banner 728x250

Pemberian Obat High Alert Edisi Obat Anastesi

Photo://Freepik.com

1. PROPOFOL (10MG/20mL)

Pict : Ampoule Propofol

Indikasi :

  1. Induksi dan pemeliharaan anastesi umum
  2. Sedasi penderita yang menggunakan alat bantu nafas buatan (Ventilated)
  3. Pasien yang mendapatkan perawatan intensif

Dosis Pemberian Propofol :

  1. Induksi anastesi dengan cara injeksi intravena, 1,5-2,5 mg/kg bb (lebih sedikit pada mereka yang berumur di atas 55 tahun) dengan kecepatan 20-40 mg tiap 10 detik (dosis terendah pada pasien berumur di atas 55 tahun); ANAK: di atas 3 tahun diberi 2,5 mg/kg bb yang disesuaikan dengan keperluan.
  2. Pemeliharaan, dengan infus intravena, 4-12 mg/kg bb/jam atau injeksi intravena, 25-50 mg diulang menurut respon; ANAK: di atas 3 tahun 9-15 mg/kg bb/jam.
  3. Sedasi semasa perawatan intensif (dengan napas buatan/Ventilator), dengan infus intravena, 0,3-4 mg/kg bb/jam hingga 3 hari. ANAK tidak dianjurkan untuk anak.

Monitoring selama Pemberian Propofol :

  1. Monitor fungsi jantung, tekanan darah, saturasi oksigen, gas darah arterial, asidosis metabolik, hiperkalemia, rabdomiolisis, hepatomegali, dan progresi gagal jantung dan ginjal.
  2. Monitor kadar zink pada pasien dengan defisiensi (rasa terbakar, diare, sepsis mayor) atau setelah 5 hari perawatan.

Efek Samping Propofol :

  1. Nyeri, rasa tertusuk dan terbakar di area penyuntikan Denyut jantung melambat, tidak teratur, cepat Tekanan darah meningkat atau menurun Penglihatan buram atau penglihatan ganda
  2. Pusing, kantuk berat Kulit dan bibir kebiruan
  3. Henti nafas atau sulit bernafas Gerakan tubuh terganggu Tubuh terasa lemah

Baca juga : Manajemen Obat, Cairan, Elektrolit, dan Nutrisi Pasien di Ruang ICU

2. Ketamine (500mg/10mL)

Picture : Vial Ketamine

Indikasi :

Anestesi untuk diagnostik dan prosedur pembedahan yang tidak memerlukan relaksasi otot skelet, prosedur pembedahan jangka pendek (paling sesuai), prosedur pembedahan yang lebih lama (dengan menaikkan dosis), induksi efek anestesi yang diberikan sebelum pemberian anestesi umum yang lain, melahirkan normal yang memerlukan anestesi atau pembedahan cesar, anestesi tambahan pada penggunaan anestesi lain dengan potensi lemah seperti nitrous oksida.

Dosis Pemberian Ketamine :

  1. Pemberian secara intravena: Rentang dosis awal: 1 mg/kg BB – 4,5 mg/ kg BB. Rata-rata dosis yang diperlukan untuk menghasilkan efek anestesi selama lima sampai sepuluh menit adalah 2 mg/kg BB. Induksi anestesi: 1,0 – 2,0 mg/kg BB dengan kecepatan pemberian 0,5 mg/kg BB/menit, yang diberikan dalam syringe terpisah selama 1 menit.
  2. Pemberian secara intramuskular: Dosis awal: 6,5-13 mg/kg BB. Dosis 10 mg/kg BB biasanya menghasilkan efek anestesi selama 12 sampai 25 menit pada prosedur pembedahan.
  3. Kelainan hati. Pengurangan dosis harus dipertimbangkan pada pasien dengan sirosis atau jenis gangguan hati lainnya.

Efek Samping Ketamine :

  1. Umum: halusinasi, mimpi buruk, kebingungan, agitasi, perilaku abnormal, nistagmus, hipertonia, tonik-klonik (kejang), diplopia, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, peningkatan laju pernapasan, mual, muntah, eritema,ruam seperti campak.
  2. Tidak Umum: anoreksia, ansietas, bradikardi, aritmia, hipotensi, depresi pernapasan, laringospasme, nyeri pada tempat penyuntikan, ruam pada tempat penyuntikan.
  3. Jarang: reaksi anafilaksis, delirium, disforia, insomnia, flashback (bayangan kejadian traumatis), disorientasi, obstruksi saluran napas, apnea, hipersekresi saliva, sistitis, sistitis haemoragik.
  4. Lainnya: peningkatan tekanan intra-okular.

Daftar Referensi :

RSUD Ciracas E-Book. 2022. Penggunaan Obat High Alert. Bekasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *