banner 728x250
Askep  

Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan Stroke Non Hemoragic

Photo://Redaksi

MediaPerawat.id – Stroke non hemoragik atau stroke iskemik adalah hilangnya fungsi otak secara mendadak akibat gangguan suplay darah ke bagian otak (Smeltzer, 2013). Stroke non hemoragik dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Stroke non hemoragik merupakan stroke yang dapat disebabkan oleh trombus dan emboli. Stroke non hemoragik akibat trombus terjadi karena penurunan aliran darah pada tempat tertentu di otak melalui proses stenosis.

Diagnosa

Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan stroke (D.0017)

  1. Definisi : Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak
  2. Faktor risiko
    • Keabnormalan masa protrombin dan/atau masa tromboplastin parsial
    • Penurunan kinerja ventikel kiri
    • Aterosklrosis aorta
    • Diseksi arteri
    • Fibrilasi atrium
    • Tumor otak
    • Stenosis karotis
    • Miksoma atrium
    • Aneurisma serebri
    • Koagulopati (mis. anemia sel sabit)
    • Dilatasi kardiomiopati
    • Koagulasi (mis. anemia sel sabit)
    • Embolisme
    • Cedera kepala
    • Hiperkolesteronemia
    • Hipertensi
    • Endokarditis infektif
    • Katup prostetik mekanis
    • Stenosis mitral
    • Neoplasma otak
    • Infark miokard akut
    • Sindrom sick sinus
    • Penyalahgunaan zat
    • Terapi tombolitik
    • Efek samping tindakan (mis. tindakan operasi bypass)
  3. Kondisi Klinis Terkait
    • Stroke
    • Cedera kepala
    • Aterosklerotik aortik
    • Infark miokard akut
    • Diseksi arteri
    • Embolisme
    • Endokarditis infektif
    • Fibrilasi atrium
    • Hiperkolesterolemia
    • Hipertensi
    • Dilatasi kardiomiopati
    • Koagulasi intravaskular diseminata
    • Miksoma atrium
    • Neoplasma otak
    • Segmen ventrikel kiri akinetik
    • Sindrom sick sinus
    • Stenosis karotid
    • Stenosis mitral
    • Hidrosefalus
    • Infeksi otak (mis. meningitis, ensefalitis, abses serebri)

Baca juga : Asuhan Keperawatan Gangguan Penyapihan Ventilator

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dibuktikan dengan kekuatan gerak menurun (D.0054)

  1. Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri
  2. Penyebab :
    • Kerusakan integritas struktur tulang
    • Perubahan metabolisme
    • Ketidakbugaran fisik
    • Penurunan kendali otot
    • Penurunan massa otot
    • Penurunan kekuatan otot
    • Keterlambatan perkembangan
    • Kekakuan sendi
    • Kontraktur
    • Malnutrisi
    • Gangguan muskuloskeletal
    • Gangguan neuromuskular
    • Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia
    • Efek agen farmakologis
    • Program pembatasan gerak
    • Nyeri
    • Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik
    • Kecemasan
    • Gangguan kognitif
    • Keengganan melakukan pergerakan
    • Gangguan sensoripersepsi
  3. Gejala dan Tanda Mayor
    • Subjektif
      • Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
    • Objektif
      • Kekuatan otot menurun
      • Rentang gerak (ROM) menurun
  4. Gejala dan Tanda Minor
    • Subjektif
      • Nyeri saat bergerak
      • Enggan melakukan pergerakan
      • Merasa cemas saat bergerak
    • Objektif
      • Sendi kaku
      • Gerakan tidak terkoordinasi
      • Gerakan terbatas
      • Fisik lemah
  5. Kondisi Klinis Terkait
    • Stroke
    • Cedera medula spinalis
    • Trauma
    • Fraktur
    • Osteoarthirtis
    • Ostemalasia
    • Keganasan

Baca juga : Asuhan Keperawatan : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001)

Standar Luaran Keperawatan

Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan stroke (D.0017)

Perfusi Serebral (L.02014)

  • Kesadaran meningkat
  • Tekanan darah membaik
  • Meringis menurun

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dibuktikan dengan kekuatan gerak menurun (D.0054)

  • Pergerakan ekstremitas meningkat
  • Kekuatan otot meningkat
  • Rentang gerak (ROM) meningkat

Standar Intervensi Keperawatan

Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan stroke (D.0017)

Pemantauan Tekanan Intrakranial (I.06198)

Observasi:

  • Monitor peningkatan TD
  • Monitor penurunan kesadaran

Terapeutik:

  • Pertahankan posisi kepala dan leher netral
  • Atur intervensi pemantauan sesuai kondisi

Kolaboratif : Pemberian terapi sesuai dengan advis

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dibuktikan dengan kekuatan gerak menurun (D.0054)

Dukungan mobilisasi I.05173

Observasi :

  • Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
  • Identifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan
  • monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum melakukan atau memulai mobilisasi

Terapeutik

  • fasilitasi melakukan pergerakan, jika ada
  • libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan

Daftar Referensi :

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator diagnostik (1 st ed). Jakarta: Dewan Pengurus Pusan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia: Definisi dan tindakan keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar luaran keperawatan indonesia: Definisi dan kriteria hasil keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *