PRECEPTOSHIP
- Definisi
Preceptor adalah seseorang yang mengajar, memberikan bimbingan, dapat memberikan inspirasi, menjadi panutan (role model) serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu (trainee) untuk jangka waktu tertentu dengan tujuan khusus mensosialisasikan traineer pada peran barunya.
2. Tujuan
Preceptorship memiliki dua tujuan utama, yaitu secara mikro dan makro. Preceptorship secara mikro bertujuan membantu proses transisi dari pembelajaran ke praktisioner; mengurangi dampak sebagai “syok realita” dan memfasilitasi individu untuk berkembang dari apa yang dihadapi dari lingkungan barunya. Sedangkan preceptorship secara makro bertujuan untuk melibatkan pengembangan perawat di dalam berorganisasi. Preceptorship digunakan sebagai sosialisasi dan orientasi, sehingga diskusi antara preceptor dan preceptee diperlukan untuk memberikan pandangan dan harapan preceptee akan memiliki kemampuan yang sama dengan preceptor-nya
3. Manfaat
Dalam Program Perseptorships dapat memberikan manfaat baik kepada Perseptor / guru Perseptee atau murid, para lulusan yang baru, yaitu :
- Peningkatan pengalaman perseptee dalam perawatan pasien
- Peningkatan diri perseptor dalam memecahkan sebuah kasus.
- Peningkatan rasa kepercayaan diri pereptee .
- Peningkatan wawasan perseptor dalam memberikan bimbingan .
4. Kriteria Preceptor
Tidak semua individu atau medio dapat memiliki kriteria yang sama sebagai preceptor. Preceptor adalah individu yang mempunyai pengalaman bekerja minimal 12 tahun di bidang yang sama atau bidang yang masih berhubungan. Keterampilan komunikasi dan kepemimpinan, kemampuan membuat keputusan yang tepat, dan mendukung perkembangan profesional merupakan hal terpenting dalam Preceptorship. Secara garis besar kriteria Preceptor yang berkualitas adalah :
- Berjiwa kepemimpinan
- Mempunyai keterampilan komunikasi yang baik
- Mempunyai kemampuan membuat keputusan
- Mendukung perkembangan profesional.
- Mempunyai kemauan untuk mengajar dan mau mengambil peran dalam penerapan model Preceptorship.
- Tidak mempunyai sikap yang menilai terlalu awal pada rekan kerja asertif.
- Fleksibilitas untuk berubah.
- Mampu beradaptasi dengan kebutuhan pembelajaran individu
5. Komponen Preceptorship
Program preceptorship terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :
- Orientasi ke tatanan klinis
- Dukungan dan supervisi di bidang klinis
- Pengembangan lebih lanjut dari keterampilan yang berkaitan dengan tatanan klinis .
6. Tahap-Tahap Preceptorship
- Awal Wawancara :
– Menjelaskan hasil yang ingin dicapai dalam bimbingan,
– Menjelaskan dukungan dan mekanisme bimbingan,
– Mengidentifikasi aktivitas dan cara belajar yang akan proses bimbingan .
- Wawancara Intermediate
Dengan preceptee dan Perseptor menentukan :
– Tinjauan bimbingan dan bukti terdokumentasi ,
– Topik diskusi yang intensif,
– Dokumen bukti belajar yang sesuai
- Akhir Wawancara
– Mengevaluasi hasil bimbingan,
– Rencana tahap selanjutnya dari pengembangan professional,
– Perseptor memberi feet back atau masukan serta evaluasi selama interaksi,
– Mengkaji respons perseptee selama proses bimbingan,
– Gunakan siklus reflektif untuk belajar dari pengalaman perseptee
7. Langkah-Langkah Preceptorships
- Persiapan Awal Wawancara
– Mencari tahu tentang kebutuhan perseptee dalam bimbingan,
– Membantu Perseptee menentukan tujuan bimbingan yang ingin dicapai, Menanyakan kepada perseptee tentang tugas yang dibebankan,
– Memperkenalkan tentang sikap perseptor dan kesempatan bimbingan.
– Menjajaki psikologis perseptee tentang kesiapan bimbingan,
– Memberi dukungan perseptee untuk self – assesment setiap tahap bimbingan
- Tahap Pelaksanaan Wawancara Lanjutan
Hal yang perlu dilakukan oleh Perseptor adalah :
– Mendukung perseptee untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan diri sendiri, Mengklarifikasi setiap ide yang ditentukan oleh perseptee,
– Memberikan saran perseptee untuk perbaikan,
– Mencatat point – point penting yang disampaikan oleh perseptee,
– Melihat kembali perkembangan perseptee setelah wawancara,
– Mendorong perseptee untuk menjawab pertanyaan perseptor
- Tahap Evaluasi Wawancara Akhir
– Hal yang perlu dilakukan Perseptor adalah :
– Menanyakan kepada perseptee kesiapan dalam menerapkan hasil wawancara,
– Mendiskusikan dengan perseptee hal- hal yang dianggap penting,
– Menilai kemajuan dan kemampuan perseptee dalam proses wawancara tentang topik yang sudah disepakati.
Baca juga : Mengenal Alopesia Dan Tanaman Herbal Untuk Alopesia
MENTORSHIP
- Definisi
Mentoring adalah sebuah proses dari rangkaian pembentukan karakter manusia, dari mentoring akan dihasilkan berbagai hal dan yang terpenting adalah ketangguhan karakter. Mentoring adalah perilakuperilaku atau proses yang dipolakan dimana seseorang bertindak sebagai penasehat kepada orang lain.
Mentoring merupakan salah satu sarana yang didalamya terdapat proses belajar. Orientasi dari mentoring itu adalah pembentukan karakter dan kepribadian seseorang sebagai mentee (peserta mentoring) karena adanya seseorang mentor dalam suatu wadah atau organisasi. Seorang mentor biasanya adalah seorang yang lebih tua dan selalu lebih berpengalaman, yang membantu dan memandu pengembangan individu yang lain. Bimbingan seorang mentor ini tidak dilaksanakan karena adanya maksud untuk keuntungan pribadi.
Mentorship dapat juga diartikan sebagai proses pembelajaran dimana mentor mampu membuat menti (peserta mentorship) yang tadinya tergantung menjadi mandiri melalui kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang diharapkan terjadi yaitu mengalami sendiri dan menemukan sendiri fenomena praktek keperawatan dimana hal ini diharapkan dapat membangun kepercayaan diri, harga diri dan kesadaran diri yang merupakan fundamental dalam penyelesaian masalah.
Secara individu kegiatan mentoring tidak hanya focus pada bagaimana memberi nasehat, tapi juga pada kemauan mendengarkan nasehat. Saling nasehat menasehati ini diterapkan dalam kegiatan mentoring sehingga tercipta suasana saling belajar yang akan memberikan perubahan ke titik yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu bahkan masing-masing menjadi ahli dan lebih berpengalaman. Perasaan yang mengerti dengan tujuan dan adanya kemampuan yang bersifat penuh arti antara mentor dan mentee adalah kunci kepada sukses organisasi dan pribadi. Mentoring bisa merupakan suatu alat efektif tentang adanya kebangkitan yang penuh arti, yang menghasilkan motivasi tinggi dan tujuan organisasi
2. Tipe Mentoring
Terdapat dua tipe kegiatan mentoring, yaitu :
– Mentoring yang bersifat alami, contohnya seperti persahabatan, pengajaran, pelatihan dan konseling.
– Mentoring yang direncanakan, yaitu melalui program-program terstruktur dimana mentor dan mentee memilah dan memadukan kegiatan mentoring melalui prosesproses yang bersifat formal.
3. Tahap-tahap mentoring
Menurut John Maxwell, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang banyak melahirkan pemimpin-pemimpin baru di dalam kepemimpinannya. Bagaimana menjadi seorang pemimpin yang efektif, solusinya adalah melalui proses mentoring. Ada empat tahapan mentoring yang harus diketahui dan terapkan :
I do you watch
Tahapan pertama dalam 4 tahapan mentoring adalah I do you watch. Dalam tahapan ini, kita sebagai seorang mentor memberikan contoh untuk orang yang dimentor. Tahapan ini memungkinkan orang yang kita mentor mempelajari dengan melihat langsung bagaimana anda melakukan sesuatu mulai dari tahap persiapan sampai tahap akhirnya yaitu dimana anda melakukan sesuatu dan melakukan evaluasi.
I do you help
Setelah melewati tahapan yang pertama, tahapan selanjutnya adalah mengajak orang yang anda mentor untuk mulai membantu anda. Disini orang tersebut akan mulai belajar dan merasakan prosesnya lebih mendalam. Proses ini adalah tahapan yang penting, dimana setelah tahap ini, orang yang kita mentor akan mulai mencoba untuk praktek secara langsung.
You do I help
Tahapan yang ketiga dalam 4 tahapan mentoring adalah dengan mengijinkan orang yang kita mentor untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Disini peranan kita sebagai seorang mentor adalah membantu untuk terus mengarahkan supaya orang yang kita mentor ini tetap berada di jalur yang benar.
You do I watch
Tahapan terakhir ini adalah tahapan dimana Anda sudah merasa yakin dengan kompetensi dan kapabilitas terhadap orang yang anda mentor. Sehingga di tahapan ini, anda sudah bisa melepas dan mengamati saja serta mementor calon pemimpin anda lainnya. Prinsipnya adalah bukan bisa atau tidak bisa, tetapi mau atau tidak mau Life to the Full.
Menurut Dalton / Thompson Career Development model, terdapat empat tahapan dalam pendekatan mentoring yaitu :
- Tahap 1 : dependence / ketergantungan Profesional baru masih tergantung pada mentor dan mengambil peran subordinat dimana memerlukan supervisi yang dekat.
- Tahap 2 : independence / mandiri Profesional dan mentor mengembangkan hubungan yang lebih seimbang. Profesional mengubah dari “apprentice” ke “kolega” dan membutuhkan sedikit supervisi. Kebanyakan profesional akan sampai tahap ini untuk sebagian besar dalam kehidupan profesional mereka
- Tahap 3 : supervising others / supervisi orang lain Menjadi mentor bagi dirinya sendiri dan mendemostrasikan kualitas profesional sebagai mentor.
- Tahap 4 : managing and supervising others / memenej dan mensupervisi orang lain. Menjadi responsibel untuk penampilan yang lain dikarakteristikan dengan merubah peran dari manajer atau supervisor menjadi responsibel terhadap klien peserta didik dan personel.
Baca juga : Bantuan Hidup Dasar (BHD) Dan Kegawatdaruratan
4. Syarat-Syarat Seorang Mentor
Bisa dipercaya Sangat mutlak, karena tidak mungkin kita membicarakan mengenai pekerjaan kita kepada orang yang tidak bisa dipercaya, yang akan terjadi bukanlah pemecahan masalah justru sebaliknya.
Memiliki ” respect ” Mentor dalam hal ini harus telah mencapai suatu keberhasilan tertentu yang membuat kita ” respect ”. Sebagai contoh, kalau kita seorang marketing, mentor kita idealnya juga orang marketing yang berprestasi lebih baik dari kita.
Memiliki ” knowledge ” yang lebih baik Kita memerlukan mentor yang bisa memberikan pendapat, ide dan solusi sekaligus dalam satu paket, kalau mentor kita memiliki knowledge yang tidak lebih baik dari kita, itu namanya setali tiga uang alias sama saja. Mentor ini harus memiliki knowledge yang luas bahkan juga pengetahuan lain-lain diluar dari bidang kita karena hal ini juga akan memicu munculnya ide-ide segar, kreativitas dan otomatis meningkatkan knowledge kita juga.
Memiliki ” skill ” yang lebih baik Bagaimana mentor mengajarkan kepada kita atau memberikan pendapat dan solusi kalau ” skill ” atau keahlian yang dimiliki sama atau bahkan lebih buruk dari kita. Seorang mentor dapat dipastikan mempunyai ketrampilan jauh lebih baik.
Memiliki semangat tinggi (selfmotivated) Semangat sangat penting dan bersifat menular seperti virus. Kalau mentor kita memiliki semangat tinggi otomatis akan membangkitkan semangat kita. Ciri-ciri dari mentor seperti ini adalah kalau kita perhatikan keseharian mereka sepertinya selalu tersenyum dan tidak punya masalah.
Memiliki sikap mental positif Positive thinker penting yang akan menghasilkan positive attitude, itulah yang dimaksud dengan sikap mental positif. Jadi Mentor mutlak harus memiliki sikap mental positif agar ia bisa melihat secara jelas / jernih (crystal clear), dan obyektif terhadap aktifitas yang kita lakukan sehingga bisa memberikan coaching dengan tepat. Orangorang yang memiliki sikap ini selalu optimis bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik, bisa melihat adanya solusi dalam setiap masalah.
Memiliki sikap empati Sering kali kita salah kaprah dalam membedakan yang mana simpati dan mana empati. Simpati merupakan sikap persetujuan terhadap suatu hal (sebagian besar masalah) tanpa ada solusi, contoh apabila ada teman kita mengeluh soal pekerjaannya yang membuat ia tertekan dan sikap kita menyetujui bahwa memang demikian adanya dan ikut larut secara emosional. Sedangkan empati lebih kepada pemahaman kita terhadap masalah yang dihadapi oleh orang lain dan berusaha memberikan suatu saran menuju jalan keluar / solusi serta tidak menjadikan suatu masalah yang dihadapi sebagai suatu tantangan bukan hambatan.
Peduli (caring) Seseorang bisa kita jadikan sebagai mentor kalau ia memiliki kepedulian terhadap orang lain (people oriented). Karena ia harus mau banyak mendengar dan berbagi kepada orang lain. Ratarata para pemimpin dunia adalah orang-orang yang people oriented dimana mereka juga mempunyai mental melayani bukan sebaliknya, sehingga para pemimpin dunia banyak dijadikan mentor oleh orang-orang yang sukses.
Decision maker Seorang mentor dituntut untuk bisa mengambil suatu keputusan terhadap suatu solusi yang disarankan kepada kita. Mentor tidak seharusnya memiliki sikap ragu-ragu, ia harus tegas dalam pengambilan keputusan dan hal ini akan sangat membantu kita. Jadi pada dasarnya kita semua secara tidak sadar telah melakukan mentoring dan memiliki sikap sebagai mentor, tetapi apakah mentor kita memiliki semua persyaratan diatas atau tidak. Akan jauh lebih baik kalau kita memiliki mentor dengan persyaratan seperti diatas, yang akan membantu kita mencapai sukses lebih cepat.
5. Hal – hal yang dapat ditawarkan oleh mentor bagi mentee
- Ketrampilan dan pengetahuan yang baru
- Pengalaman dalam organisasi
- Iklim yang mendukung untuk mengevaluasi sukses dan kegagalan
- Kesempatan berhubungan dalam jaringan kerja
- Menerima dorongan dan dukungan
- Mendapatkan pengakuan bagi keberhasilan
- Mengembangkan cara pandang yang baru dan berbeda
- Mendapatkan asistensi dengan gagasan-gagasan
- Menerima nasehat dan petunjuk dari sumber yang obyektif
- Menerima reasuransi atau dukungan pendapat.
6. Manfaat program mentoring bagi mentor
- Memperluas ketrampilan dan pengetahuan mereka sendiri
- Membantu menemukan kembali prinsip – prinsip dan praktek praktek dasar dalam organisasi
- Mengembangkan lebih jauh lagi ketrampilan diri dalam pengajaran, konseling dan kemampuan mendengarkan .
- Memungkinkan mereka untuk mendemonstrasikan ketrampilan tambahan dalam mengembangkan individu lain
- Memperluas jaringan kerja profesional dan personal mereka
- Meningkatkan kemampuan mereka dalam berbagi pengalaman dan pengetahuan
- Meningkatkan kesadaran mereka akan kebutuhan masyarakat lokal
- Pemahaman yang lebih baik akan berbagai kebutuhan motivasi dan kefrustasian orang dalam organisasi i.
- Membantu memperbaiki kesehatan ekonomi masyarakat lokal.
7. Peran dan tanggung jawab mentor
- Memberikan dukungan dan nasehat yang rahasia dan tidak memihak
- Memberikan berbagai kesempatan membangun jaringan kerja dan menunjukan kepada karyawan potensial berbagai pilihan alternatif dan kesempatan dalam komunitas atau suatu kelompok.
- Mentransfer pengalaman dan pengetahuan organisasi untuk mempercepat pembelajaran si karyawan potensial
- Menyediakan informasi, pedoman, komentar-komentar yang konstruktif
- Membantu dalam pengelolaan hambatan yang mungkin mengancam pencapaian tujuan organisasi mereka
- Bersama karyawan potensial, mengembangkan dan merevisi daftar kompetensi yang dibutuhkan demi keberhasilan dan pengembangan kinerja organisasi, serta pengembangan pribadi karyawan potensial.
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh mentee dalam pelaksanaan mentoring
- Belajar menghargai sang mentor sebagai orang yang memang sudah ahli di bidangnya, sehingga kita mempercayai apapun yang disampaikan sang mentor sebagai „sumber input‟ dalam hidup kita – sebagai tolok ukur dari apa yang benar / tidak benar, apa yang boleh/tidak boleh kita lakukan
- Membuka diri dan memiliki keinginan untuk belajar, karena tanpa mau belajar dan berubah, kita justru akan membuat sang mentor frustrasi dan menghambat proses mentoring itu sendiri.
- Memiliki keinginan atau kerelaan untuk mengadopsi semua nilai hidup, konsep pikir, gaya hidup, bahkan filosofi sang mentor, dan menerapkannya dalam hidup. Karena itu, sebelum kita memilih orang yang akan menjadi mentor kita, kita perlu mengenali kriteria seorang mentor yang baik. Tanpa seorang mentor yang baik, kita justru akan mengadopsi nilai – nilai, konsep pikir dan filosofi hidup dari orang- orang yang hanya akan mencelakakan kita di kemudian hari. Bayangkan jika orang-orang seperti Hitler kita minta untuk menjadi mentor, dunia akan celaka karena akan lahir banyak Hitler yang lain. Sebaliknya, jika kita melihat dari sisi positifnya, orangorang yang menemukan seorang mentor yang baik dan memiliki visi jauh ke depan dan berguna bagi masyarakat dan bangsa, akan menjadi orang – orang yang sangat berbahagia, karena sebagaimana sang mentor mendedikasikan hidupnya bagi kemajuan kota dan bangsanya, orang-orang yang dimentor ini pun pasti akan mulai mewarisi sikap hati dan nilai-nilai yang sama.
PENERAPAN PRECEPTORSHIP DAN MENTORSHIP
Pada penelitian yang dilakukan oleh Neila (2016) tentang penerapan Smentorship dan presentorship dalam peningkatan kompetensi perawat klinik menunjukan hasil bahwa pada pelaksanaan intervensi kompetensi keperawatan secara bertahap, berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan perawat atau pencapaian kompetensi yang diharapkan. Berdasarkan hasil evaluasi kompetensi yang peneliti lakukan dengan interval empat minggu untuk setiap tahap intervensi menunjukkan hasil skor nilai (p < 0,05) untuk semua level karir perawat klinik di Ruang Rawat Anak RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Intervensi dilakukan sebanyak dua kali dengan metode yang diberikan kepada perawat pembimbing (mentorship) secara intensif dari perawat klinik 2, 3 dan 4 yang sudah dibagi kelompoknya sesuai dengan keterampilan yang harus mereka pelajari lebih mendalam. Intervensi kedua dilakukan kepada masing–masing kelompok perawat/mentor sesuai dengan kompetensi, metode dan jadwal yang disepakati. Intervensi dilakukan empat minggu.Pada minggu ke lima dilakukan evaluasi, dilanjutkan dengan intervensi ke tiga yang juga dilaksana selamaempat minggu.Evaluasi kembali dilakukan dengan cara mengisi kuesioner yang sudah dibagikan kepada responden yang dibantu oleh penanggung jawab kelompok mentor. Proses bimbingan dengan metode mentor dirasakan lebih efektif dalam meningkatkan kompetensi. Terbukti dengan hasil yang didapatkan pada penelitian ini. Selain itu pelatihan preceptor yang dilakukan secara berulang kali akan sangat membantu perawat baru dalam meningkatkan keterampilan atau kompetensi keperawatan yang harus mereka miliki berdasarkan level perawat. Bila melihat hasil dari perawat klinik 4 dalam memberikan pelayanan kepada pasien, terlihat bahwa perawat 4 tidak mengabaikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien, sehingga karir dan mutu pelayanan tetap dapat dipertahankan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kompetensi dan karir serta mutu pelayanan keperawatan pada perawat klinik setelah diberikan intervensi kompetensi dengan metode preceptor dan mentor.
(DOC/TM)
DAFTAR REFERENSI
Dermawan D. 2012. Mentorship dan Preceptorship Dalam Keperawatan. PROFESI (8). Halaman: 1-9
Sulung N. 2016. Efektifitas Metode Preseptor dan Mentor Dalam Meningkatkan Kompetensi Perawat Klinik. Jurnal IPTEKS Terapan (9). Halaman: 224-235