Mediaperawat.id – Risiko infeksi berarti terbukanya peluang seseorang terhadap risiko serangan agen patogen dan oportunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa, atau parasit lainnya) yang berasal dari sumber eksternal, eksogen, dan endogen. Sering kali masalah keperawatan ini lazim diangkat menjadi diagnosa keperawatan “wajib” dikarenakan faktor tindakan invasif atau sumber pajanan lainnya. Berikut data yang dapat dipertimbangkan oleh seorang perawat.
Rencana Asuhan Keperawatan untuk Masalah Risiko Infeksi (D.0142) dapat berkaitan dengan faktor risiko:
- Penyakit kronis (mis. diabetes mellitus)
- Efek prosedur invasive
- Malnutrisi
- Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
- Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer – Gangguan peristaltik – Kerusakan integritas kulit – Perubahan sekresi pH – Penurunan kerja siliaris – Paparan asap rokok – Statis cairan tubuh
- Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder – Penurunan haemoglobin – Imunosupresi -Leukopenia – Supresi respon inflamasi – Vaksinasi tidak adekuat
Outcome yang ditargetkan yakni Tingkat Infeksi yang bisa ditetapkan dengan satuan dalam 1x … jam atau …x 24 jam yang disepakati dengan kriteria hasil:
- Selera makan meningkat
- Kognitif meningkat
- Kemerahan menurun
- Vesikel menurun
- Cairan berbau busuk menurun
- Sputum berwarna hijau menurun
- Drainase purulen menurun
- Piuria menurun
- Demam menurun
- Periode malaise menurun
- Periode menggigil menurun
- Nyeri menurun
- Lethargi menurun
- Kultur darah membaik
- Kultur sputum membaik
- Kultur area luka membaik
- Kultur urine membaik
- Kultur feses membaik
- Hasil sel darah putih membaik
- Tekanan darah membaik
Baca Juga : Asuhan Keperawatan Hipervolemia D.0022
Intervensi keperawatan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan pasien yakni Manajemen Imunisasi/Vaksinasi (I.14508), terdiri dari:
- Observasi:
- Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
- Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi (mis. reaksi anafilaksis terhadap vaksin sebelumnya dan atau sakit parah dengan atau tanpa demam
- Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan
- Terapeutik:
- Berikan suntikan pada bayi di bagian paha anterolateral
- Dokumentasikan informasi vaksinasi (mis. nama produsen, tanggal kedaluwarsa)
- Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat
- Edukasi:
- Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang terjadi, jadwal, dan efek samping
- Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah (mis. Hepatitis B, BCG, difteri, tetanus, pertussis, H. influenza, polio, campak, measles, rubella)
- Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap penyakit namun saat ini tidak diwajibkan pemerintah (mis. influenza, pneumokokus)
- Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus (mis. rabies, tetanus)
- Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti mengulang jadwal imunisasi kembali
- Informasikan penyedia layanan Pekan Imunisasi Nasional yang menyediakan vaksin gratis
- Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian cairan …
- Kolaborasi pemberian produk darah …
- Lainnya: …
Selanjutnya, intervensi Pencegahan Infeksi (I.14539), terdiri dari:
- Observasi:
- Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
- Terapeutik:
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
- Edukasi:
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
- Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Referensi
- PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
- PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
- PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.