banner 728x250

Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran & Hipotesis Dalam Penelitian Keperawatan

Foto : Literasi dan referensi metodologi Keperawatan/ Dok. Freepik.com

A. Kajian Pustaka

1. Definisi Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisi teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Pada bagian ini dilakukan pengkajian mengenai konsep dan teori yang digunakan berdasarkan literatur yang tersedia, terutama dari artikel-artikel yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah. Tujuan pustaka berfungsi membangun konsep atau teori yang menjadi dasar studi dalam penelitian.

Menurut Neumen dalam Sugiyono (2009) Kajian pustaka adalah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Menurut Sugiyono (2009) Teori dalam kajian pustaka yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data adalah teori substantif yaitu teori yang lebih fokus berlaku untuk obyek yang akan diteliti.

Fungsi kajian pustaka meliputi:
a. mengetahui sejarah masalah penelitian
b. membantu memilih prosedur
c. memahami latar belakang teoritis masalah penelitian
d. mengetahui manfaat penelitian sebelumnya
e. menghindari adanya kesamaan atau duplikasi
f. memberikan pembenaran pada pemilihan masalah penelitian.

Kajian pustaka juga digunakan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan diangkat menjadi topik penelitian serta untuk menjelaskan kedudukan masalah dalam tempatnya yang lebih luas. Konstruksi
teoritik yang ada dalam kajian pustaka akan memberikan landasan bagi penelitian. Sehingga sumbangan kajian pustaka pada penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstruksi Teoritik sebagai Dasar

Penelitian apa pun tidak akan terlepas dari kerangka teori. Penelitian tidaklah berarti tanpa teori sama sekali. Paling tidak sebagai pegangan atau pedoman untuk memberikan asumsi atau postulat, prinsip, teori, konsep, preposisi dan definisi operasional.

b. Konstruksi Teoritik sebagai Tolok Ukur

Penelitian tindakan berupaya untuk meningkatkan kinerja pembelajaran atau proses kegiatan pembelajaran sehingga perlu sarana untuk mengontrol baik tidaknya prosedur yang digunakan. Kerangka teori dapat membantu sebagai ukuran patokan (standart atau tolok ukur) yang dimaksud.

c. Konstruksi Teoritik sebagai Sumber Hipotesa

Hipotesa pada umumnya dimunculkan dari kajian teori. Teori-teori yang diragukan akan dicoba dan diuji kembali sehingga terbentuklah hipotesa. Dasar rasional mengapa harus diuji kembali karena pembuktian secara teoritis harus diimbangi dengan pembuktian secara empiris.

2. Sumber Pustaka
Dalam rangka mencari teori yang sesuai dengan penelitian, peneliti harus mendapatkan sebanyak-banyaknya kepustakaan dapat berasal dari sumber yaitu:

a. Leaflet
b. Monograf
c. Ensiklopedi
d. Majalah
e. Buku
f. Jurnal
g. Skripsi
h. Tesis
i. Disertasi
j. Buku tahunan
k. Hasil seminar/simposium/konferensi
i. Internet

3. Penyusunan Kajian Pustaka

Dalam menyusun kajian pustaka perlu usaha untuk mengumpulkan sumber sebanyak-banyaknya. Sumber tersebut harus relevan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian. Kajian pustaka dapat digunakan
dengan dua pola; yaitu deduktif dan induktif. Dengan dedukutif kita mulai dari proposisi yang berlaku umum dan memberlakukannya pada keadaan khusus, serta berlaku sebaliknya untuk induktif.

Baca Juga : Model-Model Supervisi Keperawatan

B. Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya kerangka pemikiran diturunkan dari beberapa teori maupun konsep yang sesuai dengan permasalah yang diteliti, sehingga memunculkan asumsi-asumsi yang berbentuk bagan alur pemikiran,
yang kemudian kalau mungkin dapat dirumuskan ke dalam hipotesis operasional atau hipotesis yang dapat diuji.

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen.

Suriasumantri (1986) dalam Sugiyono (2009) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasarmenyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan.
Kerangka pemikiran dapat berupa uraian kalimat, diagram atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang diteliti.

C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat Hipotesis merupakan pernyataan tentatif tentang hubungan antara dia variabel atau lebih. Pada penelitian kuantitatif, hipotesis lazim dituliskan dalam sub-bab tersendiri yaitu ada di bab 2. Hipotesis merupakan dugaan sementara dari jawaban rumusan masalah penelitian.

Contoh : Judul Pengaruh antara pengetahuan sex dengan perilaku seksual pranikah remaja Dari judul penelitian di atas rumusan masalahnya apakah terdapat pengaruh antara pengetahuan sex dengan perilaku seksual pranikah remaja?

Kemungkinan jawaban dari rumusan masalah tersebut adalah

Ho: Tidak terdapat pengaruh antara pengetahuan sex dengan perilaku seksual pranikah remaja

Ha: Terdapat pengaruh antara pengetahuan sex dengan perilaku seksual pranikah remaja

Hipotesis merupakan dugaan sementara dari 2 kemungkinan jawaban yang disimbolkan dengan H. Kemungkinan jawaban tersebut dipilih berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesisnya adalah:

H: Terdapat pengaruh antara pengetahuan sex dengan perilaku seksual pranikah remaja

Dimana:

Ho merupakan Hipotesis nol, dan Ha merupakan hipotesis alternatif.

Baca Juga : SPO Keperawatan : Irigasi Kandung Kemih

Daftar pustaka :

  • Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian Keperawatan. Cetakan I. Yogyakarta : Penerbit Gava Media

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *