Kategori : Fisiologis, Subkategori : Respirasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)
Definisi
Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.
Penyebab
Fisiologis:
- Spasme jalan napas
- Hipersekresi jalan napas
- Disfungsi neuromuskler
- Benda asing dalam jalan napas
- Adanya jalan napas buatan
- Sekresi yang tertahan
- Hiperplasia dinding jalan napas
- Proses infeksi
- Respon alegri
- Efek agen farmakologis (mis. Anastesi)
Situasional:
- Merokok aktif
- Merokok pasif
- Terpajan polutan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif:
(Tidak tersedia)
Objektif:
- Batuk tidak efektif
- Tidak mampu batuk
- Sputum berlebih
- Mengi, wheezing dan/atau ronkhi kering
- Mekonium di jalan napas (pada neonatus)
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif:
- Dispnea
- Sulit bicara
- Ortopnea
Objektif:
- Gelisah
- Sianosis
- Bunyi napas menurun
- Frekuensi napas berubah
- Pola napas berubah
Kondisi Klinis Terkait
- Gullian barre syndrome
- Sklerosis multipel
- Myasthenia gravis
- Prosedur diagnostik (mis. Bronskoskopi, Transesophageal echocardiography)
- Depresi sistem saraf pusat
- Cedera kepala
- Stroke
- Kuadriplegia
- Sindrom aspirasi mekonium
- Infeksi saluran napas
Baca Juga : Asuhan Keperawatan Gangguan Ventilasi Spontan [D.0004]
LUARAN KEPERAWATAN (SLKI)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …….., maka diharapkan bersihan jalan napas tidak efektif dapat kembali normal, dengan kriteria hasil:
Kriteria Hasil :
Menurun | Cukup Menurun | Sedang | Cukup Meningkat | Meningkat | |
Batuk Efektif | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Meningkat | Cukup Meningkat | Sedang | Cukup Menurun | Menurun | |
Produksi Sputum | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Mengi | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Whezing | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Mekonium | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Dispnea | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Ortopnea | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Sulit bicara | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Sianosis | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Gelisan | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Memburuk | Cukup Memburuk | Sedang | Cukup Membaik | Membaik | |
Frekuensi napas | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Pola napas | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI)
Latihan Batuk Efektif (I.01006)
Observasi:
- Identifikasi kemampua batuk
- Monitor adanya retensi sputum
- Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
- Monitor input danoutput cairan (mis. Jumlah dan karakteristik)
Terapeutik:
- Atur posisi semi-fowler atau fowler
- Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
- Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
- Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir muncucu (dibulatkan) selama 8 detik
- Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ketiga
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu
Manajemen Jalan Napas (I.01011)
Observasi:
- Monitor pola napas ( frekuensi, kedalaman, usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
- Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik:
- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
- Posisikan semi-fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Pemantauan Respirasi (I.01014)
Observasi:
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheynes-stokes, biot, ataksik)
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitot adanya produksi sputum
- Montor adanya sumbatan jalan napas
- Palpasi kesimetrisan ekpansi paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Moniotr nilai AGD
- Moniotr hasil X ray thoraks
Terapeutik:
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauanInfomasikan hasil pemantauan, jika perlu