banner 728x250

Review Buku : Small Great Things, Fiksi Perawat Dengan Balutan Isu Sosial

Photo://Google

Jika berbicara soal buku kesehatan, sepertinya kebanyakan akan mengira kita bakalan ngobrolin soal buku kuliah yang isinya anatomi, patofisiologi dan lain – lain. Kali ini, MediaPerawat.id membawakan salah satu rekomendasi buku fiksi yang berlatar keperawatan. Wah, penasaran nggak keseruan bukunya? Yuk langsung simak reviewnya!


Small Great Things adalah #1 New York Times Best-seller karangan Jodi Picoult, penulis novel best-seller My Sister’s Keeper. Novel ini menceritakan soal Ruth Jefferson, seorang keturunan Afrika – Amerika yang bekerja sebagai perawat persalinan atau perawat kebidanan di Rumah Sakit Mercy – West Haven.
Novel ini dibagi menjadi beberapa bagian. Diantaranya babak pertama; Persalinan Dini, babak pertama; Persalinan Aktif, babak kedua; Mendorong, babak ketiga; Pasca Kelahiran. Tiga puluh halaman pertama kita sudah dibuat takjub dengan penulisan kondisi pasien yang sangat detail.


“Dia menemukanku di ruang staf ketika aku sedang mencuci tangan. “Kena kau, sekarang giliranmu,” katanya sambil menyerahkan laporan Brittany Bauer. “Dua puluh enam tahun, G1 P1, melahirkan spontan pukul 5.30 pagi tadi, tanpa jahitan. Ibunya O positif, imun rubella. Hepatitis B dan HIV negative, GBS negative. Diabetes gestasional, diet terkontrol, selain itu tidak ada masalah. Lengan kirinya masih diinfus. Epidural sudah ku lepas, tapi dia belum turun dari tempat tidur, jadi coba tanyakan apakah dia perlu buang air kecil. Pendarahannya bagus, fundus uteri setinggi pusat.”” – hal. 26.

Rupanya, Brit adalah istri dari Turk Bauer, seorang supremasi kulit putih. Konflik dimulai saat Ruth membantu proses pasca – melahirkan Brit dan bayinya, Davis. Saat sudah selesai melakukan pemeriksaan dan sedang memposisikan Davis untuk menyusu, Turk menyuruh Ruth untuk menjauh dari bayinya dan segera berbicara pada atasan Ruth.

Akhirnya Turk meminta kepada atasan Ruth, Marie agar tidak ada perawat kulit hitam yang menyentuh bayinya. Hal tersebut sebenarnya sudah dibantah oleh Marie karena Ruth merupakan salah satu perawat kebidanan terbaik disana yang berpengalaman selama 20 tahun.

Dua puluh menit setelah Davis Bauer disunat, Ruth melewati ruangan Davis dan melihatnya berhenti bernapas. Melihat kulitnya mulai kebiruan, Ruth menekan stetoskop ke jantungnya, mengetuk – ngetuk tumitnya, membuka selimut yang membungkusnya. Karena biasanya bayi yang mengalami gangguan tidur akan kembali normal ketika digerakkan atau diubah posisinya.

Saat itu, perawat lulusan SUNY Plattsburgh dan Sekolah Keperawatan Yale itu baru tersadar bahwa tidak boleh ada petugas Afrika – Amerika yang menyentuh Davis. Namun tetap saja, saat Marie bersama perawat lainnya datang dan melakukan tindakan, semua sudah terlambat. Davis Bauer sudah tidak ada.

Baca juga : Nursing Humanities “Rasa Kepedulian Perawat dan Proses Penyembuhan Bagi Pasien (Caring and Healing)”


“Kesetaraan artinya semua orang sama. Tapi persamaan hak mempertimbangkan perbedaan, sehingga semua orang memiliki kesempatan untuk berhasil.” Aku menatapnya. “Yang pertama terdengar adil.

Kesetaraan adalah memberikan lembar tes cetak kepada dua orang anak. Tapi jika salah satu anak itu tuna netra dan satu lagi bisa melihat, perlakuan itu tidak tepat. Kau harus memberikan tes Braille kepada yang tuna netra dan lembar tes cetak untuk yang satunya lagi.” – hal. 549-550


Karena kejadian itu, Ruth dituduh balas dendam dan kasus tersebut dibawa ke pengadilan. Selama proses ini Ruth ditemani oleh seorang pengacara bernama Kennedy.


#Yang unik dari buku ini adalah sudut pandang yang berubah – ubah. Setiap bab nya, pembaca akan dibawa menyusuri hari – hari dan masa lalu dari tokoh – tokoh. Yaitu Ruth, Turk serta Kennedy.
Jodi Picoult juga menggambarkan tempat kejadian secara jelas, seperti kondisi rumah sakit, pengadilan hingga tempat kerja Ruth setelah ijinnya sebagai perawat dicabut. Bahkan penulis juga menjelaskan bagaimana Kennedy mencari tahu dan membaca mengenai berkas – berkas medis untuk mempelajari kasus Ruth dan menyelamatkannya di pengadilan.


Buku ini membahas mengenai kemanusiaan, kesehatan, kesetaraan dan ras. Menurut penulis, rasisme adalah yang berbeda karena merupakan sesuatu yang menggetarkan dan sulit untuk dibicarakan, sehingga seringkali tidak dibicarakan. Namun Jodi Picoult berhasil membawakan buku ini dengan tetap membuat pembacanya nyaman selama membaca.


Pada catatan penulis, dijelaskan bahwa dia mulai merajut cerita ini setelah membaca berita tentang seorang perawat Afrika – Amerika di Flint, Michigan. Perawat tersebut mengalami kejadian yang hampir sama dengan yang dialami Ruth.


Yang menarik dari buku ini terletak dari penggambaran tokoh, perkataan dan kebiasaan yang sangat rinci. Mulai dari alasan dan cara berbicara Pro Kulit Putih sampai semua tindakan yang perawat lakukan. Ya, buku ini seperti pendengar dari kisah – kisah yang sebenarnya memang terjadi.
Novel setebal 602 halaman ini diterbitkan oleh Penerbit Bhuana Ilmu Populer (versi Bahasa Indonesia) dan Penguin Random House (versi Bahasa Inggris).


“Laboratorium di Connecticut tutup tiap hari Sabtu dan Minggu. Jika sampel screaning dikirim dari rumah sakit setelah, katakanlah, Jumat siang, baru akan sampai di laboratorium setelah akhir pekan.” Ivan menatapku. “Yang artinya jika anak ini terlahir hari Senin, dia punya lebih banyak peluang untuk hidup.”” – hal. 409


Small Great Thing diambil dari kutipan yang seringkali dipakai oleh Pendeta Dr. Martin Luther King, Jr.: “Jika aku tidak bisa melakukan hal – hal besar, aku bisa melakukan hal – hal kecil dengan cara yang hebat.” Dan begitulah semua tokoh di buku ini berakhir, mereka menyadari bahwa hal – hal yang mengubah hidup mereka ternyata dimulai dari hal kecil.


Disini crew MediaPerawat.id juga mendapat pelajaran bahwa mungkin hal – hal yang perawat lakukan seringkali dianggap kecil, namun sebenarnya hebat karena dapat membantu dan merubah kehidupan orang lain.


Untuk teman – teman yang tertarik pada kisah perawat yang juga menyangkut isu sosial, Small Great Things adalah buku yang tepat untuk dibabat habis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *