Askep  

ASKEP: Menyusui Efektif (D.0028)

Ket : Askep Menyusui Efektif (Dok./Ist)

MediaPerawat.id – Diagnosis keperawatan menyusui efektif dapat didefinisikan sebagai kegiatan pemberian ASI secara langsung dari payudara kepada bayi dan anak yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi. Dilansir dari laman Ditjen Yankes (2022), dipaparkan bahwa teknik perlekatan yang benar saat menyusui dikenal dengan rumus AMUBIDA, yaitu:

Ket : Ilustrasi areola dan posisi mulut bay (Dok./static.cdntap.com)

  1. A (areola)
    Ditandai bagian gelap area sekitar puting dimana sangat penting bagi Bunda untuk memastikan bahwa sebagian besar Areola bagian bawah masuk ke mulut bayi.
  2. Mu (mulut terbuka lebar)
    Saat puting dan Areola masuk kedalam mulut bayi, Bunda harus memastikan mulutnya terbuka lebar (tidak mengatup atau merapatkan) sebagai stimulasi dan sinyal kesiapan untuk menyusui.
  3. Bi (bibir harus ‘dower’)
    Ketika bayi menghisap puting Bunda, bibirnya harus terbuka ‘dower’ ke bawah yang mengakibatkan sebagian besar Areola masuk ke dalam mulut bayi.
  4. Da (dagu menempel ke payudara)
    Bunda perlu memastikan dagu bayi menempel ke payudara sehingga posisi ini akan memberikan sudut yang tepat agar hidung bayi tidak tertutup.

Berikut beberapa catatan yang dapat dipelajari terkait perlekatan :

Ket: Posisi menyusui, diambil dari e-Book “Seri Panduan Praktis Keluarga Menyusui: Panduan Menyusui dan Mengenalkan Botol”

Lalu, berikut beberapa tips mengevaluasi kesiapan menyusui dari bayi :

Ket: Mengkaji kesiapan menyusui buah hati, diambil dari e-Book “Seri Panduan Praktis Keluarga Menyusui: Panduan Menyusui dan Mengenalkan Botol”

Baca Juga : Ibu Menyusui dan Gizi yang Diperlukan

Beberapa saran bagi Ibu dalam memilih posisi menyusui :

Ket : Peralihan posisi menyusui, diambil dari e-Book “Seri Panduan Praktis Keluarga Menyusui: Panduan Menyusui dan Mengenalkan Botol”

Langkah melepas perlekatan bayi dengan baik,

Ket : Melepas mulut bayi setelah menyusui, diambil dari e-Book “Seri Panduan Praktis Keluarga Menyusui: Panduan Menyusui dan Mengenalkan Botol”

Perlekatan (latch-on) yang efektif perlu dioptimalkan demi tercapainya keterampilan menyusui yang baik. Edukasi dan pengukuran latch (perlekatan) oleh tenaga medis mampu mengurangi kejadian puting Ibu lecet yang berdampak pada kurangnya jumlah ASI untuk bayi (daya hisap tidak optimal), sehingga Ibu perlu memahami ciri perlekatan baik ditandai puting bergesekan dengan langit-langit bayi yang keras dan menghasilkan suara menelan yang kuat (Nurhidayah, 2023). Ibu yang nyaman selama fase menyusui dapat meningkatkan kesejahteraan psikososial sehingga produksi ASI menjadi lancar, khususnya perhatian spesifik bagi Ibu postpartum.

Baca Juga : Mengenal Konsep KB (Keluarga Berencana) dalam Keperawatan

Rencana Asuhan Keperawatan
Menyusui efektif (D.0028) dapat berhubungan dengan:

  1. Hormon oksitosin dan prolaktin adekuat
  2. Payudara membesar, alveoli mulai terisi ASI
  3. Tidak ada kelainan pada struktur payudara
  4. Puting menonjol
  5. Bayi aterm
  6. Tidak ada kelainan bentuk pada mulut bayi
  7. Rawat gabung
  8. Dukungan keluarga dan tenaga kesehatan adekuat
  9. Faktor budaya

Diagnosis ini bisa ditegakkan bila Ners memang menemukan hampir 80% dari batasan karakteristik sebagai berikut ini:

  1. Subjektif
  • Ibu merasa percaya diri selama proses menyusui
  1. Objektif
  • Bayi melekat pada payudara ibu dengan benar
  • Ibu mampu memposisikan bayi dengan benar
  • Miksi bayi lebih dari 8 kali dalam 24 jam
  • Berat badan bayi meningkat
  • ASI menetes/memancar
  • Suplai ASI adekuat
  • Puting tidak lecet setelah minggu kedua

Outcome yang ditargetkan yakni Status Menyusui Membaik (L.03029) yang bisa ditetapkan dengan satuan dalam 1x … jam atau … x 24 jam, disepakati dengan kriteria hasil:

  1. Perlekatan bayi pada payudara ibu meningkat
  2. Kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar meningkat
  3. Miksi bayi lebih dari 8 kali/24 jam meningkat
  4. Berat badan bayi meningkat
  5. Tetesan/pancaran ASI meningkat
  6. Suplai ASI adekuat meningkat
  7. Puting tidak lecet setelah 2 minggu melahirkan meningkat
  8. Kepercayaan diri ibu meningkat
  9. Lecet pada puting menurun
  10. Kelelahan maternal menurun
  11. Kecemasan maternal menurun

Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan pasien, terdiri dari:

A. Konseling Laktasi (I.03093)
Ners dapat melakukan intervensi ini untuk membimbing cara menyusui yang tepat sebagai upaya pemenuhan nutrisi bayi, terdiri dari:

1. Observasi

  • Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan konseling menyusui
  • Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui
  • Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses menyusui

2. Terapeutik

  • Gunakan Teknik mendengarkan aktif (mis: duduk sama tinggi, dengarkan permasalahan ibu)
  • Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar

3. Edukasi

  • Ajarkan Teknik menyusui yang tepat sesuai kebutuhan ibu.

4. Kolaborasi

  • Lain – lain …

B. Promosi ASI Eksklusif (I.03135)
Ners dapat melakukan intervensi ini untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam memberikan ASI secara eksklusif (0 – 6 bulan), seperti:

1. Observasi

  • Identifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu pada antenatal, intranatal, dan postnatal

2. Terapeutik

  • Fasilitasi ibu melakukan IMD (inisiasi menyusu dini)
  • Fasilitasi ibu untuk rawat gabung atau rooming in
  • Gunakan sendok dan cangkir jika bayi belum bisa menyusu
  • Dukung ibu menyusui dengan mendampingi ibu selama kegiatan menyusui berlangsung
  • Diskusikan dengan keluarga tentang ASI eksklusif
  • Siapkan kelas menyusui pada masa prenatal minimal 2 kali dan periode postpartum minimal 3 kali

3. Edukasi

  • Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
  • Jelaskan pentingnya menyusui di malam hari untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi ASI
  • Jelaskan tanda-tanda bayi cukup ASI (mis: berat badan meningkat, BAK lebih dari 10 kali/hari, warna urine tidak pekat)
  • Jelaskan manfaat rawat gabung (rooming in)
  • Anjurkan ibu menyusui sesegera mungkin setelah melahirkan
  • Anjurkan ibu memberikan nutrisi kepada bayi hanya dengan ASI
  • Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin setelah lahir sesuai kebutuhan bayi
  • Anjurkan ibu menjaga produksi ASI dengan memerah, walaupun kondisi ibu atau bayi terpisah

4. Kolaborasi

  • Lain-lain …

C. Promosi Laktasi (I.03138)
Ners dapat melakukan intervensi ini untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif dan dilanjutkan hingga 2 (dua) tahun, seperti:

1. Observasi

  • Identifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu, dan bayi

2. Terapeutik

  • Fasilitasi ibu saat melakukan IMD (inisiasi menyusu dini)
  • Fasilitasi ibu untuk rawat gabung atau rooming in
  • Gunakan sendok dan cangkir jika bayi belum bisa menyusu
  • Damping ibu selama kegiatan menyusui berlangsung

3. Edukasi

  • Jelaskan pentingnya menyusui sampai 2 tahun
  • Jelaskan manfaat rawat gabung (rooming in)
  • Anjurkan ibu menyusui minimal 2 kali selama hamil, dan setelah melahirkan 3-4 kali
  • Adakan kelas edukasi tentang manfaat dan posisi menyusui pada masa prenatal dan periode post partum
  • Anjurkan ibu menjaga produksi ASI dengan memerah ASI
  • Anjurkan ibu untuk memberikan nutrisi kepada bayi hanya dengan ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun
  • Anjurkan ibu memberikan makanan pendamping ASI setelah 6 bulan
  • Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin segera setelah lahir sesuai kebutuhan bayi

4. Kolaborasi

  • Lain-lain …

Referensi
– Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Teknik Menyusu yang Benar. Kementerian Kesehatan RI.
– Nurhidayah, A. (2023). Efektivitas Teknik Pemberian Asi Dengan Metode Latch Terhadap Kemampuan Menyusui Pada Ibu Postpartum. Preventif : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 14(2). https://doi.org/10.22487/preventif.v14i2.742
– PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
– PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
– PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Exit mobile version