banner 728x250

Filsafat Sebagai Pondasi Eksistensi Ilmu Keperawatan

Foto : Filsafat Sebagai Pondasi Eksistensi Ilmu Keperawatan/ Source : Freepik.com

Mediaperawat.id – Mengapa manusia berfilsafat? Atau jauh jika lebih memikirkan manfaatnya, untuk apa manusia berfilsafat?. Tentunya pertanyaan mendasar tersebut akan berbeda tiap individu menjawabnya, seyogyanya, ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu adanya rasa kagum, keraguan dan kesadaran akan keterbatasan diri. Bila pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu dan kepastian dimulai dari rasa ragu, maka filsafat dimulai dari keduanya. Jelas kiranya bahwa filsafat merupakan kebutuhan manusia guna memenuhi rasa keingin tahuannya serta mendapatkan manfaat dari kehidupannya, (Istikhomah & Wachid, 2021).

Secara etimologi, filsafat terbagai menjadi dua kata yaitu philo artinya cinta dan Sophia yang berati kebijaksanaan. Lalu secara terminologi, filsafat adalah ilmu yang mencitai kebijaksanaan, Adib dalam(Mariyah et al., 2021) . Untuk definisi filsfat sendiri, memang hingga saat ini tidak ada pengertian pasti yang dibakukan, semua tergantung siapa yang mendefinisikannya, karena para tokoh filsafat pun memiliki perbedaan narasi maupun substansial dari makna filsafat itu sendiri. Seperti kata beberapa ahli filsafat yaitu plato, yang berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli, lalu berebda dengan muridnya yaoitu Aristotheles yang mendefinisikan filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika  Adib dalam (Mariyah et al., 2021)

Lahirnya filsafat di mulai dengan mendobrak mitos-mitos terkait dengan keyakinan seseorang yang di mana pada saat itu salah satu tokoh filsafat Yunani Bernama Thales yang diyakini sebagai role model pertama yang menerapkan filsafat sebagai metode untuk memaknai kehidupan dengan selalu menggunakan akalnya guna mencari kebenaran. Saat itu, thales berpikir bahwa alam semester ini selaluh berubah dalam keberadaannya dan perubahan tersebut, pastinya ada yang menciptakan maupun mengatur. Hal tersebutlah yang membuat Thales bertanya-tanya dan terus mencari jawaban hingga akhirnya ia mengungkapkan pemikiran falsafahnya bahwa arche is water. Thales melihat bahwa semua makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan memerlukan air untuk hidup Delfgaauw dan Bernard dalam (Taufik, 2020)

Ilmu filsafat tidak lekang oleh zaman, walaupun tidak banyak orang yang concern di dalamnya. Filsafat yang di anggap sebagai dasar dari segala ilmu pengetahuan, yang kemudian melahirkan konsep-konseo lainnya dan salah satunya yaitu filsafat ilmu. The Liang Gie mendefinisikan bahwa filsafat ilmu merupakan segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala kehidupan manusia. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran yang mendasar terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu hadir sebagai rujukan telaah kritis terhadap metode yang digunakan ilmu tertentu terhadap struktur penal tentang sistem yang telah dibuat. Filsafat ilmu mencoba menggali sampai ke akarnya mengenai kejelasan dasar terkait dengan dasar-dasar konsep mengenai ilmu,(Subekti et al., 2021)

Melihat singkat penjelasan mengenai filsafat ilmu, dapat penulis simpulkan bawah filsafat ilmu merupakan suatu metode ilmiah guna menggali konsep-konsep dasar kejadian yang ada sehingga menimbulkan sebuah penasaran dan kemudian dilakukan observasi serta penelitian lebih lanjut yang pada akhirnya terbentuklah falsafah ilmu-ilmu lainnya. Salah satu disiplin ilmu yang tak bisa dilepaskan dari filsafat adalah Ilmu keperawatan.

Baca Juga : Konsep Beban Kerja Dalam Keperawatan

Secara harfiah, keperawatan dapat dilihat Dari dua sisi. Pada satu sisi, keperawatan adalah suatu pohon ilmu dan sisi lainnya adalah penerapan dari ilmu pengetahuan yang sama melalui praktik keperawatan. Hal ini menjadikan perawatan sebagai disiplin ilmu yang unik, bahkan penggagas keperawatan modern, yaitu Florence Nightingale menganggap bahwa konsep yang ia bangun karena melihat keunika tersebut. Pohon ilmu adalah landasan bagi perawat dalam melakukan segala tindakan dalam praktik keperawatan. Pohon ilmu tersebut menyiapkan suatu rasionalisasi saat perawat menjalankan profesinya, yang di mana perawat melakukan praktik berdasarkan prosesi ilmiah sehingga segala tindakannya dapat dipertanggung jawabkan secara rasional,(Risnah & Irwan, 2021)

Falasafah keperawatan memandang dasar tentang hakikat seorang manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam pelaksanaan praktek keperawatan. Hakikat manusia yang dimaksud di sini ialah manusia sebagai makhluk hidup biologis, psikologis, sosial dan spiritual, sedangkan esensinya ialah falsafah keperawatan yang terdiri dari: pertama memandang bahwa pasien sebagai manusia holistik yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spritual yang diberikan secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan hanya secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya; kedua, bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan tetap memperhatikan aspek kemanusian; ketiga, setiap Falsafah dan Teori Keperawatan dalam Integrasi Keilmuan 3 orang berhak memperoleh perawatan tanpa memandang perbedaan atas suku, kepercayaan, status sosial, agama, dan ekonomi; keempat, pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan mengingat bahwa perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan, bukan sendiri sendiri; dan kelima, pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan sebagai seorang penerima jasa yang pasif, Hidayat dalam (Risnah & Irwan, 2021).

Filosofi perawat, dari Lembaga Pendidikan, penelitian serta penyedia asuhan keperawatan Kesehatan secara keseluruhan akan menjadi lahan yang subur bagi perkembangan dalam implementasi asuhan keperawatan. Saat para perawat melaksanakan fungsinya, maka mereka itu sedang merepresentasikan filosofi pribadi sekaligus filosofi melalui nilai-nilai keyakinan mengenai berbagai konsep seperti berbuat baik, tidak menciderai sampai menghargai hak-hak klien. Paradigma keperawatan pada dasarnya dilandasi oleh empat bagian yaitu manusia, lingkungan, Kesehatan dan keperawatan itu sendiri. Empat konsep ini saling keterkaitan dan keterikatan yang sejatinya menjadi aspek-aspek penting bagi perawat dalam menerapkan asuhan keperawatannya, (Lestari & Ramahaniyati, 2018)

Baca Juga : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran & Hipotesis Dalam Penelitian Keperawatan

Beberapa pakar berpendapat bahwa tujuan dari teori-teori keperawatan adalah untuk membedakan keperawatan dari disiplinilmu lainnya, walaupun hingga saat ini masih saja banyak yang menganggap bahwa perawat itu ialah pembantu dokter ataupun lainnya. Keperawatan dibangun atas dasar ilmu dan ilmu harus memiliki konsep metodologi serta teori-teorinya dapat diaplikasikan. Adapun karakteristik dasar keperawatan sebagai sebuah ilmu yakni: 1) Teori-teori keperawatan mengenali dan membatasi keterkaitan antar konsep khusus keperawatan dan menyatakan dengan jelas hubungan antar konsep tersebut, 2) teori keperawatan harus bersifat logis dan runtut dalam menyampaikan alasan serta dapat menggambarkan hubungan yang timbul melalui urutan yang logis, 3) Teori keperawatan seharusnya sederhana dengan konspe-konsep yang diterapkan secara luas dan menjamin kemudahan dalam penerapannya di berbagai tatanan, 4) Teori keperawatan seharusnya juga dapat menumbuhkan pohon ilmu keperawatan dengan giat melakukan riset, pada akhirnya teori keperawatan seharusnya dapat memandu dan memperbaiki praktik keperawatan, 5) Teori Keperawatan tidak ternilai harganya bagi riset, Pendidikan dan praktik keperawatan. Memandu para perawat dengan menyampaikan konsep-konsep berbasis pengetahuan yang terorganisir serta menyampaikan panduan untuk praktik keperawatan dan mengidentifikasi tujuan keperawatan, (Lestari & Ramahaniyati, 2018)

Nilai dan praktik keperawatan harus bisa diupayakan untuk kebermanfaatanya, Filsafat ilmu sebagai pondasi yang kemudian melahirkan ilmu keperawatan memilki peran yang sangat penting dalam mengembangkan eksistensi dari keperawatan itu sendiri. Filsafat ilmu didasari dengan metode berpikir dan ilmu keperawatan pun lahir dari pemikiran yang apik sehingga kemudian dapat memberikan manfaat untuk bangsa maupun negara.

Admin: mediaperawatPenulis: Rifkal Artha YudaEditor: Osman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *