banner 728x250

Baby Massage and SPA Peluang Usaha Bisnis Bagi Perawat

Foto : Freepik.com

MediaPerawat.id – Zaman sekarang ini, banyak sekali orang yang terjun ke dunia usaha. Berbagai macam orang dengan latar belakang pendidikan dan usia mencoba membuka peluang usaha di bidang/ranah yang mereka minati. Misalnya di bidang kuliner, orang-orang memanfaatkan aplikasi online sebagai media berwirausaha makanan. Sementara itu, di ranah kesehatan terdapat salah satu peluang usaha yang masih belum banyak diketahui yakni baby message and spa. Baby message and spa sendiri biasa dikenal sebagai perawatan dan pijat pada bayi. Saat ini, banyak usaha perawatan dan pijat namun hanya terbatas pada orang dewasa dan masih sedikit yang ditujukan untuk bayi. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai baby message dan baby spa yuk simak penjelasannya di bawah.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) Baby Massage and Spa (Solus per aqua) adalah upaya perawatan menyeluruh dengan menggunakan metode kombinasi antara pijat dan terapi air yang dilakukan secara terpadu untuk menyeimbangkan tubuh, pikiran dan perasaan pada bayi. Tujuan dari terapi ini adalah memberikan rangsangan berupa sentuhan dan stimulasi sehingga tercapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Banyak sekali manfaat yang akan didapatkan dari baby massage and spa ini, diantaranya sebagai berikut:

  • Mengoptimalkan pertumbuhan fisik bayi seperti berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala
  • Meningkatkan nafsu makan sehingga dapat meningkatkan berat badan bayi
  • Melancarkan peradaran darah
  • Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
  • Meningkatkan konsentrasi bayi
  • Membuat bayi dapat tertidur lelap

Berbeda dengan bisnis message and spa pada orang dewasa, bisnis baby massage and spa memiliki target pasar dengan cakupan usia yang lebih spesifik. Bisnis ini paling tepat dilakukan pada bayi usia 3-6 bulan. Hal ini karena setelah usia 3 bulan, neck kontrol sudah baik sehingga kepala bayi dapat tegak. Pada usia rersebut juga reflek akuatik atau kemampuan menarik nafas sebelum menyentuh air pada bayi belum menghilang, bayi juga memiliki naluri mengapung dan menyelam yang dapat mencegahnya menelan air saat berada di dalam air. Oleh karena itu, perlu diperhatikan kembali usia bayi yang akan diterapi karena berkaitan dengan keoptimalan hasil dari terapi yang diinginkan.

Baca Juga : Pentingnya Wirausaha dalam Keperawatan yang Bisa Kamu Lakukan

Dalam menjalankan suatu bisnis, maka diperlukan adanya kerja sama antar dua (atau lebih) pihak agar bisnis yang dijalankan dapat berkembang dan mencapai tujuan yang diinginkan dengan cepat. Kemitraan merupakan salah satu strategi keberhasilan suatu bisnis. Berikut merupakan beberapa langkah untuk menggalang kemitraan agar jalinan kerja sama tersebut berlangsung secara efektif dan berkelanjutan

1. Menentukan Gagasan Kemitraan

Langkah pertama dalam menggalang mitra yaitu menentukan gagasan kemitraan. Artinya perlu ditentukan program yang memerlukan kontribusi secara positif dari satu atau beberapa pihak guna mempercepat pencapaian target program tersebut. 

2. Identifikasi Calon Mitra Potensial

Langkah ini bertujuan untuk mengenali dan menetapkan pihak-pihak yang sesuai dan dapat diajak bermitra dalam rangka melaksanakan gagasan kemitraan. Keluaran dari langkah ini adalah daftar pihak-pihak yang akan diajak bermitra. Untuk itu perlu ada inisiator untuk melakukan identifikasi calon mitra tersebut.

3. Merumuskan Tujuan dan Peran Mitra

Setelah diperoleh sejumlah calon mitra dan juga telah diketahui latar belakang mitra tersebut (bidang garapan, visi, misi, kegiatan), maka langkah selanjutnya yaitu merumuskan tujuan kemitraan (tujuan umum) dan peran atau kontribusi yang diharapkan dari para mitra. Peran mitra kelak akan menjadi acuan dalam merumuskan tujuan khusus kemitraan.

4. Menyiapkan Diri

Setiap keinginan atau inisiasi untuk menggalang kemitraan perlu melakukan persiapan diri melalui konsolidasi internal. Persiapan tersebut tentunya mengacu kepada landasan kemitraan dengan tujuan agar pihak yang berinisiatif dapat mengembangkan komunikasi dua arah, dapat memahami masalah atau hambatan yang timbul, memiliki rencana kerja yang sistematis, mempunyai tim dan koordinasi, tidak merasa superior, siap menerima saran, fleksibel, mudah dihubungi, mempunyai kemampuan mengerahkan sumber daya, memahami cara-cara bermitra yang baik, dapat membina kekompakan dan kesamaan konsep.

5. Membangun Kesepakatan Kerja Sama Kemitraan

Tujuan langkah ini adalah adanya kesepakatan dan ikatan antara pihak yang berinisiatif dengan pihak-pihak yang diajak bermitra, untuk sama-sama mendukung pelaksanaan gagasan kemitraan. Kesepakatan kerja sama dapat dibuat dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman atau Surat Keputusan Bupati/Walikota/ Camat.

6. Merumuskan Rencana Kerja Kemitraan

Mengacu pada kesepakatan bersama yang tertuang dalam Memorandum of Understanding atau Nota Kesepahaman atau Surat Keputusan Bupati/Walikota/Camat, maka kegiatan selanjutnya adalah menyusun program kerja dan rencana aksi, meliputi tujuan, kegiatan masing-masing mitra, waktu serta peran anggota jejaring kemitraan. Di samping itu, perlu juga menetapkan serta menyepakati mekanisme kerja jejaring kemitraan yang sudah mulai terbangun.

7. Melaksanakan Kerja Sama

Salah satu kunci keberhasilan kemitraan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan adalah “keterpaduan”. Sehubungan dengan itu, dalam melaksanakan upaya kesehatan tersebut, harus berdasarkan pada rencana aksi dan kesepakatan yang telah dibuat serta menerapkan prinsip keterpaduan.

8. Pemantauan dan Penilaian Kegiatan Kemitraan

Pemantauan dan evaluasi kegiatan kemitraan dapat memperhatikan indikator keberhasilan kemitraan secara kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan kemitraan yang telah ditetapkan. Indikator keberhasilan perlu memperhatikan:

  • Indikator masukan (input) : jumlah mitra yang bergabung dalam kemitraan.
  • Indikator proses (process) : kontribusi mitra, frekuensi pertemuan, jumlah kegiatan dan keberlangsungan.
  • Indikator luaran (output) : adanya produk atau hasil dari kemitraan, termasuk adanya percepatan pencapaian target program.

Sumber Referensi

Asih, Y., dan I Gusti Ayu Mirah WS. 2019. Optimalisasi Pertumbuhan Bayi dengan Baby Massage and Spa. Jurnal Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang, 10 (2) pp. 276-283.

Kementerian Kesehatan RI. 2019. “Panduan Menggalang Kemitraan di Bidang Kesehatan. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat” Kementrian Kesehatan RI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *