Askep  

Askep Sistem Kardiovaskuler : Gagal Jantung (Congestive Heart Failure [CHF])

Foto : Sistem kardiovaskuler/ Dok. Freepik.com

Pengertian

Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik yang mana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri – ciri yang penting dari definisi ini adalah definisi gagal relative terhadap kebutuhan metabolic tubuh sedangkan penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Gagal jantung diartikan sebagai ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen sehingga metabolism mengalami penurunan (Bachrudin & Najib, 2016). Gagal jantung kongestif adalah keadaan yang mana terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme
kompensatoriknya. Gagal jantung kongestif perlu dibedakan dengan istilah gagal sirkulasi, yang menunjukkan ketidakmampuan dari system kardiovaskular untuk melakukan perfusi jaringan dengan memadai (Irwan, 2018).

Penyebab

Pada CHF, jantung tidak mampu memompa darah dalam jumlah cukup untuk menjaga lancarnya sirkulasi. Akibatnya terjadi penumpukan darah dan tekanan ekstra dapat menyebabkan akumulasi cairan ke dalam paru-paru. Gagal jantung terutama berkaitan dengan masalah-masalah pemompaan otot jantung di bilik jantung, yang mungkin disebabkan oleh penyakit-penyakit seperti in farktus otot jantung (serangan jantung), endocarditis (infeksi pada jantung), hipertensi (tekanan darah tinggi), atau valvular insufficiency.

Jika penyakit memengaruhi jantung sebelah kiri, darah akan kembali ke paru-paru. Jika penyakit memengaruhi jantung sebelah kanan, sirkulasi sistemik dapat kelebihan beban. Ketika gagal jantung menjadi signifikan, sistem sirkulasi keseluruhan dapat terpengaruh.

Tanda – Tanda & Gejala

  1. Suara jantung ekstra (suara jantung normal dijelaskan di awal):
    • S3: Suara lembut disebabkan oleh vibrasi dinding bilik jantung karena pengisian yang cepat. Ini terdengar setelah S2 jantung terdengar. Terdengar pada puncak bilik jantung kiri, ruang rongga ke empat sepanjang garis mid-clavicular. Terdengar baik jika pasien berbaring miring ke kiri. Biasanya mengindikasikan gagal jantung
    • S4: Vibrasi katup dan dinding bilik jantung selama fase kedua pengisian bilik jantung ketika serambi jantung kontraksi. Terdengar sebelum S1, di lokasi yang sama dengan S3, biasanya karena “stiff heart.”
    • Mendesis: Suara pergolakan disebabkan oleh aliran darah. Terdengar di manapun di sekitar jantung.
  2. Gagal jantung kongestif
  3. Lelah
  4. Syncope (pingsan)
  5. Sakit dada

Prognosis

Medikasi dapat membantu jantung memompa lebih efisien. Beberapa medikasi digunakan untuk manajemen sakit; lainnya digunakan untuk mengontrol gejala. Memonitor diet sodium dan cairan dapat pula membantu mengontrol gejala.

Gagal jantung adalah komplikasi utama penyakit jantung, disebabkan abnormalitas fungsi pemompaan. Jantung tidak mampu membawa darah secara efektif untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Masalah-masalah yang ditimbulkan mencakup disfungsi akut bilik jantung kiri biasanya karena aritmia dan infarktus otot jantung, dan kegagalan kronis karena kelebihan cairan, biasanya pada penyakit jantung valvular. Gagal jantung membahayakan hal-hal berikut:

  • Kontraktilitas otot
  • Denyut jantung
  • Ventricular preload
  • Ventricular afterload

sekalipun kebanyakan jantung dapat menoleransi beberapa perubahan di atas, beberapa penyakit jantung yang sudah berlangsung lama tidak dapat melakukannya; akibatnya adalah gagal jantung. Hasil tindakan pada penyakit awal biasanya baik. Prognosis jangka panjang dapat bervariasi, bergantung pada keparahan penyakit dan kondisi-kondisi terkait.

Tanda & Gejala

  1. Awal:
    • Basilar rales karena kelebihan cairan
    • Nocturia
    • Exertional dyspneu
      Lelah
    • Positive hepatojuglar reflux karena kongesti lever
    • Suara jantung S3
  2. Pertengahan:
    • Batuk
    • Orthopnea
    • Tidak nyaman di abdomen kanan atas karena hepatomegaly
    • Cardiac rales
    • Edema
    • Cardiomegaly
  3. Akhir:
    • Anasarca-edema umum karena fungsi pompa tidak efektif
    • Dahak berbusa atau merah muda karena permeabilitas kapiler

Interptetasi Hasil Tes

  • B-type natriuretic peptide-CHF naik; terjadi ketika ventrikel me lebar.
  • EKG mungkin menunjukkan tanda-tanda ischemia (T-wave inversion), takikardia, atau ekstrasistol (ekstra denyut).
  • CBC mungkin menunjukkan anemia Hgb kurang dari 12 pada perempuan, kurang dari 14 pada laki-laki; HCT; kurang dari 3 kali Hgb.
  • Chemistry mungkin menunjukkan masalah-masalah ginjal, gangguan elektrolit.
  • Sinar x dada.
  • Gagal jantung bagian kiri paru-paru :.
    • Kongesti paru-paru karena akumulasi cairan dalam
    • Bilik jantung kiri membesar (LVH) karena bertambahnya tekanan pada jantung untuk memompa darah.
  • Gagal jantung bagian kanan paru-paru :
    • Kongesti paru-paru karena akumulasi cairan dalam
    • Akumulasi cairan di dalam rongga pleura (efusi pleura).
    • Pembesaran jantung (cardiomegaly) karena bertambahnya tekanan pada jantung untuk memompa darah.

Baca Juga : Askep Sistem Kardiovaskuler : Cardiac Tamponade

    Tindakan

    Tindakan ditujukan pada penyakit pokok, yakni ischemia, kelainan katup, aritmia. Volume pengeluaran dengan diuretik, oksigen tambahan, penggunaan medikasi untuk mengurangi beban kerja otot jantung, peripheral vascular resistance (afterload), dan venous kembali ke jantung (preload) semua dapat dipakai. Diet yang sembrono mungkin merupakan faktor yang berperan, yakni terlalu banyak garam, terlalu banyak kalori.

    • Memberikan diuretik untuk mengendalikan gejala di mana pasien tidak nyaman karena berkurangnya volume darah.
      • Furosemide, bumetanide, metolazone, hydrochlorothiazide, spironolactone-waspadai ketidakseimbangan elektrolit-medikasi ini bisa mengubah K+ level.
    • Memberikan inhibitor ACE untuk mengurangi afterload.
      • Captopril, enalapril, lisinopril.
    • Memberikan beta blocker, yang membantu menaikkan penyemburan cairan, dan mengurangi ukuran ventrikular.
    • Memberikan inotrope untuk memperkuat kontraktilitas otot jantung:
      • Digoxin.
    • Memberikan vasodilator untuk mengurangi preload, relieve dyspnea.
      • Nitroprusside, salep nitroglycerin.
    • Memberikan antikoagulan pada pasien dengan gagal jantung parah, karena mereka memiliki kemungkinan trombus dan emboli; mereka dengan fibrilasi atrial bersamaan mungkin juga membutuhkan antikoagulan.
    • Mengurangi cairan jika kelebihan cairan merupakan faktor penyebab pada CHF.
    • Posisi high Fowler untuk memudahkan bernapas dan meningkatkan ekskursi diafragma.
    • Oksigen tambahan untuk memenuhi bertambahnya kebutuhan otot jantung.
    • Diet rendah sodium untuk mencegah bertambahnya retensi cairan.

    Diagnosa Keperawatan

    • Gangguan pertukaran gas
    • Penurunan curah jantung
    • Kelebihan volume cairan

    Intervensi Keperawatan

    • Monitor tanda-tanda vital dan cari adanya perubahan:
    • Mencatat asupan dan pengeluaran cairan menimbang berat badan setiap hari untuk mengetahui kelebihan cairan.
    • Posisi pasien pada posisi semi-Fowler untuk memudahkan bernapas.
    • Memberikan oksigen jika diperlukan karena membantu mengurangi beban kerja jantung.
      Memberitahu pasien:
    • Makan makanan rendah sodium untuk menghindari retensi cairan.
      (Untuk pasien ini, tidak ada hal-hal seperti peniadaan “rendah garam”.)
    • Naikkan kaki ketika duduk untuk mengurangi dependent edema.
    • Panggil dokter, perawat, atau asisten dokter jika mengalami retensi cairan, seperti berat badan naik dalam beberapa ons dalam 1 sampai 2 hari.

    Daftar Pustaka :

    • DiGiulio, Mary dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha Publishing. (Diterjemahkan oleh Dwi Prabantini).
    Exit mobile version