banner 728x250

Konsep Luka Bakar: Penyebab, Gejala Hingga Tindakan

Konsep Luka Bakar

Mediaperawat.id – Luka bakar adalah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh panas, bahan kimia, listrik, radiasi atau matahari. Dokter biasanya menentukan keseriusan (derajat) luka berdasarkan kedalaman luka dan jumlah kulit yang terkena. 

Kondisi ini bisa menyakitkan dan menyebabkan infeksi jika tidak diobati. Kondisi luka tingkat pertama, dan sebagian besar luka bakar tingkat dua, sembuh dengan perawatan di rumah. Sementara itu luka tingkat tiga dapat mengancam jiwa dan memerlukan perawatan medis khusus.

Penyebab Luka Bakar

Burn (luka bakar) adalah kerusakan pada jaringan kulit dan tubuh karena nyala api, panas, dingin, friksi, radiasi (kulit menggelap terbakar matahari), bahankimia, atau listrik. Luka bakar biasanya dibagi menjadi tiga kategori, bergantung padakeparahan.

1. Luka bakar tingkat satu: adalah mereka yang mempunyai luka-luka pada lapisan luar kulit yang disebut epidermis. Kulit akan jadi merah, dan menyakitkan, dengan beberapa bengkak.

2. Luka bakar tingkat dua: adalah ketika kulit luar terbakar, demikian juga lapisan berikutnya, dermis (kulit jangat). Rasa sakit yang sangat, area putih dan memerah, bengkak, melepuh, dan barangkali pengeringan (gosong) akan terlihat.

3. Luka bakar tingkat tiga: adalah luka yang terjadi pada semua lapisan kulit dan bisa melibatkan jaringan di bawahnya. Terkadang tanpa disertai rasa sakit karena kerusakan saraf pada area ini. Area akan terlihat gelap (termed eschar) dan/atau memerah. Banyak obat bisa membuat kulit lebih sensitif pada matahari, menghasilkan efek kulit gelap seperti terbakar matahari dengan sedikit paparan. Medikasi umum yang menimbulkan efek ini meliputi: amiodorone, carbamazepine, furosemide, naproxen, kontrasepsi oral, piroxicam, quinidine, quinolones, sulfonamides, sulfonulureas, tetrasiklin, dan thiazides, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: SPO Keperawatan : Triase Bencana

Prognosis

Prognosis bergantung pada keparahan luka bakar ditambah jumlah area yang terlibat. Ketika sebagian besar wajah, dada, tangan, kaki, genitalia, atau sendi mengalami luka bakar tingkat dua atau tiga, perhatian medis perlu. Luka bakar serius dapat mengakibatkan kematian.

Jika penghisapan asap terjadi, atau jika rambut rongga hidung terbakar, atau jika sejumlah soot (unsur berwarna hitam yang sebagian besar berisi partikel karbon) hadir di sekitar muka, nilai kecukupan napas dan kerusakan pada saluran pernapasan, CPR mungkin perlu untuk dimulai. Bayi dan pasien lanjut usia dengan luka bakar memerlukan perhatian medis yang cepat.

Tanda-tanda dan Gejala Luka Bakar

– Merah, tidak ada retakan di dalam kulit indikasi luka bakar tingkat 1 dengan kerusakan pada kulit luar.

– Merah gelap, dengan lepuh cairan yang jelas-indikasi luka bakar tingkat 2 karena epidermis dan dermis terbakar.

– Hitam arang atau putih kering indikasi kematian jaringan akibat luka bakar (luka bakar tingkat 3).

Interprestasi Hasil Tes

– Oksimetri denyut-sensor ditempatkan pada jari, jari kaki, atau lubang telinga untuk menilai jumlah oksigen di dalam darah untuk memastikan oksigenasi cukup.

– Tes fungsi paru-paru menunjukkan seberapa baik paru-paru bekerja. Pasien bernapas ke dalam suatu mesin, suatu spirometer, arsip yang merekam perubahan ukuran paru-paru dengan penghisapan dan pengeluaran napas dan waktu yang diperlukan untuk menjalankan tes.

– Peraturan 9. Cara pengukuran untuk menaksir total area permukaan tubuh yang terbakar: kepala, 9 persen; bagian tubuh di depan, 18 persen; bagian tubuh belakang, 18 persen; masing-masing kaki, 18 persen; masing-masing tangan, 9 persen; perineum, 1 persen.

Tindakan

Sasaran tindakan luka bakar adalah mencegah infeksi, pengurangan radang dan sakit, serta mendukung penyembuhan area. Pilihan-pilihan tindakan bergantung pada tingkat luka bakar dan jumlah area permukaan badan yang terbakar.

Luka bakar tingkat 2 yang lebih besar dari 5 sampai 10 persen area permukaan dan semua luka bakar tingkat 3 dirawat di rumah sakit, terutama di unit luka bakar. Semua luka bakar akibat listrik dan luka bakar meliputi telinga, mata, wajah, tangan, kaki, dan perineum memerlukan perawatan rumah sakit, seperti halnya luka bakar akibat bahan kimia dan luka bakar pada bayi atau orang tua.

– Periksa area manapun yang terekspos kawat listrik, jika Anda berada di sana saat kejadian.

– Gunakan air dingin untuk menurunkan temperatur area untuk luka bakar tingkat 1 atau sejumlah kecil luka bakar tingkat 2 dan untuk menghentikan rasa panas.

– Untuk luka bakar akibat bahan kimia, pastikan bahwa semua bahan kimia telah dibilas.

– Untuk luka bakar akibat listrik, cari pintu masuk dan jalan keluar luka.

– Tutup area dengan kain kasa tipis kering.

– Jika kulit rusak (luka bakar tingkat dua), gunakan salep antibiotik seperti silvadene untuk mencegah infeksi bakteri sekunder sebelum menempelkan kain kasa tipis.

– Berikan medikasi sakit (ibuprofen,tubu acetaminophen) jika dibutuhkan.

– Untuk luka bakar tingkat 3, eschar perlu untuk dikelupas (dipotong) agar jaringan baru bisa tumbuh.

– Luka sering ditutup dengan kain kasa tipis steril lembab, karena jaringan baru tumbuh paling baik di dalam lingkungan ini. Ketika kain kasa tipis kering; kain tersebut bertahan pada jaringan yang mati. Area ini dipotong secara mekanis ketika kain kasa tipis dilepas.

– Antibiotik secara oral mungkin perlu.

– Berikan pengobatan sakit (oxycodone, morfin) jika dibutuhkan, terutama sebelum mengganti pembalut luka yang mungkin menyakitkan.

– Cegah hilangnya rasa hangat karena area jaringan besar yang terpapar sebab kurangnya perlindungan kulit.

– Pelihara kadar cairan karena kehilangan cairan umum terjadi karena penguapan dan pengeringan luka.

Baca Juga: SPO Keperawatan : Pemberian Terapi Kelompok

Diagnosis Keperawatan

– Risiko kurang volume cairan

– Nyeri akut

– Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh

Intervensi Keperawatan

– Antisipasi pengobatan sakit harus membuat pasien lebih nyaman.

– Membantu cakupan gerakan untuk menghindari berkembangnya kontraktur karena sakit saat bergerak.

– Dorong kunjungan keluarga.

– Membantu aktivitas sehari-hari.

– Isolasi mungkin diperlukan untuk melindungi pasien dari bakteri, terutama jika sejumlah besar kulit tidak utuh.

– Ajarkan kepada pasien untuk mencari tanda-tanda dan gejala infeksi demam, kemerahan bertambah, peningkatan di dalam pengeringan, atau perubahan warna pengeringan.

Referensi:

  • Digiulio, Mary dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha Publishing. (Diterjemahkan oleh Dwi Prabantini).

Baca Juga: Peran dan Kepemimpinan Perawat Dalam Manajemen Bencana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *