A. Definisi
Suatu keadaan dimana jalan napas mengalami penyempitan atau sumbatan pada orofaring sampai dengan trakea-bronkus sehingga menimbulkan gejala sesak napas.
B. Jenis, Tanda, dan Gejala
- Obstruksi Total
Terjadi karena benda asing yang menutup jalan napas secara tiba-tiba yang dikenal dengan istilah tersedak (chocking). Pada orang dewasa gejala yang muncul batuk tanpa suara, tidak mampu berbicara atau bernapas dan sianosis. Pada anak gejala yang muncul kesulitan bernapas, batuk yang
lemah dan tangisan yang lemah - Obstruksi Parsial
Dibedakan menjadi tiga jenis :- Obstruksi karena cairan (Gurgling)
Obstruksi yang disebabkan oleh darah, secret, air liur, atau muntah. Suaran napas terdengar seperti orang berkumur-kumur (Gurgling). Sumbatan ini dapat menyebabkan aspirasi, yaitu
masuknya jenis cairan tersebut ke paru. - Obstruksi karena pangkal lidah (Snoring)
Obstruksi yang disebabkan oleh pangkal lidah yang jatuh ke belakang (hipofaring) yang biasanya karena penurunan kesadaran, otot otot penyangga lidah lemah atau mengalami
kelumpuhan. Suaran napas terdengar seperti ngorok (Snoring) - Obstruksi karena kelainan/gangguan anatomis
(Crowing/Stridor) Obstruksi yang disebabkan oleh kelainan/gangguan penyempitan di laring atau trakea seperti adanya pembengkakan/oedema pada jalan napas (misalnya trauma inhalasi pada kebakaran atau trauma tumpul leher), Ca. laring, atau penyakit saluran pernapasan (misal : difteri). Suaran napas terdengar seperti orang melengking (Crowing/Stridor).
- Obstruksi karena cairan (Gurgling)
Baca Juga : Yuk Pahami Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat
C. Pilihan Tindakan pada Gangguan Kardiovaskuler [Non Farmakologis, Farmakologis, Modalitas]
- Resusitasi Jantung Paru
Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah tindakan yang diberikan pada seseorang yang mengalami henti napas dan henti jantung oleh sebab apapun, misalnya serangan jantung, kecelakaan, tenggelam dan sebab lain. Tindakan ini merupakan tindakan penyelamatan nyawa (life saving) yang harus dilakukan segera ketika seseorang kehilangan kemampuan untuk bernapas secara normal serta kehilangan fungsi pompa jantung untuk bersirkulasi. RJP dilakukan untuk mempertahankan sirkulasi darah, terutama ke organorgan vital, terutama otak. Tahapan RJP terdiri dari C-A-B, yaitu compression, airways dan breathing. Compression adalah tahap kompresi penekanan dinding dada sebagai pijat jantung eksternal, airways adalah tahap pembukaan jalur pernapasan, sedangkan breathing adalah tahap pemberian bantuan napas untuk memicu kembalinya pernapasan spontan. - Defibrilasi
Suatu tindakan pengobatan yang menggunakan aliran listrik yang dilakukan dengan direct current counter shock (DC Shock) yang Asyncronize Dilakukan pada pasien dengan fibrilasi Ventrikel (FV) atau ventrikel takhikardi( VT ) tampa nadi Energi yang diperlukan secara Asyncronize adalah :
– Monofasik : 360 joule
– Bifasik : Rekomendasi produsen misalnya, dosis awal 120-200 joule, jika tidak diketahui gunakan maksimum yang tersedia. Dosis kedua dan seterusnya harus setara, dan dosis lebih tinggi boleh
dipertimbangkan - Kardioversi
Suatu tindakan pengobatan dengan menggunakan aliran listrik yang dilakukan dengan direct current counter shock (DC Shock) yang Syncronize Dilakukan pada pasien dengan Takikardi supra ventrikel (SVT), Takikardi Ventrikel nadi teraba. Energi yang diperlukan: 100, 200, 300 dan 360 joule. Beberapa penelitian melakukan kardioversi berhasil dengan energi 50 joule pada SVT dan Fluter Atrial
Baca Juga :
– Kenali Code Blue dan Early Warning System (EWS) di Rumah Sakit
– Prosedur Khusus Triase dalam Kegawatdaruratan
D. Algoritma RJP Dewasa (AHA 2020)
E. Algoritma RJP Anak (AHA 2020)
Sumber :
- American Heart Association. (2020). Pedoman CPR dan ECC. Hospital Management, 86(2).