daftar Diagnosa Keperawatan (SDKI)
5. Analisis video
Analisis video dilakukan pada mahasiswa yang online/ofline ditempat kerja dengan cara mahasiswa mengambil video dari youtube dan bisa melakukan perekaman sesuai tindakan keterampilan yang di dilakukan kemudian melakukan analisis dan pembahasan terhadap video tersebut beserta pembimbing.
Sumber : Buku Pedoman Praktek MK Pilihan Profesi Ners