banner 728x250

Yuk Pahami Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Foto : Proses Penanganan Kegawatdaruratan/Freepik.com

MediaPerawat.id – Gawat Darurat adalah suatu  keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan/pelayanan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.

Adapun Keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang  diberikan kepada perawat yang sudah kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di bidang  kegawat daruratan (UU RI NO 44 tentang RS).

Pengertian Keperawatan Gawat Darurat

Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injury akut atausakit yang mengancam nyawa.Sebagai seorang spesialis, perawat gawat darurat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan untuk menangani respon pasien pada resusitasi, syok, trauma, ketidakstabilan mulisistem, keracunan dan kegawatanyang mengancam jiwa lainnya.

Tujuan dan Prinsip

Tujuan keperawatan gawat darurat adalah :

a) Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat hingga dapat hidupdan berfungsi kembali dalam masyarakat.

b) Merujuk pasien gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih memadai.

c) Penanggulangan korban bencana.Untuk dapat mencegah kematian, petugas harus tahu penyebab kematian yaitu :

  1. Meninggal dalam waktu singkat (4-6 menit)
  • Kegagalan sistem otak
  • Kegagalan sistem pernafasan
  • Kegagalan sistem kardiovaskuler 

2. Meninggal dalam waktu lebih lama (perlahan-lahan)

  • Kegagalan sistem hati
  • Kegagalan sistem ginjal (perkemihan)
  • Kegagalan sistem pankreas (endokrin

Baca Juga : Kenali Code Blue dan Early Warning System (EWS) di Rumah Sakit

Prinsip Keperawatan Gawat Darurat

a)Penanganan cepat dan tepat

b)Pertolongan segera diberikan oleh siapa saja yang menemukan pasien tersebut. Meliputi tindakan :

  • Non medis : Cara meminta pertolongan, transportasi, menyiapkan alat-alat.
  • Medis : Kemampuan medis berupa pengetahuan maupun ketrampilan :BTCLS, ALS

Triage Kegawatdaruratan

Triage yaitu skenario pertolongan yang akan di berikan sesudah fase keadaan pasien. Pasien-pasien yang terancam hidupnya harus di beri prioritas utama. Triage dalam keperawatan gawat derurat di gunakan untuk mengklasifikasian keperahan penyakit atau cidera dan menetapkan prioritas kebutuhan penggunaan petugas perawatan kesehatan yang efisien dan sumber-sumbernya.

Standar waktu yang di perlukan untuk melakukan triase adalah 2-5 menit untuk orang dewasa dan 7 menituntuk pasien anak-anak.

Kategori / klasifikasi triase :

a) Merah(emergent)

Gawat darurat adalah pasien tiba dalam keadaan gawat atau takanmenjadi gawat dan terancam nyawanya/ cacat bila tidak ditolong segera.Mis: distress nafas, luka tusuk dada dan perut, shock 

b) Kuning (Urgent)

Yaitu korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi perawatan dapatdi tunda sementara. Kondisi yang merupakan masalah medisyangdisignifikan dan memerlukan penata laksanaan sesegera mungkin.Tanda-tanda fital klien ini masih stabil. Mis : luka bakar tk II/III antara20-25%, patah tulang panjan tanpa shock

c) Hiijau (Non Urgent)

Pasien dengan cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera,memerlukan bantuan pertama sederhana namun memerlukan penilaianulang berkala. Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalahmedis yang minimal, Luka lama dan Kondisi yang timbul sudah lama.Pasien ini berada diArea Ambulatory / P3. Contohnya: Minor injuri.seluruh kasus – kasus ambulant / jalan.

d) Hitam (Expectant)

Pasien yang sudah meninggal atau cedera fatal yang jelas tidak mungkindi resusitasi Contohnya: pasien Tidak ada respon pada segalarangsangan. Tidak ada respirasi spontan, Tidak ada bukti aktivitas jantung dan Hilangnya respon pupil terhadap gerak.

Baca Juga : Bantuan Hidup Dasar (BHD) Dan Kegawatdaruratan

Pengkajian kegawatdaruratan, meliputi :

Primary survey

Primary survey menyediakan evaluasi yang sistematis, pendeteksian danmanajemen segera terhadap komplikasi akibat trauma parah yang mengancam nyawa. Tujuan dari Primary survey adalah untuk mengidentifikasi danmemperbaiki dengan segera masalah yang mengancam kehidupan. Prioritas yang dilakukan pada primary survey antara lain :

  • Airway maintenance dengan cervical spine protection
  • Breathing dan oxygenation
  • Circulation dan kontrol perdarahan eksternal
  • Disability-pemeriksaan neurologis singkat
  • Exposure dengan kontrol lingkungan.

A)Airway

Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien antara lain :

  • Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau bernafas dengan bebas?
  • Tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain:
  • Adanya snoring  atau gurgling
  • Stridor atau suara napas tidak normal
  • Agitasi (hipoksia)
  • Penggunaan otot bantu pernafasan / paradoxical chest movements
  • Sianosis

Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian atas dan potensial penyebab obstruksi :

  • Muntahan
  • Perdarahan
  • Gigi lepas atau hilang
  • Gigi palsu
  • Trauma wajah
  • Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasienterbuka.
  • Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien yang berisiko untuk mengalami cedera tulang belakang.

Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasiensesuai indikasi:

  • Chin lift / jaw thrust
  • Lakukan suction (jika tersedia)
  • Oropharyngeal airway/nasopharyngeal airway, Laryngeal Mask  Airway
  • Lakukan intubasi

B) Breathing

Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing pada pasien antara lain:

  • Look ,listen dan feel ; lakukan penilaian terhadap ventilasi dan oksigenasi pasien.
  •  Inspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah adatanda-tanda sebagai berikut :cyanosis, penetrating injury, flail chest , sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu pernafasan.
  • Palpasi untuk adanya : pergeseran trakea, fraktur ruling iga,subcutaneous emphysema, perkusi berguna untuk diagnosishaemothorax dan pneumotoraks.
  • Auskultasi untuk adanya : suara abnormal pada dada.
  • Buka dada pasien dan observasi pergerakan dinding dada pasien jika perlu.
  • Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien; kaji lebih lanjutmengenai karakter dan kualitas pernafasan pasien.
  • Penilaian kembali status mental pasien.
  • Dapatkan bacaan pulse oksimetrijika diperlukan

Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak adekuat dan / atau oksigenasi:

  • Pemberian terapi oksigen
  • Bag-Valve Masker
  • Intubasi (endotrakeal ataunasal dengan konfirmasi penempatanyang benar), jika diindikasikan
  • Catatan: defibrilasi tidak boleh ditunda untukadvanced airway procedures
  • Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya dan berikan terapi sesuai kebutuhan

C) Circulation

Langkah-langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien, antara lain :

  • Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan.
  • CPR harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan.
  • Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian penekanan secara langsung.

Palpasi nadi radial jika diperlukan:

  • Menentukan ada atau tidaknya
  • Menilai kualitas secara umum (kuat/lemah)
  • Identifikasirate (lambat, normal, atau cepat)
  • Regularity
  • Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau hipoksia(capillary refill ).
  • Lakukan treatment terhadap hipoperfusi

D) Disability

Pada primary survey,disabilitydikaji dengan menggunakan skala AVPU :

  • A -alert , yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi perintahyangdiberikan
  • V -vocalises, mungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang tidak  bisadimengerti
  • P -responds to pain only (harus dinilai semua keempat tungkai jikaekstremitasawal yang digunakan untuk mengkaji gagal untuk merespon)
  • U -unresponsive to pain, jika pasien tidak merespon baik stimulusnyerimaupun stimulus verbal.

e) Expose, Examine dan Evaluate

Menanggalkan pakaian pasien dan memeriksa cedera pada pasien.Jika pasien diduga memiliki cedera leher atau tulang belakang,imobilisasi in-line penting untuk dilakukan. Lakukan log roll ketikamelakukan pemeriksaan pada punggung pasien.

Yang perlu diperhatikandalam melakukan pemeriksaan pada pasien adalah mengekspos pasienhanya selama pemeriksaan eksternal. Setelah semua pemeriksaan telahselesai dilakukan, tutup pasien dengan selimut hangat dan jaga privasi pasien, kecuali jika diperlukan pemeriksaan ulang .

Dalam situasi yang diduga telah terjadi mekanisme trauma yang mengancam jiwa, maka Rapid Trauma Assessment harus segera dilakukan:

  • Lakukan pemeriksaan kepala, leher, dan ekstremitas pada pasien
  • Perlakukan setiap temuan luka baru yang dapat mengancam nyawa pasien luka dan mulai melakukan transportasi pada pasien yang berpotensi tidak stabil atau kritis.

Sumber Referensi :

Aulia Asman. 2022.  Modul Keperawatan Gawat Darurat Dan Manajemen Bencana. Padang : Fakultas Psikologi Dan Kesehatan .

Sartono, dkk. 2013. Basic Trauma Cardiac Life Support. Gadar Medik Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *