MediaPerawat.id – Diagnosis gangguan menelan dapat diartikan sebagai fungsi menelan abnormal akibat defisit struktur atau fungsi oral, faring, ataupun esofagus.
Rencana Asuhan Keperawatan
Gangguan Menelan (D.0063) dapat berhubungan dengan kejadian:
- Batuk sebelum menelan
- Batuk setelah makan atau minum
- Tersedak
Diagnosis ini bisa ditegakkan bila Ners memang menemukan etiologi sebagai faktor risikonya, seperti:
Gangguan serebrovaskular
Ganggguan saraf kranial
Paralisis serebral
Akalasia
Abnormalis laring
Abnormalis orofaring
Anomali jalan napas atas
Defek anatomik kongenital
Defek laring
Defek nasal
Defek rongga nasofaring
Defek trakea
Refluk gastroesofagus
Obstruksi mekanik
Prematuritas
Baca Juga : SPO Keperawatan : Pemberian Latihan Menelan
Outcome yang ditargetkan yakni Status Menelan Membaik (L.06052) yang bisa ditetapkan dengan satuan dalam 1x … jam atau … x 24 jam, disepakati dengan kriteria hasil:
- Mempertahankan makanan di mulut meningkat
- Refleks menelan meningkat
- Kemampuan mengosongkan perut meningkat
- Kemampuan mengunyah meningkat
- Usaha menelan meningkat
- Pembentukan bolus meningkat
- Frekuensi tersedak menurun
- Batuk menurun
- Muntah menurun
- Refluks lambung menurun
- Gelisah menurun
- Regurgitasi menurun
- Produksi saliva membaik
- Penerimaan makanan membaik
- Kualitas suara membaik
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan pasien, terdiri dari:
A. Dukungan Perawatan Diri: Makan dan Minum (I.11351)
Ners dapat melakukan intervensi ini untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan makan dan minum kepada pasien, terdiri dari:
1. Observasi
- Identifikasi diet yang dianjurkan
- Monitor kemampuan untuk menelan
- Monitor status hidrasi pasien, jika perlu
2. Terapeutik
- Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama makan
- Atur posisi yang nyaman untuk makan/minum
- Lakukan oral Hygiene sebelum makan, jika perlu
- Letakan makanan di sisi mata yang sehat
- Sediakan sedotan untuk minum, sesuai kebutuhan
- Siapkan makanan dengan suhu yang meningkatkan nafsu makan
- Sediakan makanan dan minuman yang disukai
- Berikan bantuan saat makan/minum sesuai tingkat kemandirian, jika perlu
- Manuver menelan dengan posisi fleksi kepala ketika menelan tipe cairan
- Motivasi untuk makan diruang makan, jika tersedia
3. Edukasi
- Jelaskan posisi makanan pada pasien yang mengalami gangguan penglihatan dengan menggunakan arah jarum jam (mis. sayur di jan 12, rendang di jam 3)
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat (mis. analgesik, antiemetik), sesuai indikasi
- Kolaborasi evaluasi persentase penutupan otot leher dengan alat USG guna perbandingan kemampuan menelan air minum, agar-agar, bubur, atau nasi (dalam pemantauan), sesuai indikasi
- Kolaborasi latihan dengan alat NMES pada area leher, sesuai indikasi
- Lain-lain …
Baca Juga : Asuhan Keperawatan Risiko Aspirasi (D.0006)
B. Pencegahan Aspirasi (I.01018)
Ners dapat melakukan intervensi ini untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko masuknya partikel makanan/cairan ke dalam paru-paru, terdiri dari:
1. Observasi
- Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah, dan kemampuan menelan
- Monitor status pernapasan
- Monitor bunyi napas, terutama setelah makan/minum
- Periksa residu gaster sebelum memberi asupan oral
- Periksa kepatenan selang nasogastric sebelum memberi asupan oral
2. Terapeutik
- Posisikan semi fowler (30 – 45 derajat) 30 menit sebelum memberi asupan oral
- Pertahankan posisi semi fowler (30 – 45 derajat) pada pasien tidak sadar
- Pertahankan kepatenan jalan napas (mis. Teknik head-tilt chin-lift, jaw thrust, in line)
- Pertahankan pengembangan balon endotracheal tube (ETT)
- Lakukan penghisapan jalan napas, jika produksi sekret meningkat
- Sediakan suction di ruangan
- Hindari memberi makan melalui selang gastrointestinal, jika residu banyak
- Berikan makanan dengan ukuran kecil dan lunak
- Berikan obat oral dalam bentuk cair
3. Edukasi
- Ajarkan makan secara perlahan
- Ajarkan strategi mencegah aspirasi
- Ajarkan Teknik mengunyah atau menelan, jika perlu
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
- Lain – lain …
Referensi
– PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
– PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
– PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.