banner 728x250
Jurnal  

Terapi Relaksasi Benson untuk menurunkan Ansietas pada Pasien dengan Tuberkulosis Paru

Foto: Freepik.com

Mediaperawat.id – Tuberkulosis atau TBC masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat dan secara langsung juga merupakan tantangan global yang dapat menimbulkan kesakitan, kecacatan, dan kematian yang perlu untuk dilakukan penanggulangan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

Tuberkulosis merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang menyerang parenkim paru. World Health Organization (2018) menyebutkan bahwa Tuberkulosis merupakan salah satu dari 10 penyebab utama kematian dari agen infeksi tunggal. 

Gejala yang akan muncul pada pasien tuberkulosis seperti batuk selama 2 minggu atau lebih. Selain itu, batuk dapat disertai oleh gejala lain diantaranya dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, nafsu makan menurun, berkeringat di malam hari, serta demam lebih dari satu bulan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Penderita tuberkulosis paru memiliki resiko munculnya gangguan psikologis seperti cemas, dan depresi. Tuberkulosis menjadi faktor pencetus timbulnya ansietas pada pasien terhadap kondisi hidupnya pada masa yang sekarang dan masa yang akan datang, pengobatan yang lama dan jumlah obat yang banyak dan menimbulkan keluhan seperti pusing, perubahan selera makan, susah tidur dan cemas (Sumarsih et al., 2019).

Beberapa strategi untuk menurunkan tingkat kecemasan diantaranya menggunakan teknik nonfarmakologi, seperti teknik relaksasi benson. Terapi relaksasi benson merupakan terapi relaksasi yang memadukan teknik relaksasi nafas dalam dan relaksasi religi (keyakinan) yang memberikan manfaat berlipat ganda dalam membangkitkan ketenangan pada manusia Benson & Proctor (2000) dalam Safitri, Erlinawati, & Apriyanti (2018).

Pada Tahun 2019 Mahasiswa STIKes Kharisma Karawang Bernama Eka Ahmad Fauzi melakukan penelitian dengan menerapkan teknik relaksasi benson untuk menurunkan ansietas pada pasien dengan tuberkulosis paru. 

Penderita tuberkulosis jika tidak ditangani dengan  benar dapat menimbulkan suatu komplikasi untuk fisiologi tubuh. Selain itu pula pada penderita tuberkulosis dapat menimbulkan komplikasi psikologis yang akan berbeda pada setiap orang nya tergantung reaksi individu masing-masing. Individu yang memiliki masalah kesehatan ringan akan menimbulkan sedikit perubahan pada perilaku mereka. Tetapi, individu yang memiliki kondisi dengan penyakit berat atau bahkan berbahaya untuk nyawanya seperti tuberkulosis dapat menimbulkan perubahan perilaku dan ansietas atau cemas.

Baca juga : Intervensi Keperawatan Kritis pada Pasien Dengan Bronkopneumonia

Perasaan ansietas pada penderita tuberkulosis harus segera ditangani agar tidak ada masalah kesehatan yang berlanjut akibat timbulnya kecemasan yang berlebih. Perasaan cemas yang dimiliki oleh pasien tuberkulosis akan merangsang hipotalamus untuk mensekresikan Corticotropin Releasing Factor (CRF) yang menyebabkan kelenjar hipofisis mensekresikan Adrenocorticotropin Releasing Hormone (ACTH) yang akan merangsang korteks adrenal untuk mensekresikan kortisol, yang dapat menyebabkan turunnya sistem kekebalan tubuh dan metabolisme yang berlebihan (Sherwood, 2011 dalam Arganata, 2018).

Terapi relaksasi benson dapat menjadi alternatif non farmakologis yang dapat digunakan untuk mengatasi ansietas. Safitri, Erlinawati, & Apriyanti (2018) menjelaskan bahwa terapi relaksasi benson dapat menghambat aktivitas saraf simpatik yang dapat menurunkan konsumsi oksigen oleh tubuh, sehingga otot-otot tubuh menjadi rileks dan menimbulkan efek tenang dan nyaman. Teknik relaksasi benson juga berfokus pada kata atau kalimat yang diucapkan berulang kali dengan ritme yang teratur dan disertai sikap pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai keyakinan pasien yang memiliki makna ketenangan.

Standar Operasional Terapi Relaksasi Benson: 

  1. Kaji tingkat cemas responden.
  2. Posisikan responden dengan posisi yang nyaman.
  3. Selanjutnya anjurkan responden untuk menutup mata.
  4. Kemudian responden dianjurkan untuk menenangkan diri terlebih dahulu dan dalam keadaan rileks dari jari kaki hingga ujung kepala.
  5. Selanjutnya responden mengambil nafas dari hidung, buang nafas dari mulut secara perlahan dan diikuti dengan kata dan kalimat menenangkan.
  6. Mengulangi terapi ini selama 10-15 menit.
  7. Kemudian membuka mata secara perlahan dan masih dalam keadaan rileks.

(Agustiva, Hudiyawati, & Purnama, 2020)

Dalam melakukan penerapan teknik relaksasi benson peneliti melakukan tahap-tahapan asuhan keperawatan berupa pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan serta evaluasi keperawatan.

Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat kecemasan menggunakan kuesioner zung self rating anxiety scale. Saat melakukan pengkajian pasien pasien didapatkan hasil bahwa pasien mengalami tingkat kecemasan sedang. Penerapan implementasi keperawatan terapi relaksasi benson dilakukan selama 3 hari berturut-turut. 

Pada hari ketiga peneliti melakukan evaluasi kembali mengenai tingkat kesemasan pasien dengan menggunakan zung self rating anxiety scale dan mendapatkan hasil bahwa tingkat kecemasan pasien mengalami penurunan menjadi ringan. (Dok/EAF)

DAFTAR REFERENSI

Agustiva, N., Hudiyawati, D., & Purnama, A. P. (2020). Pengaruh Efektifitas Relaksasi Benson Terhadap Kecemasan Pada Pasien Yang Mengalami Hemodialisa. Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 62–68. Retrieved from https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/11914/Call For Paper NEW-67-73.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Di akses 13 April 2020.

Arganata, H. (2018). Pengaruh dzikir nafas terhadap tingkat stress pada pasien tuberkulosis paru di puskesmas kalikedinding surabaya. Universitas Airlangga.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Info datin. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Safitri, Y., Erlinawati, & Apriyanti, F. (2018). Perbandingan relaksasi benson dan relaksasi kesadaran indera terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker serviks di RSUD Bangkinang Tahun 2018. Jurnal Ners, 2(23), 18–28. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners/article/view/185/151. Di akses 17 April 2020.

Sumarsih, T., Wahyuningsih, T., & Sawiji. (2019). Pengaruh Relaksasi Spiritual terhadap Perubahan Tingkat Ansietas dan Stres Pasien Tuberkulosis Paru di RS PKU Muhammadiyah Sruweng. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong, 645–653. http://repository.urecol.org/ index.php/proceeding/article/download/703/686/. Di akses 13 April 2020.

World Health Organization. (2018). World leaders commit tuberculosis. World Health Organization. https://www.who.int/health-topics /tuberculosis#tab=tab_1. Di akses 17 April 2020.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *